Mohon tunggu...
fetria saman
fetria saman Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dan belajar menulis

I'll tell u later

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengubah Perilaku, Meningkatkan Kesejahteraan

28 April 2017   15:48 Diperbarui: 28 April 2017   16:05 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber: Foto Fetria
Sumber: Foto Fetria
Kemudian timbul satu masalah, produksi karet yang berlebihan ini membutuhkan sebuah gudang pengering yang dapat menampung hasil panen petani. Awalnya, petani hanya membangun sebuah saung sederhana untuk menampung hasil karetnya, namun ketika produksi semakin melimpah, petani sempat kebingungan menyimpan bokar bersih tersebut.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalteng, menganalisis permasalahan ini sebagai salah satu kendala dalam perekonomian masyarakat yang sejahtera. Sebagai salah satu komoditi unggulan di Kalteng, karet, apalagi bokar bersih merupakan suatu kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.  Dengan mempertimbangkan manfaat wadah pengering sementara untuk bokar inilah, KPw BI Prov.Kalteng membangun Rumah Bokar yang diberikan kepada kelompok petani karet yang produktif dan berkomitmen untuk menghasilkan bokar bersih yang berkualitas. Karet yang diolah dengan teknik ini kini bertekstur agak keras, berwarna kecoklatan dan tidak lagi berbau busuk, sebuah wujud transformasi yang nyata sebagai bagian dari campur tangan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Perlahan namun pasti, teknik ini diadopsi dan diduplikasi oleh beberapa kabupaten di Kalteng.

Seleksi kepada kelompok karet yang dilebur kedalam KUBK (Kelompok Usaha Bersama Karet) ini melalui pemilihan ketat. Tidak semua KUBK terpilih namun Rumah Bokar ini hanya diberikan kepada KUBK yang terbukti menerapkan sistem Bokar bersih dan memenuhi kualitas pabrik serta aktif berproduksi. Pembuatan Rumah Bokar ini terus digenjot agar dapat diterapkan merata di kabupaten lainnya di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.

Sumber: Foto Fetria
Sumber: Foto Fetria
Selain untuk menjaga tingkat kekeringan yang dipersyaratkan pabrik karet, Rumah Bokar juga berfungsi sebagai gudang yang selanjutnya akan digunakan sebagai resi gudang (agunan untuk pengajuan kredit ke perbankan). Pembinaan kepada kelompok terus dilakukan untuk mengubah perilaku petani yang semula sering merendam produksi karet yang mengakibatkan penurunan terhadap harga karet, meningkatkan kualitas produksi dan menjaga kestabilan harga jual, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah.

Bantuan PSBI berupa rumah Bokar ini sudah dibangun di 5 desa yaitu Desa Buntoi, Desa Mantaren, Desa Garung, Desa Purwodadi (Pulang Pisau) dan di Kelurahan Sei Gohong, Tangkiling. Pembinaan ini mulai dari hulu seperti penanaman, perawatan, panen (sadap) sampai ke hilir pasca panen serta pemasaran. Adanya pendampingan dan pembangunan rumah bokar ini tentunya akan meningkatkan kualitas produksi karet Kalimantan Tengah. Peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah dalam meningkatkan kualitas karet ini kiranya dapat menginisiasi perubahan perilaku pengolahan karet pasca panen dan semakin meningkatkan perekonomian di Kalimantan Tengah.

Jalan Terjal Menuju Pembangunan Rumah Bokar

Mengubah perilaku paska panen petani karet merupakan salah satu bentuk outstanding execution yang dilakukan oleh Bank Indonesia. PSBI selalu bisa menjadi motor penggerak bagi Bank Indonesia untuk menyentuh masyarakat secara langsung. Manfaat PSBI berupa rumah Bokar ini merupakan salah satu terobosan yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Rumah Bokar ini tidak serta merta diberikan kepada masyarakat namun proses didalamnya lebih sarat makna. Pembangunan rumah bokar ini tidak sepenuhnya tanggungan Bank indonesia namun 30% dari pembangunannya adalah kontribusi kelompok. Bantuan kok nanggung? Mungkin itu yang dipikirkan oleh segelintir orang. Apakah Bank Indonesia kehabisan uang? Ataukan Bank Indonesia tidak ikhlas memberikan bantuan?

Sebenarnya , Bank Indonesia lebih menekankan kepada proses. Dengan memberikan kontribusinya, petani akan menjadi bagian dari bantuan tersebut sehingga terbentuklah rasa memiliki untuk menjaga, memelihara dan komitmen untuk terus berproduksi sehingga rumah bokar yang dibangun diatas keringat dan kerja keras masing-masing anggota KUBK tidak menjadi sia-sia.

Inilah yang dimaksud pujangga ternama asal Lebanon, Kahlil Gibran pada saat menulis The Pomegranate,Buah Delima. Diceritakan bahwa seorang lelaki memiliki pohon delima di kebunnya. Setiap panen dia akan meletakkan buah-buah delima didalam sebuah baki dengan tulisan,”Selamat datang, ambilah sebuah.” Namun orang-orang yang lewat didepan rumahnya tidak satupun yang mengambilnya.  Kemudian lelaki itu berpikir dan pada musim panen berikutnya dia kembali melakukan hal yang sama namun tulisan diatas bakinya kini berbunyi demikian, “Ini adalah delima terbaik, kami menjualnya 1 perak lebih mahal daripada delima lain.” Kemudian berduyun-duyunlah orang-orang membeli delima tersebut.

Sesuatu yang gratis seringkali tidak dihargai, namun jika hal tersebut melibatkan upaya sendiri tentulah hal yang diterima menjadi jauh lebih berharga. Usaha keras tidak akan mengkhianati, demikian pula pembangunan rumah bokar yang melibatkan proses dalam pembuatannya sehingga anggota kelompok terikat secara batiniah untuk terus mengembangkan usaha kelompok dalam memproduksi Bokar bersih. “Bangunnya susah Pak, sayang kalau tidak diisi,” tutur Warno, Ketua KUBK Desa Purwodadi sambil menunjukkan hasil produksi mereka yang melimpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun