Mohon tunggu...
Febrialdi  Ali
Febrialdi Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manjada wajjada

Era et labora

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Teror Masih Ada Salah Siapa di TV One

4 September 2012   17:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:55 2952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada malam ini(4-9-2012) di tv One dalam acara Indonesia Lawyer Club membahas tema Teror masih ada salah siapa,menampilkan beberapa pembicara diantaranya mantan Kapolri Dai Bactiar,Kepala Dansus 88 Tito Karnavian,yang sudah dipromosikan jadi Kapolda Papua.

Tito Karnavian berpendapat memahami gerakan teroris kita harus memahami  dan mencermati jaringan networknya. Perkembangan terakhir network dalam kasus Farhan pelaku teror Solo itu bersumber dari eks jaringan darul Islam dan membentuk kelompok kecil lagi.

Dai Bakhtiar mantan Kapolri mengatakan jangan  menghadapi teroris secara rasional,tapi kita hadapi secara irasional sesuai ide irasional mereka.Kita jangan terfukus sama Solo saja,tapi perlu mewaspadai daerah lainnya.Menurut Dai kenapa gerakan teroris ini berkembang,karena ada isu tentang ketidakadilan terhadap Islam di negara Regional seperti Thailand,Pilipina.

Pernyataan berbeda tentang teroris disampaikan oleh Mustafa Nahrawardhana pengamat teroris yang mengatakan terorris sengaja diciptakan Fakta bisa dibuat.Dia mengatakan wartawan mendapatkan berita teroris itu dari mana.sumbernya dari Polisi,siapa saksinya saksinya intel itu sendiri.Lebih jauh Mustafa mengatakan prinsipnya adalah ciptakan dulu faktanya,baru dipegang kepalanya belakangan.Mustafa juga menyorot soal teroris Aceh yang senjatanya dibeli dari mako Brimob dan juga dilatih di mako Brimob.Dia juga menyorot soal bom Mariot Jakarta,siapa yang menarok Bom di hotel itu.Tidak jelas.

Pendapat Mustafa ini dibantah oleh Kepala BNPT Ansyaad Mbai menilai pernyataan Mustafa sebagai pemgamat adalah menyesatkan dan membohongi masyarakat luas tentang teroris.Ansyaad berpendapat Mustafa ini bukanlah seorang pengamat,tapi sudah berada pada jalur tim pembela teroris.Kalau mau menjadi pembela tempatnya di pengadilan.Sedangkan Tito Karnavian meminta para pengamat untuk hadir pada sidang teroris sehingga bisa mendapatkan informasi yang akurat tentang teroris,karena informasi pada sidang adalah akurat dibandingkan mencari informasi dari sumber kedua yang tidak jelas.

A.M.Hendropriyono berpendapat orang yang mengatakan intelejen adalah tumpul, justru otaknya yang tumpul.Hendro berpendapat kita semua ini mendapatkan semua informasi ini darimana kalau bukan dari kerja orang-orang intelejen.Para eksekutor di lapangan juga mendapatkan informasi matang semua juga dari para intelejen.Hendro berpendapat kita untuk waspada dan menjaga anggota keluarga kita jangan sampai terjerumus dengan  gerakan terorirs ini.

Salah seorang wartawan yang bekas tamatan pesantren Al Mukmin Nguruki mengatakan kenapa selalu terjadi aksi teror pesantren menjadi kambing hitam,pada hal banyak juga tamatan pesantren yang berhasi dibidang lain.Tidak ada orang yang terlahir ingin menjadi teroris.Tidak ada pesantren yang mengajarkan teroris.yang menjadikan sesorang teroris adalah pada siapa dia berinterksi dan apa wadah tempat dia berinteraksi.itulah yang membedakan.

Ada juga yang tidak setuju dengan komentar Kepala BNPT Ansyaad Mboi yang terlalu menyudutkan umat Islam dengan kejadian teror dan megatakan tempat pengajian menjadi tempat teroris dan juga mengatakan pesantren tempatnya teroris.Mereka berpendapat Ansyaad lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataannya.

Salah seorang bekas teroris yang sudah insyaf Ali Fauzi yang juga punya 2 orang kakak teroris yang sudah dihukum mati mengatakan Pemerintah kurang perhatian terhadap teroris yang sudah insyaf dan menyesali perbuatannya dengan bertobat tidak mendapat pengurangan hukuman.Ini tentu saja berbeda dengan pelaku Korupsi di negara ini yang begitu mudah mendapatkan pengurangan hukuman.

Dari kesimpulan yang didapatkan dari acara ini tidak ada pihak yang disalahkan,semua menjadi tanggung jawab bersama bangsa ini dalam menghadapi bahaya teroris ini.Apalagi yang menjadi pelakunya usia muda punya semangat yang tinggi tapi masih kurang ilmunya dalam pemahaman agama.

Itulah beberapa poin yang bisa saya tanggap dari acara tv One ini,mungkin ada beberapa  poin yang tidak sempat saya tangkap dari acara ini.Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun