Mohon tunggu...
Febrialdi  Ali
Febrialdi Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manjada wajjada

Era et labora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kartu Pos dan Perangko Dalam Kenangan Sejarah

28 Maret 2012   03:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:22 4097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_168727" align="aligncenter" width="726" caption="koleksitempodoeloe.blogspot.com "][/caption] Kartu pos dan perangko adalah dua benda yang dulunya begitu akrab dan menjadi bagian dalam hidup kita sehari-hari. Siapa yang tidak kenal dengan kartu pos dan perangko,yang banyak digunakan oleh orang,apalagi kalau mau masuk Lebaran,Natal dan tahun baru,semua orang akan sibuk mencari benda ini dan menggoreskan untaian kata mutiara untuk berbagi rasa bahagia buat orang yang dihormati,disayangi,seperti atasan,bos,orang tua,kakak,adik,saudara,teman dan famili. Melalui sejarah kita ketahui perangko untuk pertama kalinya digunakan adalah di Inggris pada 6 Mei 1840.pencetusnya adalah Sir Rowland Hill.Sedangkan di Indonesia sendiri perangko digunakan untuk pertama kali adalah dalam Masa Hindia Belanda yang menguasai Indonesia tahun 1 April 1846. Perangko di negara kita dicetak oleh Perusahaan Umum Peruri. Setelah itu perangko dan kartu pos berkembang dengan pesatnya,hingga akhirnya timbul kegemaran orang untuk mengoleksi perangko.Kegiatan atau hobi mengoleksi perangko ini disebut Filateli.Sedangkan orang yang senang mengoleksi dan meneliti perangko disebut dengan Filatelis.Adapun hobi ini juga dimulai dari Inggris dan akhirnya digemari diseluruh dunia. Adapun arti kata Filateli berasal dari bahasa Yunani yaitu Philo artinya tertarik.Adapun kata Ateleia berarti dibebaskan dari pajak.Istilah Filateli digunakan pertama kali oleh seorang Perancis bernama Georges Herpin pada tahun 1864.Maknanya adalah menyenagi perangko yang sudah dibayar oleh sipengirim, sehingga sipenerima tidak perlu membayarnya lagi.Sedangkan Di Indonesia sendiri Filateli didirikan pada 29 Maret 1922 dengan nama Postzegelverzamelaars Club Batavia.Setelah beberapa kali ganti nama akhirnya terbentuklah Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI). Semasa kuliah dulu saya termasuk orang yang senang menemani turis asing untuk jadi guide tanpa bayaran,karena memang tujuan saya hanya ingin belajar bahasa Ingris langsung dari native speaker.Setelah turis itu kembali kenegaranya sering kali turis itu mengirimkan kartu pos dan perangko sebagai oleh-oleh rasa terima kasihnya.Betapa senang rasa hati ini menerima kartu pos dan perangko yang dikirimkan,apalagi kartu pos itu menarik sekali gambarnya mewakili negara masing-masing.Dengan melihat gambar itu kita mendapat gambaran seperti ini negara bersangkutan,seolah -olah kita juga turut hadir dalam gambar tersebut.Ada beberapa koleksi kartu pos dari Perancis,Ingris,Belgia,Swedia,Belanda,Jerman pernah saya miliki dulunya,tapi karena saya tidak hobi mengoleksinya benda itu raib entah kemana kini. Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi yang semakin pesat dan canggih,perlahan peranan kartu pos dan perangko yang tadinya begitu dominan dalam kehidupan kita sebagai alat untuk berkomunikasi dalam bentuk surat menyurat mulai tergeser dan  tak kuasa mempertahankan dirinya melawan hukum alam, digantikan oleh Gadget yang bernama telepon genggam atau handphone atau mobile.Apalagi sekarang ini harga benda ini sudah bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.Sehingga setiap orang dengan mudahnya bisa berkomunikasi dan mengirimkan pesan dengan cepat,dalam hitungan detik dan menit,tanpa harus menunggu berhari- hari untuk menyampaikan pesan dan balasan dalam berkomunikasi. [caption id="attachment_168725" align="aligncenter" width="512" caption="http://www.anneahira.com/perangko-kuno-indonesia.htm"][/caption] Tapi walaupun penggunan dan pemakaian kartu pos dan perangko tidak sebanyak dan sedahyat dulunya,sampai sekarang masih banyak orang yang gemar dan hobi untuk mengoleksi kartu pos dan perangko ini.Bahkan sekarang banyak dicetak perangko dalam bentuk sovenir dan diperjual belikan dengan harga yang cukup mahal.Disini Qatar Duty Free dijual bermacam-macam bentuk dan model perangko dari berbagai negara dalam jumlah tertentu.Tentunya ini selalu menarik perhatian buat para penggemar perangko. Sekarang Kartu pos dan perangko perannya sudah bergeser menjadi benda kolekter dan sovenir  yang tetap digemari oleh sebagian orang,walaupun tidak banyak masih dipakai sebagai alat untuk berkirim pesan dan berita.Selamat merayakan hari Filateli.Salam Kompasiana. Sumber berita; http://kumpulan.info/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun