goal.com
Spanyol yang diharuskan memenangkan pertandingan kedua menghadapi Cile, tampaknya tidak begitu kuat menghadapi tekanan yang hebat sebagai juara bertahan. Beban berat ini berimbas pada penampilan Spanyol yang tidak seperti biasanya. Spanyol kehilangan roh tika-tiki yang selama ini menjadi senjata andalannya. Pada akhirnya Spanyol harus menyerah pada tradisi juara bertahan piala dunia harus tersingkir lebih awal. Adalah Cile yang mengubur impian Spanyol untuk coba mempertahankan Tropi juara dunia seperti yang berhasil dilakukannya pada tropi Eropa. Cili berhasil menghempaskan Spanyol dengan angka 2-0. Spanyol belum mampu bangkit dari kekalahan telak 5-1 dari Belanda. Sementara Cile yang telah punya modal atas kemenangan 3-1 melawan Australia tampil lepas dan punya motivasi atas kekalahan telak Spanyol tersebut. Pada babak pertama, Cile langsung menekan Spanyol. Spanyol berusaha keras untuk bermain seperti biasanya dengan pola tika-tiki. Tapi di luar dugaan Cili tampil begitu ngotot dan memberikan tekanan yang hebat atas permaian Spanyol. Pada awal babak pertama saja Cili sudah hampir unggul, ketika sundulan gonzalo hampir merobek jala Casilas. Spanyol mencoba melakukan serangan lewat kreasi Xabi Alonso dan David silva dan Costa. Tapi semua serangan Spanyol berhasil dipatahkan oleh barisan pertahanan Cili. Penampilan gemilang penjaga gawang Caudio Bravo membuat semua serangan Spanyol membentur tembok tebal dan menjadi sia-sia. Bahkan pada menit ke-19 Cili mampu mencetak gol lewat Eduardo Vargas. Kesalahan Alonso membuat bola berhasil direbut oleh Alexis Sanches. Ketinggalan 1-0, penampilan Spanyol semakin gugup dan tidak terkendali. Sementara Cili tampil tambah percaya diri untuk bisa mengalahkan juara bertahan Spanyol. Pada akhir babak pertama Cili berhasil menggandakan kemenangannya setelah Charles Aránguiz berhasil memanfaatkan bola yang diblok Casilas dari tendangan bebas Alexis. 2-0 untuk keunggulan Cili. Memasuki babak kedua Spanyol mengurung pertahanan Cili dan menguasai jalan pertandingan untuk mengejar difisit dua gol, tapi semuanya berakhir gagal dan sia-sia. Sementara Cili tampil makin percaya diri dan lebih banyak bertahan sambil sekali-kali melakukan serangan balik cepat. Spanyol berusaha keras mengeluarkan semua jurus tika-tikinya. Spanyol juga mencoba memasukkan Fernando Torres yang selama ini bisa memberikan perubahan di saat-saat genting. Semua jurus sudah dikeluarkan. Tapi ilmu tika-tiki yang menjadi kebanggaan selama ini pada akhirnya harus menyerah menghadapi permainan yang efektif yang diperagakan oleh Cili. Berakhir sudah era tika-tiki di piala dunia 2014 Brasil. Menjelang berakhirnya pertandingan terlihat seorang penonton menuliskankan di secarik kertas sebuah kalimat dalam bahasa Spanyol Adios Spana, pertanda Sapanyol siap-siap untuk angkat koper lebih awal dari perkiraan. Akhirnya Adios Spana. Spanyol tak kuasa melawan tradisi juara bertahan yang harus pulang lebih awal. Runtuhlah tika-tiki Spanyol. Praktis kita tidak akan melihat lagi permainan tika-tiki pada sisa pertandingan piala dunia 2014 ini. Pemilik Tika-tiki sudah pulang lebih awal dan tidak kuasa melawan permainan efektif yang diperagakan oleh lawan-lawannya. Belanda dan Cili menjadi aktor di balik hancurnya kejayaan tika-tiki di piala dunia 2014 ini. Adios Spana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H