Mohon tunggu...
Fadilah Asmarani
Fadilah Asmarani Mohon Tunggu... -

Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kepribadian pada Kasus Penelantaran Anak

11 April 2014   20:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini baru saja kita mengetahui kasus tentang penelantaran bayi usia 1 tahun oleh pacar sang ibu. Kejadian ini dilatarbelakangi karena sang pacar tidak suka dengan anak dari sang wanita. Kasus ini terjadi saat mereka bertiga tengah jalan-jalan, tiba-tiba sang lelaki menyuruh sang wanita untuk ke Indomart untuk membeli kebutuhan sang bayi. Ketika sang ibu keluar dari Indomart dia tidak menemukan anak dan pacarnya. Kemudian sang ibu mencari dan akhirnya bertemu dengan sang pacar dengan tanpa anaknya. Sang ibu pun diancam jika terus menanyakan tentang keberadaan anaknya. Setelah 3 hari baru didapati jika anaknya ditiyipkan pada pedagang asongan oleh ssang pacar. Saat ini sang pacar tengah diinterograsi oleh pihak kepolisian.

Pada kasus ini sang lelaki menurut teori Allport tidak memiliki kepribadian yang sehat. Konsep kepribadian sehat Allport mengenai kepribadain yang matang memiliki karakteristik berupa perilaku proaktif., yaitu mereka yang mampu bertindak secara sadar dalam lingkungannya melalui pendekatan-pendekatan yang baru dan inovatif, serta mambuat lingkungan mereka memberikan respon terhadap mereka. Perilaku proaktif tidak hanya sekedar mengurangi tekanan, namun juga untuk membentuk tekanan baru.

Allport juga mengidentifikasikan kepribadian yang matang yaitu, perluasan perasaan diri, hubungan yang hangat dengan orang lain, keamanan emosional atau penerimaan diri, persepsi yang realistis. Pada kriteria kedua dikatakan bahwa pribadi yang sehat adalah memiliki hubungan yang hangat dengan orang lain. Pada kasus ini sang lelaki masih belum mampu untuk memperluas perasaan diri sehinggahubungannya dengan orang lain memiliki kerenggangan. Hal inin dibuktikan dengan ketidak terimaannya akan kehadiran sang Bayi membuatnya melakukan tindakan penelantaran anak mengakibatkan orang lain akan menjauhi dirinya karena perilakunya yang sangat tidak penyayang.

Keadaan emosi yang tidak bisa dikontrol membuat lelaki tersebut mengancam sang wanita untuk tidak menanyakan keberadaan sang bayi dan akan menyakiti sang bayi jika sang Ibu terus menanyakan perihal tentang bayinya. Selain itu penenrimaan diri yang tidak baik juga di buktikan dengan ketika dia tidak menerima dan tidak suka jika dia berpacaran dengan wanita ynag ternyta sudah memiliki seorang anak sehingga dia tidak nyaman dengan hari-harinya dan kemuadian tega menelantarkan anak sang pacar.

Yang terakhir adalah sang lelaki tidak mampu untuk menerima realita yang ada. Realita bahwa pacarnya sudah memiliki anak. Sehingga dia tega melakukan perbuatan menitipkan anak tanpa ada tanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Dan mengakibatkan dia harus berurusan dengan pihak kepolisian.

Oleh sebab itu jika kita bercermin pada kasus ini kita sebagai manusia tentunya harus berfikir yang realistis. Jangan lakukan sesuatu jika tidak sesuai dengan keadaan diri sendiri. Ketika kita tidak mampu untuk memperluasan perasaan diri, memiliki hubungan yang hangat dengan orang lain, memiliki keamanan emosional atau penerimaan diri, dan berpersepsi yang realistis maka yang terjadi adalah kenekatan diri kita untuk melakukan sesuatu diluar aturan yang ada. Salah satunya ada padakasus ini yaitu dengan menelantarkan anak bayi yang tentunya tidak berdosa dan belum mapu untuk melindungi dirinya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun