Mohon tunggu...
Dewi Maghfiroh
Dewi Maghfiroh Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mimpi adalah nyata. seorang yang suka berpetualang dalam tantangan. Jurnalis kampus.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Quraish dalam Pergulatan Tafsir Makna

30 Agustus 2012   01:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Lain halnya dengan orang yang menjawab 'saya tidak tahu', Ia sejatinya tahu namun karena masih sebatas persepsi pribadi ia perlu membuka perbincangan dengan beberapa orang yang relevan dengan pemikirannya dan akhirnya komunikasi tercipta. Dan tak hanya satu orang yang mengatakan 'oh iya' namun beberapa kepala akan mengatakan tersebut.

Jika ada orang yang meyakini bahwa ketika menabrak kucing di jalan berarti kita harus menguburnya segera itu juga, mencari pemiliknya. Suatu kecerdasan intelektual yang sangat rendah. Mengapa jika menabrak orang lantas mati terkapar di jalan dan umumnya kabur begitu saja? Apa manusia tak begitu berharga dari seekor kucing?

Mampu menahan amarah salah satu kecerdasan spiritual. Penekanan pada kata 'tahan'. Jika ada orang yang berbuat salah setidaknya ada tiga poin yang harus ditelusuri. Berpikir, mengapa orang tersebut melakukan suatu kesalahan kepada kita. Tahan, wajar atau tidak, kesalahan orang tersebut wajar atau tidak. Patut ditujukan ke orang itu atau jangan-jangan ada orang lain dibaliknya. Ada tangan-tangan di balik orang tersebut sehingga memunculkan racun. Masih tahan lagi, tepat ditempat ini atau tidak, jika kita patut untuk memarainya cocok tidak di tempat ini. Saat acara pernikahan akan dimulainya akad nikah ada kesalahan dari juru masak. Pantaskah di depan banyak orang marah-marah?

Saya pikir alur dari "berpikir-wajar atau tidak-tepat di tempat ini atau tidak" sangat cocok jika diterapkan pada pengusutan kasus korupsi di negeri ini.. Berpikir berarti mengumpulkan informasi termasuk bukti-bukti. Wajar atau tidak berarti menelusuri menginvestigasi dari berbagai sudut. Yang terakhir tepat di tempat ini atau bahkan merembet ke tempat-tempat lain. Namun tidak untuk mempraktikkan pengampunannya. Sehingga tak ada lagi hukuman berat sebelah antara mereka yang mencuri sepasang sandal jepit dengan mafia korupsi ber-MM.

Ketiga, makna suci. Suci berarti benar-baik-indah. Harus memenuhi ketiga hal tersebut. Benar belum tentu benar. Seperti kalimat "Benar ia berbuat seperti itu", sejatinya salah besar. "Seorang leadher harus melakukan tindakan dengan benar dan yang benar". Benar-dengan benar-yang benar.

Seorang yang suci setidaknya mencakup tiga hal, seniman--budiman--ilmuwan. Bermoral dan berilmu. Quraish mengatakan bahwa dulu ketika dia belajar di Universitas Al-Azhar rektornya pernah berujar bahwa ia bangga mempunyai lulusan yang bermoral daripada berilmu. Karena setiap diri manusia adalah kamar-kamar. Kamar tangan, kamar hati, kamar akal, kamar mata, kamar telinga, dll. Tak bisa ketika kita ingin bertamu langsung masuk ke kamar tidur. Begitu pula ketika kita ingin makan tak bisa di kamar mandi. Pikir saya, anehnya orang sekarang jika ingin berak masuk ke kamar tidur. Bahkan seluruh isi ruangan rumah di desain seperti toilet.

Keempat, pandai membuat istilah. Tahukah anda asal mula kata halalbihalal? Ya, orang Indonesia meyakini bahwa kata halalbihalal berasal dari bahasa arab. Dengan mencuplik satu persatu kata. Jika bertanya kepada bangsa Arab barangkali tak satu pun yang tahu apa itu halalbihalal. Celetuk Pak Quraish orang Indonesia memang pandai sekali membuat istilah, namun tak sepandai mempraktekannya.

Manusia luar biasa yang kaya akan berbagai ide-ide yang dimilikinya yang dapat saya tangkap dari sosok M. Qurasih Shihab. Desus suara dan penafsiran setiap kata, membolak-balikkan suatu kata membuat saya tertegun.

Saya terpaku dan termangun pada doa yang ia lantunkan. Tak banyak kata, bersalam-salaman lantas bergegas pergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun