Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Coba-coba Menantang Covid-19

21 Maret 2020   23:24 Diperbarui: 21 Maret 2020   23:30 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram harian kompas

Pemberitaan mengenai virus corona (Covid-19) rasanya tidak akan pernah ada habisnya. Mulai dari status teman-teman di fb, wa, dan instagram. Hingga perbincangan dengan teman sekantor pun membahas virus corona.

Covid-19 ini mudah menular dari satu orang ke orang lainnya. Virus ini menghantui masyarakat. Karena mereka takut terjangkit dan berimabas mereka akan terisolasi dari masyarakat.

Virus yang berasal dari negeri Panda ini menjadi pembunuh mematikan di dunia. Gejalanya seperti flu, batuk, demam, letih, lesu dan jika sudah parah penderita akan mengalami sesak nafas. Kemudian bisa berakibat fatal yakni kematian bagi penderitanya.

Masyarakat dijejali media oleh informasi berbahayanya virus ini. Seperti kematian ribuan orang di China dan Italia. Hal ini yang membuat masyarakat semakin takut dengan kehadirann covid-19.

Karena belum ada obat atau vaksinnya, maka jalan satu-satunya adalah memutus rantai penyebaran virus ini. Mulai minggu ini pemerintah daerah serempak melakukan lock down.

Aktivitas yang biasanya di lakukan di tempat terbuka. Kini harus dilakukan di dalam rumah. Bagi pelajar diliburkan selama dua minggu. Namun gurunya tetap hadir di sekolah untuk memberikan tugas-tugas kepada muridnya secara online.

Kegiatan keagamaan yang begitu sakral (suci) karena hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya. Kini dengan mewabahnya virus korona harus ditunda terlebih dahulu. Hal ini seperti penundaan shalat jum’at di Masjid Istiqlal Jakarta.

Gubernur Anies Baswedan memberikan instruksi untuk melakukan penundaan karena Jakarta dalam keadaan genting atau gawat darurat wabah virus corona.

Ketakutan berlebihan terjadi di masyarakat. Jika ada interaksi sosial di tempat umum akan memudahkan virus ini untuk menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Shalat jum’at yang dilakukan seminggu sekali di waktu siang hari. Kini digantikan dengan melakukan shalat dhuhur di rumah masing-masing.

Beberapa pekerja tetap melakukan aktivitasnya. Karena memang aktivitas kerjanya tidak bisa di kerjakan di dalam rumah. Pekerjaan itu seperti di bidang kesehatan ada dokter dan perawat, di perkantoran ada satpam dan cleaning service, dan juga pekerja media yang memberitakan kejadian penting untuk masyarakat. Karena itu mereka harus memakai masker untuk melindungi diri mereka dari tertular virus corona.

Virus HIV dan Corona
Kita tentu mengenal virus HIV (Human Immunodeficiency Virus), suatu virus yang menyebabkan penderita terkena AIDS. AIDS itu tandanya kalau penderita kekurangan sel darah putih. Penderitanya disebut ODHA (orang dengan HIV Aids). 

Virus itu menular antar manusia melalui kegiatan yang tidak baik. Seperti melakukan hubungan intim dengan berganti-ganti pasangan dan menggunakan bersama-sama jarum suntik untuk narkoba. Namun tidak menutup kemungkinan orang yang tidak berdosa juga bisa tertular virus HIV. Misalkan ibu rumah tangga yang melayani suaminya yang positif HIV karena suaminya jajan di luar.

Virus HIV akan menginfeksi system kekebalan tubuh manusia. Seperti sel-sel darah putih yang bertugas untuk membunuh kuman penyakit yang masuk kedalam tubuh. Jika sel darah putih kalah dengan virus HIV. Maka daya tahan tubuh penderita akan melemah.

Jika penderita terkena virus influenza saja bisa berakibat vatal. Biasanya penderita juga akan terkena penyakit TBC. Penyakit batuk yang diakibatkan oleh infeksi jamur di alveolus paru-paru (tuberculosis).

Namun virus HIV bekerja di tubuh manusia selama bertahun-tahun. Hingga penderitanya mengalami tubuh yang kurus. Penderitanya biasanya juga di jauhi masyarakat. Karena mereka takut tertular dengan virus HIV.

Virus korona disinyalir penyebab penyakit pneumonia yang menyebabkan penderita meninggal dunia. Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan kantung udara (alveoli) pada satu atau kedua paru-paru. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi yakni pertama, sulit untuk bernafas. 

Kedua, bacteremia suatu bakteri di dalam aliran darah berpotensi menyebabkan kegagalan organ. 

Ketiga, efusi pleura yakni suatu cairan menumpuk di ruang tipis antara lapisan jarring paru-paru dan rongga dada. 

Keempat, gagal ginjal yakni bacteremia bisa membuat jantung tidak memompa darah cukup ke ginjal. 

Kelima, abses paru-paru yakni penumpukan nanah ke paru-paru. (www.sehatq.com)

Jika HIV menginfeksi penderitanya karena perbuatan yang tidak baik. Berbeda dengan covid-19 yang tidak pandang bulu dalam menginfeksi penderitanya. Baik itu orang dengan strata kaya atau miskin, tua atau muda, orang yang kelakuannya baik atau tercela. Jika syarat untuk menginfeksi terpenuhi maka virus ini akan menjangkiti penderitanya. 

Kesamaan covid-19 dan HIV yakni bagi penderita yang dijangkitinya. Jika meninggal karena kedua virus ini maka mayatnya akan dilakukan secara khusus. Biasanya jasadnya akan dilapisi dengan plastik dan tidak boleh dilepas. Tujuannya yakni agar virus-virus yang masih terdapat di tubuh mayat tidak menular kepada orang yang masih hidup.

Pencegahan Penularan Covid-19
Ada cara agar covid-19 tidak mudah menular yakni pertama cuci kedua tangan dengan sabun. 

Kedua, jangan menyentuh wajah. 

Ketiga, buka dan tutup pintu dengan siku atau bahu. 

Keempat, hindari berbagi alat makan dan handuk dengan orang lain (www.rsissakinah.co.id)

Agar tidak terjangkit covid-19 beberapa makanan dipercaya melindungi tubuh. Makanan itu antara lain : 

Pertama, jahe mengandung ekspektoran yang bisa melegakan tenggorokan dan dada. Jahe cocok untuk menyembuhkan batuk dan flu yang menjadi pertanda awal terjangkit covid-19. 

Kedua yaitu kunyit yang dapat meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. 

Ketiga, temulawak memiliki curcumin yang berkhasiat untuk meningkatkan fungsi ginjal dan anti radang. 

Keempat, sereh yang mengandung vitamin B, magnesium, kalium dan zat besi. Kandungan curucumin disinyalir mampu menangkal covid-19. 

Kelima, sayuran dan buah merupakan anti oksidan yang bisa meningkatkan system imunitas. Tubuh dengan imunitas yang sehat akan kebal terhadap serangan bakteri maupun virus. (kumparan.com, 6-03-2020)

“Terakhir jangan coba-coba menantang covid-19, karena penderita akan menyesal seumur hidup. Meskipun kelak telah ditemukan obat khusus covid-19, itu  hanya obat penyambung sisa nyawa penderita. Sekalipun penderita sembuh, nyawa penderita tinggal setengah, paru-paru penderita tetap sudah rusak. Hilangkanlah rasa sombong pada diri kita dalam perang melawan epidemic ini”. Kata Prof. Dr. Zhong Nan Shan selaku Kepala Tim Dokter Covid-19 China. (sangla institute)

Salam,

Eki Tirtana Zamzani

Mojokerto, 21-03-2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun