Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar di Jalanan dari Kondektur, Penumpang Bus, dan Pengamen Jalanan

22 September 2019   15:40 Diperbarui: 22 September 2019   15:46 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagu pengamen jalanan ini begitu menyentuh hati. Liriknya memang cocok dinyanyikan untuk penumpang yang  sedang berpergian jauh dengan berbagai urusan dunia.

Rutinitas penumpang yang bekerja adalah berangkat di pagi hari dan pulang di sore hari. Aktivitas rutin ini terkadang melupakan kewajiban kita sebagai hamba-Nya untuk selalu menunaikan kewajiban beribadah yaitu shalat lima waktu.

Pesan yang ingin disampaikan oleh pengamen jalanan yaitu jangan lupa untuk beribadah kepada Tuhan disela-sela kesibukan kita. Agar nantinya kita pantas untuk mendapatkan kenikmatan di surga.

Belajar dari Kekalahan 
Setelah naik bus kota, saya turun di Medaeng Sidoarjo untuk ganti bus kecil menuju kampus UINSA. Biaya karcisnya sebesar Rp.5.000,00.

Saat sudah sampai di UINSA saya janjian untuk bertemu dengan saudara. Dia juga mengantarkan muridnya untuk mengikuti lomba speech untuk tingkat SMA.

Kami lalu membeli dua gelas minuman. Sambil berbincang menanyakan kabar kita masing-masing dan juga kesibukan kita masing-masing. Dia bercerita kalau muridnya tidak lolos ke babak berikutnya. Ada muridnya yang peringkat ke-4. Padahal yang diambil untuk masuk babak berikutnya yakni hanya peringkat ke-1 dan ke-2. Sungguh sangat sayang sekali.

Setelah itu, dia pamit pulang bersama murid-muridnya. Sebelum pulang, kami berfoto bersama.

Tidak berbeda dengan murid adik saya. Murid di LBB kami juga belum bisa masuk ke babak berikutnya.

Sebelum perlombaan, murid-murid saya di LBB sudah berlatih dengan tekun. Tiap hari menghafalkan teks, latihan gerak tubuh dan latihan berekspresi dengan mimik wajah yang sesuai dengan watak tokoh yang diperankan. Mereka selalu rajin dalam berlatih story telling.

Namun mereka belum bisa mempersembahkan juara kepada kami dan orang tua. Nilai lebih yang mereka dapatkan pada perlombaan kali ini adalah sebagai pelatihan mental dalam bertanding, kebersamaan dengan temannya saat latihan, dan bisa menahan diri untuk tidak bermain game sementara waktu. Hal itu sudah menjadi nilai positif yang mereka dapatkan dalam perlombaan kali ini.

Penutup
Kehidupan memiliki suatu cerita. Rangkaian cerita itu memiliki skenario. Tuhanlah yang membuat atau menuliskan skenario kehidupan. Menurut agama islam, ada suatu takdir yang bisa diubah dan ada pula takdir yang tidak bisa diubah.
Masa depan yang lebih baik merupakan suatu takdir yang masih bisa diubah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun