Pak Kondektur bertanya kepada saya, "Masnya tadi mulai naik dari kota mana?"Â
"Saya mulai naik dari kota Mojokerto Pak". Jawab saya
"Lho itu penumpang yang dari Mojokerto saja sudah membayar karcis. Kamu yang mulai naik dari Jombang malah belum membayar". Kondektur menegaskan
"Baiklah sebagai hukumannya, kamu harus turun di daerah sini Balongbendo Sidoarjo. Nanti kamu naik bus lagi. Kalau ada bus dibelakang kami". Penjelasan Kondektur
"Ini kembalian uangmu sebesar Rp.7.000,00". Sambil menyerahkan uang
"Wah jangan Pak! ! ! Jawab penumpang
Akhirnya penumpang yang mau curang dengan tidak membayar karcis bus itu diturunkan paksa oleh Pak Kondektur. Dia pun harus sabar untuk menunggu keberangkatan bus yang ada di belakangnya lagi.
Secara hitung-hitungan waktu penumpang dalam kisah diatas rugi waktu. Tetapi itu diakibatkan oleh kesalahannya sendiri. Karena ketika ada kesempatan untuk tidak jujur. Dia terperangkap oleh kondisi itu dan terlena untuk mencobanya.
Tetapi tidak disangka-sangka, Pak Kondektur menyadari kekurangan dari biaya karcis yang didapat dengan banyak jumlah penumpang.Â
Penumpang tadi terlena dengan keuntungan semu. Dia berani tidak membayar karcis. Akhirnya dia ketahuan dan dibuat malu didepan orang banyak. Karena dimarahi oleh Pak Kondektur. Lalu dia dapat hukumannya langsung dengan cara diturunkan dari bus.
Nyanyian Pengamen Jalanan
Indahnya dunia ini
Membuatku jatuh terlena
Bekerja dan terus bekerja
Tak kenal waktu dan tak kenal lelah
Gema adzan subuh, kami lelah tertidur
Gema adzan dhuhur, kami sibuk bekerja
Gema adzan ashar, keluh kami di dunia
Tuhaan pantaskah surga untukku
Gema adzan maghrib, kami di perjalanan
Gema adzan isya', kami lelah tidur-tiduran
Kami tak pernah mandi, membaca firmanmu dan tanggung jawabku bersujud kepadamu