Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Praktik Membuat Mosaik, Belajar Kehidupan di Balik Jendela Kelas

15 September 2019   13:48 Diperbarui: 15 September 2019   13:50 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia anak-anak adalah dunia permainan. Sebagai pengajar SD, kita bisa menyisipkan materi pelajaran dengan suatu permainan yang menarik. Kegiatan menempel kertas lipat yang dipotong-potong ke kertas hvs tentu begitu menarik bagi anak-anak. Karena anak-anak pasti suka dengan warna yang cerah. Lalu karya setiap anak akan dipajang di belakang kelas.

Karya seni mosaik menggunakan teknik potong, karena mosaik terbuat dari bahan yang dipotong-potong menjadi ukuran kecil. Selanjutnya, potongan-potongan tersebut ditempelkan. Alat potong yang digunakan, yaitu pisau, gunting, cutter, atau memotong dengan tangan. Teknik memotong antara lain, menggunting, mengiris, membelah, atau merobek. (Irene MJA, dkk. 2018.  Buku Bupena Jilid 3A. Penerbit Erlangga, Jakarta: hlm. 86)

Praktik Membuat Mosaik

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Pertama-tama anak-anak menggambar tanaman bunga beserta vas bunganya di kertas HVS. Guru bisa memberikan contoh dengan menggambarnya di papan tulis berada di depan kelas. 

Kedua, anak-anak bisa menyiapkan potongan kertas lipat dengan cara di potong dengan gunting atau cutter. Selain itu bagi yang tidak membawa alat potong bisa menyobek kertas lipat dengan ukuran kecil-kecil menggunakan jari tangan.

Ketiga, sketsa gambar bunga yang telah dibuat. lalu mereka bisa melapisinya dengan lem sebagai perekat. Anak-anak saya beri petunjuk untuk menempelkan kertas warna. Bagian-bagian tanaman memiliki warna yang sudah ada di alam. Mereka saya anjurkan untuk daun warna hijau, tangkai coklat atau hitam, kelopak bunga bisa kombinasi kuning dan merah, dan lingkaran di pusat bunga mataharinya bisa warna kuning kecoklatan. Namun bagi yang kertas lipatnya kehabisan saya bebaskan.

Setelah itu karya yang telah selesai dipajang dibelakang kelas. Guru bisa melakukan penilaian karya siswa. Mereka memiliki waktu, bahan, dan alat yang sama. Tetapi hasil dari karya mereka berbeda antara satu anak dengan anak yang lain. Entah itu dari bentuk gambar bunga hingga pewarnaan sobekan kertas yang di pilih untuk di tempel di sketsa bunga.

Banyaknya anak dalam satu kelas memiliki kepatuhan yang berbeda dalam mengerjakan tugas. Guru juga menyadari kondisi mereka yang masih anak-anak dan belum baligh. Tentu mereka sulit untuk bisa duduk dengan tenang. Berlarian dan bersenda gurau dengan teman-temannya sudah menjadi kebiasaan mereka saat pembelajaran berlangsung di dalam kelas.

Kesabaran guru terkadang diperlukan. Saat kita bisa menahan amarah untuk tidak memarahi anak-anak maka kita bisa menjadi pemenang. Artinya kita berhasil membuat mereka bersahabat dengan kita. Mereka tidak takut untuk berbicara dengan kita. Namun ketegasan terkadang juga diperlukan. Agar mereka mau mengerjakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab. Artinya kita seperti bermain layang-layang ada waktunya untuk sabar dan ada pula waktunya untuk tegas kepada mereka.

Kelas-kelas di sekolah merupakan miniatur kehidupan yang akan mereka hadapi kelak ketika mereka sudah dewasa. Tugas yang dibebankan ibarat suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Penilaian dari karya adalah imbas dari kerja keras mereka. Tentu hasil tidak akan menghianati proses yang telah dilakukan.
Nilai yang dapat kita ambil dari karya anak-anak adalah kedisiplinan dalam mengerjakan tugas. 

Ada karya anak yang baik. Namun ada pula karya dari mereka yang kurang baik. Memang benar apa yang kita tanam adalah apa yang akan kita panen nanti. Begitu pula dengan hasil karya anak-anak yang dibebankan kepada mereka.

Perbedaan Lebah dan Lalat

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Jika kita melihat lebah, lebah itu suka dengan keindahan. Lebah akan mencari nektar dari bunga. Sari pati dari bunga akan di proses menjadi madu alami yang akan digunakan sebagai makanan untuk dirinya dan juga anak-anaknya. Terkadang manusia juga memanfaatkan madu lebahuntuk kesehatan atau sekadar minuman yang memaniskan.

Jika kita melihat lalat, tentu kebalikannya. Lalat menyukai bau-bau yang tidak sedap. Mulai dari bau amis ikan, kotoran-kotoran hewan lain, dan juga bau-bau yang tidak sedap lainnya. Lalat akan dijauhi oleh manusia. Lalu dibasmi dengan penyemprot hama. Agar populasinya semakin berkurang. Sehingga penyakit diare akan berkurang terjadi dalam kehidupan manusia.

Kita tentu ingin menjadi lebah. Mencari bau-bau bunga yang harum. Artinya kita mencari dan membicarakan kebaikan dari orang lain. Kita juga ingin berusaha tidak menjadi lalat. Lalat mencari bau yang tidak sedap. Artinya kita tidak ingin membicarakan keburukan orang lain. Karena orang lain akan malu jika keburukannya itu disebarluaskan.

"Apa hubungannya antara lebah dan lalat dengan pekerjaan anak-anak dalam membuat karya mosaik?"

Baiklah, saya akan mencoba menghubungkannya. Saya hanya ingin memberikan sampel dari dua murid saya. Jadi saya akan membicarakan kebaikan dan keburukan murid saya dalam mengerjakan tugas. Keburukannya tentu saya tidak bermaksud mengghibah (membicarakan kejelekan anak didik saya). Hanya sekadar contoh untuk pembelajaran.

Anak-anak yang mengerjakan dengan berkelompok dan saling bekerja sama hasilnya tentu bagus-bagus. Bagi anak-anak yang tidak menghiraukan petunjuk dari guru maka hasilnya juga kurang baik. Bahkan akan terkesan asal-asalan yakni yang terpenting mengerjakan tugas.
Tugas yang telah diberikan adalah menempelkan pakai kertas warna. Karena saat bekerja kelompok tidak dikerjakan. Saat pengumpulan tugas ya mengumpulkan gambar mosaik seadanya. Kayu setik es krim di potong kecil-kecil pakai tangan lalu dijadikan mosaik. Memang sih anak ini kreatif tapi ya tidak sesuai dengan petunjuk dari guru.

Inilah pembelajaran yang saya dapatkan dalam pembelajaran pada hari itu. Saat memberikan tugas karya seni mereka begitu semangat. Saya merasakan waktu mengajar begitu cepat habis. Berbeda saat pelajaran menulis atau mengerjakan tugas di buku bupena. Saya harus berulang kali untuk mengingatkan mereka dalam mengerjakan tugas. Waktu jadi terasa lama dalam mengajar. Jadi pembelajaran tidak hanya didapat dari buku pelajaran. Tugas praktek juga memiliki pembelajaran bagi mereka.

Penutup

Waktu ibarat pedang, jika kita tidak bisa mengejar waktu maka kita yang akan dikejar-kejar oleh waktu. Tugas-tugas anak di sekolah tentu berbagai macam. Jika mereka berdisiplin untuk mengerjakannya dengan tepat waktu. Maka tugas yang dibebankan kepada mereka juga akan selesai.

Selesainya tugas yang dikerjakan tentu sebagai pembelajaran. Mereka telah menyelesaikan suatu tantangan kesulitan dalam kehidupan. Bagaimana mereka bisa bertahan dan berpikir untuk dapat menyelesaikan tugas itu. Tentu dengan bantuan dari guru mereka akan merasa senang. Tapi guru tidak akan menemani mereka dalam ujian. Mereka akan dilepaskan untuk mengerjakan soal-soal ujian yang telah diajarkan didalam kelas.

Guru akan berusaha untuk menghilangkan bantuan kepada murid itu sedikit demi sedikit. Sehingga tujuan akhirnya adalah mereka bisa mandiri dalam mengerjakan tugas. Kemandirian akan menjadi kata yang akan selalu ada saat mereka sudah dewasa. Saat orang-orang yang  begitu menyayangi mereka telah tiada. Maka mereka harus siap untuk hidup mandiri dan tidak bergantung lagi dari belas kasihan orang lain.

Semoga bermanfaat

Mojokerto, 15-09-2019

Salam,


Eki Tirtana Zamzani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun