Presiden ke-3 RI BJ Habibi telah meninggal dunia karena sakit (11-09-2019) di Jakarta. Beliau meninggalkan jasa bagi kita semua. Berawal dari bawah kemudian mendapat amanat oleh Allah SWT untuk menjadi Presiden RI yang ke-3. Nilai perjuangan dari beliau untuk bisa sukses patut dicontoh bagi generasi bangsa.
Pria kelahiran Pare-pare Sulawesi selatan pada tanggal 25 Juni 1936 ini bergelar Profesor. Kemudian ditinggal meninggal ayahnya sewaktu smp. Beliau diajak ibunya untuk berpindah ke kota hujan Bandung. Disana beliau menyelesaikan pendidikan SMA. Lalu kuliah selama setahun di ITB.
Kemudian ada program pemerintah pengiriman pemuda ke luar negeri. Presiden Soekarno mengirim pemuda-pemuda untuk belajar di luar negeri.Â
Dengan wilayah Indonesia yang luas makan butuh teknologi dalam berpergian ke wilayah-wilayah di Indonesia. BJ Habibi kuliah di Jerman dengan mengambil jurusan teknik penerbangan.Â
Menurut beberapa sumber, BJ Habibi bisa menyelesaikan kuliahnya dengan bekerja paroh waktu setelah kuliah. Beliau mendapatkan Indeks Prestasi caumlaude (hampir sempurna) saat menyelesaikan program S1, S2, dan S3 di Jerman.
Beliau sempat bekerja di perusahaan kereta api di Jerman. Gajinya yang sudah cukup banyak untuk bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah itu ada panggilan dari Presiden Soeharto untuk membangun perindustrian dan teknologi di Indonesia.
Berkat prestasi beliau saat kuliah dengan berbagai penemuan yang bermanfaat dibidang penerbangan. BJ Habibi diangkat menjadi Menteri Industri dan Teknologi (Menristek) selama 32 tahun. Di sekitar tahun 1990-an ada program pembuatan pesawat terbang komersial. Sejak tahun 1985 beliau mendirikan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN).
Program itu berhenti di tengah jalan karena krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997. Beliau membutuhkan uang beberapa juta dolar Amerika untuk melanjutkan cita-citanya agar Indonesia bisa memiliki produksi pesawat komersial sendiri.
Waktu itu tinggal sertifikasi kelayakan, namun Presiden Soeharto menghentikan operasi perusahaan IPTN. Lalu pegawai-pegawainya bertebaran lagi bekerja di perusahaan pesawat terbang luar negeri. Mimpi BJ Habibi tidak bisa terwujud saat itu dan harus menundanya untuk sementara waktu.
Lengsernya Presiden Soeharto, membuat beliau menduduki Presiden RI ke-3. Jasa-jasanya yakni kebebasan pers saat masa-masa reformasi. Pemerintah Indonesia tidak bertangan besi lagi atau kaku terhadap pers. Kebebasan berpendapat di depan umum sudah diakui. Tidak ada lagi pembredelan media jika pemberitaanya menyudutkan pemerintah yang berkuasa.
Keputusan yang kontroversial saat beliau menjabat Presiden yakni Referendum di bekas provinsi Indonesia yaitu Timor - timur. BJ Habibi mebuat keputusan yang berani untuk menyetujui permintaan rakyat disana untuk menentukan nasibnya sendiri. Tetap bergabung dengan Indonesia atau memilih merdeka menjadi negara sendiri.
Jajak pendapat yang difasilitasi oleh PBB ini akhirnya memutuskan sebanyak 75% rakyat timor-timur memilih untuk merdeka mendirikan negara sendiri.
Menurut beberapa sumber di internet, BJ Habibi saat itu mendapatkan tekanan dari pemerintah Australia. Khususnya Perdana menteri Australia, "mau tidak mau Timor-timur harus merdeka dengan batas waktu lima tahun". Katanya.
Karena saat itu Indonesia juga pada massa reformasi. Suatu masa pemulihan ekonomi dan keamanan secara nasional. Maka tanpa berpikir panjang beliau berani mengambil keputusan untuk menyetujui jaja pendapat untuk masa depan timor-timur. Kini provinsi ke-27 itu menjadi negara Timor leste.
Pada tahun 1999, beliau memberikan pertanggungjawaban dihadapan MPR. Namun pertanggungjawaban itu ditolak oleh MPR karena lepasnya Timor-timur dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Beliau sebenarnya ingin mencalonkan Presiden lagi, namun diujung-ujung pemungutan suara beliau mengundurkan diri. Presiden RI ke-4 yang terpilih waktu itu adalah Abdurrahman wahid.
Setelah itu beliau ke Jerman untuk bekerja disana. Beberapa proyek pesawat komersial masih belum terwujud. Kini, mimpi BJ Habibi akan segera terwujud.Â
Proyek pembuatan pesawat komersial anaknya telah di setujui pemerintah. Yakni pesawat R-80 dengan mesin baling-baling. Daya tampung antara 85-90 penumpang. Industri pesawat terbang tersebut yakni IPTN yang berubah menjadi PT Dirgantara Indonesia.
Pertimbangan tidak memilih mesin jet walaupun lebih cepat yakni mesin baling-baling lebih hemat bahan bakar. Harga masin baling-baling juga lebih mahal di banding mesin jet.Â
Tahun 2020 rencananya uji kelayakan dan sertifikasi keamanan dalam penerbangan akan dilakukan. Tahun 2025 nanti, rencananya pesawat sudah bisa beroperasi. Beberapa maskapai penerbangan tanah air sudah ada yang memesan.
Pada tanggal 2010, BJ Habibi merasakan kesedihan ditinggal wafat istrinya Ainun. Beliau begitu merasa kehilangan. Untuk menghilangkan kesedihannya, menurut saran dokter beliah dianjurkan menulis buku kisahnya dengan Ainun.Â
Akhirnya buku itu bisa terbit dan difilmkan. Hasil keuntungan penjualan buku digunakan untuk membantu yayasan yang menangani para penderita penyakit.
Mojokerto, 14-09-2019
Salam
Eki Tirtana Zamzani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H