"Pembaca yang budiman, apakah saudara sekalian ada yang suka bermain catur?" Jika saudara suka pasti saudara menemukan kebahagiaan saat memainkan permainan ini. Bermain catur biasanya disambi dengan menyeruput teh hangat atau kopi dan menghisap rokok di warung. Tujuan bermain catur sebagian orang adalah sebagai hiburan semata.Â
Namun jika tidak suka dengan permainan asah otak ini. Apakah saudara bisa memainkan permainan catur?" Jika belum, saudara bisa bertanya kepada orang yang bisa memainkannya pasti akan jauh lebih baik. Karena permainan olah otak ini diperlombakan di jenjang SD/MI. Siapa tahu nanti kemampuan bermain caturnya bisa ditularkan ke anaknya sehingga bisa berprestasi. he he
Olahraga catur merupakan permainan olah otak yang dimainkan oleh dua orang. Warung-warung kopi biasannya menyediakan papan catur secara cuma-cuma kepada konsumen. Jika sudah nyaman dengan bermain catur biasanya pemain bisa lupa diri dengan aktvitas sehari-hari. Dia lupa bekerja bagi orang yang sudah dewasa dan akan lupa belajar bagi anak-anak.
Bermain catur itu seperti seseorang  yang sedang menjalani kehidupan. Menurut Bang Once, sebutan julukan pelatih catur di sekolah kami. Catur itu seperti rokok yang bikin candu. Papan catur terdiri dari persegi sebanyak 64 kotak berwarna hitam dan putih. Buahnya juga berwarna hitam dan putih. Pemain akan dinyatakan menang jika bisa memakan ratu milik lawan.
Jika seseorang sudah terbiasa bermain catur kemudian tidak bermain catur selama satu hari saja. Maka disekujur tubuhnya bisa terasa ada yang sakit. Sakit disini bukan secara fisik tapi ada di rohani atau jiwa yang ada di dalam diri. Sehingga terasa ada yang berkurang atau terganjal. Tutur Bang Once.
Permainan catur butuh kestabilan emosi dalam memainkannya. Jika terbawa emosi untuk bisa segera menyelesaikan pertandingan. Maka bisa saja hal ini yang akan dimanfaatkan oleh musuh atau lawan kita untuk mengamati kelemahan kita. Lalu melakukan skak mat dengan memakan Ratu secara langsung. Karena kita telah tergesa-gesa dalam bermain. Jika hal ini terjadi maka permainan akan dinyatakan usai dan kita harus menelan pil pahit yakni kekalahan.
Dalam kehidupan saat kenikmatan diperoleh oleh manusia. Biasanya mereka akan lengah dan terbawa suasana kemudahan untuk mendapatkan kenikmatan berupa rezeki dari Tuhan. Padahal bisa jadi kenikmatan yang begitu mudah untuk didapatkan sebagai bentuk ujian kepada orang yang kaya raya. Jika dengan kekayaan membuat orang itu bermalas-malasan dan tidak bekerja. Maka hari demi hari harta itu pasti akan terkuras habis. Jika tubuh atau pikiran tidak digunakan untuk bekerja maka akan terjadi suatu kekosongan didalam raga dan jiwa.
Hal inilah yang membuat organ-organ yang berada didalam tubuh kita tidak bekerja secara optimal. Dari sisi fisik jika tubuh tidak bergerak maka akan kesulitan mengeluarkan keringat, sistem ekskresi (pengeluaran) didalam tubuh tidak akan dibuang melalui pori-pori kulit berupa keringat. Sehingga proses metabolisme tubuh atau pengeluaran air dalam tubuh hanya dibuang melalui air seni. Tentu hal ini menurut saya yang tidak sehat.
Dari sisi berfikir, saat otak tidak digunakan untuk berfikir maka akan mengalami kelemahan atau penurunan kemampuan berfikir. Agar kinerja otak bisa maksimal maka perlu diasah dengan cara melakukan perhitungan atau berusaha hidup secara terjadwal. Dengan mencatat kegiatan yang akan dilalui hari itu sebagai latihan otak untuk menata jadwal. Maka otak akan bekerja setiap hari dan akan berfungsi dengan baik.
Pada permainan catur, saat pemain berhasil memakan seter (perdana menteri) punya lawan dan biasanya sudah dirasa unggul. Maka pemain ini tidak boleh lengah. Sekali saja lengah dan berada di zona nyaman maka tidak menutup kemungkinan lawan akan memanfaatkannya dengan melakukan pergerakan yang membahayakan ratu.
Pelajaran dalam kehidupan yakni saat kita berada diatas. Â Kita tidak boleh tinggi hati (sombong), meremehkan orang lain yang ekonominya kurang. Karena roda kehidupan itu selalu berputar. Saat kita berusaha menghargai orang lain secara tidak langsung kita berharap orang itu akan melakukan hal yang sama kepada kita. Jika suatu saat ada jatuhnya perekonomian kita. Kita berharap ada simpati dari tetangga kita. Minimal mereka tidak mengejek jika ada kejatuhan perekonomian kita. Itu saja pesan moralnya.