"Yang daftar muda-muda ya pasti otaknya masih segar. Saya sudah beberapa kali ikut tes cpns tetapi belum beruntung untuk diterima. Sebenarnya saya sudah bosan untuk ikut tes cpns karena persaingannya ketat. Peluang saya untuk diterima mungkin hanya 0.01. tetapi saya tahun ini tetap ikut tes cpns karena dorongan dari keluarga terutama orang tua". Tutur Eko yang merupakan alumnus universitas dr soetomo Surabaya.
"Saya deg-deg an mas sebelum tes. Rasanya bercampur aduk menjadi satu antara takut dan nerves" tutur saya
"Owalah dek, saya sudah terbiasa dan tidak nerves lagi. Ada soal ya dihadapi kalau bisa dikerjakan kalau tidak bisa ditinggal. Lalu kita cari soal yang menurut kita bisa mengerjakan. Lebih grogi saat menjelang akad nikah. Sudah dihafalkan berulang-ulang sebelum akad. Namun saat akad ko lupa, jadi terbata-bata dan tidak bisa lancar dihadapan penghulu". Tuturnya.
Jam menunjukkan pukul 14.30 pertanda peserta mulai memasuki ruangan ujian. Saya menaiki ekskalator menuju ruangan. Laptop sudah berjajar berderet rapi diatas. Saya duduk lalu log in untuk mengisi data yang di perlukan. Tidak pula membaca doa sebelum mengerjakan.
Soal sebanyak 100 soal dikerjakan dalam waktu 90 menit. Itu artinya satu soal butuh waktu kurang dari 1 menit. Siapa yang cepat dalam berfikir pasti bisa mengerjakan dengan baik. Begitu pula sebaliknya jika konsentrasi lemah. Kita harus mengulangi membaca soal sampai paham.
Soal TKP saya kerjakan terlebih dahulu. Skor untuk tkp tiap butir soal minimum satu dan maksimum lima. Jawabannya panjang-panjang dan butuh membaca soalnya lagi minimal dua kali untuk bisa memahami apa yang dimaksud dari soal. Saya butuh waktu sekitar 35 menit untuk mengerjakan TKP.
Setelah itu lanjut mengerjakan tes wawasan kebangsaan (TWK). Soalnya banyak penalarannya berbeda dengan kisi-kisi soal yang beredar di pasaran. Kalau yang beredar dipasaran lebih menonjolkan hafalan. Meskipun ada soal jenis sejarah yang memang butuh hafalan.
Terakhir saya mengerjaka TIU, waktu tinggal 35 menit. Soalnya tentang matematika, penarikan kesimpulan dan ada beberapa bahan bacaan. Beberapa soal mengenai pola gambar, soal jenis ini banyak yang tidak yakin saya dalam mengisinya. Waktu akan habis lima menit lagi. Jawaban tiu masih kosong enam. Ada sekitar dua soal yang sebenarnya masih bisa saya hitung, namun waktu tidak mencukupi. Akhirnya saya tidak sempat menghitungnya dan memilih jawaban sekenanya.
Waktu beberapa detik lagi habis. Saya cepat-cepat mengklik jawaban dan menyimpannya. Jebret, nilai lalu muncul
TIU memperoleh skor 70, TWK dengan skor 95, dan TKP dengan skor 133. Ada dua nilai yang tidak memenuhi ambang batas kelulusan yakni TIU dan TKP. Artinya harapan saya dan keluarga untuk bisa menjadi guru PNS tidak bisa tahun ini. Mungkin saya bisa mencobanya lagi pada tahun-tahun berikutnya saat ada pendaftaran cpns lagi.
Pembelajaran yang bisa saya peroleh pada tahun ini adalah lebih baik kita mengerjakan soal yang kita yakini kebenarannya. Kita bisa mengerjakan soal TIU dahulu yang kita yakini akan kebenarannya. Untuk TKP bisa kita kerjakan di akhir, karena meskipun jawaban kita tidak benar (poin maksimum lima) akan tetap memperoleh poin. Berbeda dengan TIU saat jawaban salah poinya adalah kosong.