Disela-sela saya ngobrol dengan beliau. Ada dua orang berboncengan mengendarai kendaraan sepeda motor dengan berpakaian putih-putih dan memakai celana hitam. Beliau berdua sepertinya adalah PNS di suatu Kementrian. Ketika saya lihat dari jauh sepertinya kedua orang ini adalah perwira polisi. Hal ini karena saya melihat tubuhnya yang gempal dan potongan rambut yang pendek seperti militer. Pak Nur Hadi malah bilang kepada saya wah kedua orang itu seperti debt colektor. Debt colektor adalah seseorang yang tugasnya untuk menagih hutang. Candaan yang lucu. He he
      Setelah turun dari sepeda, mereka langsung memfoto tanda tangan komitmen guru-guru MIDH untuk melaksanakan madrasah ramah anak. Setelah itu beliau langsung masuk keruang guru. Mereka berbagi tugas. Ada seseorang yang berjalan berkeliling sekolah. Sementara satu orang yang lainnya menunggu didepan ruang Kepala Sekolah. Saat saya duduk di depan koperasi beliau bilang permisi kepada kami berdua. Kemudian beliau langsung menuju ke ruang kamar mandi guru.
      Saya dan Pak Ali pun penasaran dengan kedua orang ini. Kira-kira siapa ya Pak Ali orang ini?" Sekolah kita memang lagi diikutkan oleh Kementerian Agama untuk lomba sekolah inovasi yang mewakili madrasah ibtidaiyah se-kota Mojokerto. Pemikiran kami berdua, beliau ini adalah sebagai penilainya yang secara diam-diam tanpa sepengetahuan Bapak Kepala Sekolah.
      Setetelah dari kamar mandi beliau melihat papan nama kelas IIIB yang akan terjatuh. Karena jaraknya yang tinggi. Beliau lalu memnggil temannya untuk membetulkan papan nama tersebut. Temannya itu langsung tanggap dan menaiki tempat sepatu untuk membetulkannya.
      Beliau berkeliling ke kelas-kelas dengan memfotoi ruangan-ruangan kelas yang lagi melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Setelah difotoi beliau lalu menuju ke ruang guru. Tidak lama kemudian. Beliau menuju sepeda motor dan pergi kemungkinan melanjutkan perjalanan selanjutnya.
      Setelah kejadian penilaian dari dua orang PNS misterius tadi. Saya melanjutkan aktivitas untuk mencatat tabungan anak-anak di koperasi. Tadi pagi saya dapat whatss app dari wali murid kalau mau membayar buku dengan memotong uang tabungan. Kemudian saya bertemu dengan Bu Sari selaku penanggungjawab pembayaran buku dikoperasi.
      Beliau menyuruh saya ke ruang guru karena kwitansinya ada disana. Saya pun langsung kesana. Teman-teman diruang guru lagi ramai membicarakan kedua dua orang misterius tadi yang melakukan penilaian terhadap sekolah kita. Kata Pak Takim,"Bu Silvi tadi bilang dua orang tadi tidak ijin terlebih dahulu untuk melakukan pengambilan dokumentasi di sekolah kita" Pak Takim melanjutkan berbicaranya, "Salah satunya adalah Kepala Dinas Pendidikan kota Mojokerto namanya Pak Amin". Bu Silvi lalu menjawab, "Lho iya ta?" saya benar-benar tidak tahu wajah Kepala Dinas pendidikan yang baru". Tutur Bu Silvi
      Saya benar-benar terkejut waktu itu. Saya langsung berbicara dengan bu Sari, "Bu Sari hebat ya Pejabat sekelas Kepala Dinas pergi untuk kunjungan kerja dengan memakai sepeda motor dengan satu orang pengawal, saya begitu salut kepada beliau bu Sari kareana biasanya pejabat itu kalau kunjungan kerja membawa mobil dinas beserta pengawal dan sopir pribadi". Bu Sari menjawab "Iya Pak Eki, Kepala Dinas Pendidikan kita yang baru memang rendah hati ya, he he".
Group WA guru MIDH pun berbunyi tanda ada pesan masuk
"Tadi ada orang ke kelas saat anak-anak lagi mengerjakan soal ulangan. Beliau bilangnya wartawan.. Ehh..Ternyata Kepala Dinas Pendidikan.(efek nggak tahu kepala dinas baru, kena jebakan batman)", tutur Bu Ela selaku guru dikelas VB
"Hemm kan, Ceritanya Bagaimana?" tanya Pak Riha selaku Kepala Sekolah