Saat berada di tempat hiburan malam kita biasanya mendengan suara lagu musik DJ (deejay), aroma alkohol yang menyengat, dan kerlap-kerlip lampu diskotek ke segala arah. Tempat-tempat hiburan malam itu adalah seperti diskotek dan tempat karaoke. Banyak pekerja yang menggantungkan hidupnya dari bekerja di tempat-tempat hiburan malam di Indonesia. Â
Pengunjung yang mendatangi tempat-tempat hiburan malam biasanya ingin menikmati kehidupan di malam hari. Mereka ingin menghilangkan kepenatan dari rutinitas bekerja sehari-hari. Selain itu mereka juga beralasan sebagai pelarian dari masalah hidup yang lagi dihadapi.
Pengunjung yang datang ke tempat hiburan malam harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Itu harga yang pantas untuk bisa menikmati fasilitas yang diberikan oleh diskotek dan tempat karaoke. Mereka rela membayar mahal agar bisa berpesta dan bersenang-senang pada malam itu. Sejenak mereka melupakan pekerjaan dan masalah keluarga yang ada dirumah.
Mereka menikmati suguhan musik oleh DJ yang ada di tempat hiburan malam. Seperti berdendang sambil mengikuti alunan suara musik DJ. Tempat hiburan malam itu begitu mengasyikkan. Biasanya disana itu identik dengan pergaulan bebas, pemakaian obat terlarang, dan meminum minuman beralkohol yang memabukkan.
"Menyenangkan menurut pemikiran manusia tetapi belum tentu menyenangkan menurut Tuhan. Betul kan?"
Diskotek dan Tempat Karaoke
Pertama, tempat hiburan malam yang akan saya bahas adalah diskotek. Penulis sendiri belum pernah datang ke diskotek. Informasi tentang diskotek, saya dapatkan dari penuturan seorang teman dan pengakuan seorang Disc jockey(DJ)Â pada acara reality show dari televisi.
Diskotek biasanya menyuguhkan musik DJ (baca: ajeb-ajeb). Seseorang yang memainkan musik DJ itu biasanya ada yang laki-laki dan juga ada yang perempuan. Disc jockey(DJ) adalah penyiar (diskotek) yang bertugas memutar lagu. Seorang DJ biasanya saat berangkat kerja pada malam hari dan pulangnya di pagi hari.
Pernah saya menonton acara reality show di salah satu stasiun televisi swasta ditanah air. Di sini, biasanya penonton akan disuguhkan oleh kehidupan pribadi seseorang untuk diungkap. Waktu itu ada pengakuan seorang DJ yang bekerja di diskotek daerah Jakarta. Menurut pengakuannya godaan bekerja sebagai DJ di tempat hiburan malam adalah peredaran obat-obatan terlarang dan pergaulan bebas.
Menurutnya jika DJ bisa menahan godaan untuk tidak terpengaruh maka akan aman-aman saja. Kehidupannya bisa berjalan normal dan tidak ada dampak ketagihan terhadap obat-obat terlarang. Ada cibiran yang berkembang dimasyarakat yang biasanya berasal dari tetangga. Karena dia adalah seorang wanita yang bekerja pada malam hari dan pulang di pagi hari. Tetapi dia tidak menghiraukannya karena hal tersebut sudah menjadi tuntutan profesinya sebagai DJ. Yang terpenting dia bisa menahan godaan untuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang dilarang oleh norma masyarakat dan aturan agama.
Menurut penuturan teman saya, Â biasanya orang yang pergi ke diskotek itu bisa terpengaruh dengan apa yang orang lakukan disana. Seperti meminum minuman alkohol yang memabukkan. Lalu pemakaian obat-obatan terlarang. Artinya lingkungan akan sangat berpengaruh dengan apa yang akan kita lakukan.
Jika lingkungan itu baik maka kita akan ikut baik. Namun jika lingkungan itu kurang baik maka tidak menutup kemungkinan kita juga bisa terpengaruh oleh lingkungan tersebut. Hal ini bisa terjadi jika iman kita lagi lemah. Kemudia ditambahi  lagi kita sedang diliputi oleh perasaan frustasi karena masalah kehidupan yang belum ada penyelesaiannya. Pergi ke tempat hiburan malam akhirnya sebagai pelarian semata.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengingatkan "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau wangi darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak engkau, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap" (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628)/(Republika.co.id)
Kedua, tempat hiburan malam seperti tempat karaoke. Kalau tempat karaoke pernah saya kunjungi di waktu lampau. Biasanya ada beberapa orang yang bekerja di tempat karaoke. Pekerjanya adalah resepsionis, pemandu karaoke, dan pelayan.
Ada yang bekerja sebagai resepsionis. Karena resepsionis yang posisinya selalu berada di depan. Maka biasanya dipilih seseorang yang penampilannya menarik, berpakaian lebih tertutup, dan bicaranya sopan. Selain itu sikapnya juga begitu ramah terhadap pengunjung. Pengunjung yang datang untuk memesan ruangan karaoke biasanya akan diberikan senyuman manis.
Ada yang bekerja sebagai pemandu karaoke. Pemandu karaoke biasanya berpakaian agak terbuka. Tujuannya adalah untuk menarik pengunjung agar menggunakan jasanya. Dalam berdandan pemandu karaoke biasanya terlihat begitu berlebihan. Jasa pemandu karaoke adalah menemani pengunjung bernyanyi diruangan karaoke. Hal inilah yang dinilai oleh masyarakat profesi ini memiliki stigma negatif.
Ada yang bekerja sebagai pelayan. Tugas pelayan adalah untuk menyiapkan ruangan karaoke bagi pengunjung. Mulai dari membersihkan ruangan karaoke dan memberikan pengharum ruangan. Hingga mengantarkan minuman yang telah dipesan oleh pengunjung. Rata-rata pelayan ditempat karaoke adalah laki-laki. Mereka biasanya mengerti tata cara pengoperasian komputer untuk berkaraoke.
Saat saya dan teman-teman pergi ke tempat karaoke tujuannya adalah untuk menyanyi. Kami tidak ditemani oleh pemandu karaoke. Kita bernyanyi bergiliran dengan diiringi lagu rekaman musik dangdut, pop, dan dari musik luar negeri. Dalam memesan minuman juga sewajarnya saja seperti minum air putih atau soft drink. Kami tidak meminum minuman beralkohol yang memabukkan.
Kita menghibur diri dengan bernyanyi di akhir pekan. Selain itu jika ada teman kami yang sedang berulang tahun. Maka kita biasanya mengucapkan ulang tahun kepadanya dengan sebuah lagu "selamat ulang tahun" dari group band Jamrud di tempat karaoke.
Dari Ustman bin Affan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, "Jauhilah khamar (minuman keras), karena khamar itu merupakan induk segala keburukan".
Suatu kisah ada seorang ahli ibadah yang dijebak oleh wanita tuna susila dirumahnya. Saat datang dirumahnya dia disuguhi khamar. Kalau ahli ibadah tersebut menolaknya dia akan menjerit dan berteriak ada orang yang memasuki rumahnya.
Akhirnya sang ahli ibadah bertekuk lutut, "Zina saya tidak mau. Membunuh juga tidak." Lalu ia memilih untuk meminum khamar seteguk demi seteguk hingga akhirnya ia mabuk. Dan setelah mabuk hilanglah akal sehatnya yang pada akhirnya ia berzina pada wanita tuna susila tersebut dan juga membunuh bayi itu. (Rumaysho.com/15-01-2016)
Dari kisah diatas kita bisa mendapatkan pelajaran mengenai bahayanya meminum minuman yang memabukkan.Tempat hiburan malam akan libur apabila ada peringatan hari besar keagamaan seperti saat umat muslim melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Pelaku usaha tempat hiburan malam akan berhenti beroperasi selama sebulan. Lalu mereka akan membuka usahanya lagi setelah lebaran tiba.
Kesimpulan
Ada dua orang yang ada ditempat hiburan malam yaitu pekerja dan pengunjung. Terjadi suatu simbiosis mutualisme disana. Suatu hubungan yang saling menguntungkan terjadi antara pekerja dan pengunjung. Pekerja melakukan jasa menghibur pengunjung dengan memberikan alunan suara musik ditempat hiburan malam. Sementara pengunjung membayar jasa mereka dengan uang yang bisa digunakan oleh pekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pemandu karaoke masih menjadi profesi yang memiliki stigma negatif dimasyarakat. "Apakah bekerja sebagai pemandu karaoke itu buruk apabila ditinjau dari norma masyarakat dan aturan agama?" jawabannya menurut saya adalah iya.
Namun, setelah kita lihat lagi jika ada seorang pemandu karaoke tersebut bekerja demi kebutuhan keluarganya dirumah. Seperti agar anak-anaknya di rumah bisa makan dan bersekolah. Selain itu juga untuk membiayai kehidupan orang tuanya yang sudah tua dan tidak mampu bekerja lagi. Tentu kita tidak bisa menyalahkannya untuk memilih profesi tersebut. Karena mungkin tidak ada profesi yang dikuasai lagi selain sebagai pemandu karaoke.
Mungkin cara mencari nafkahnya saja yang perlu untuk diubah. Caranya yaitu melalui kebijakan pemerintah yang diwakili oleh departemen sosial bisa memberikan pelatihan bekerja kepada para pemandu karaoke. Setelah mereka memiliki ketrampilan untuk bekerja. Mereka bisa mencari nafkah dengan profesi yang lebih baik. Sehingga profesinya tidak melanggar norma di masyarakat dan berbenturan dengan aturan agama.
"Ada seorang wanita pezina melihat seekor anjing dihari yang panasnya begitu terik. Anjing itu mengelilingi sumur tersebut sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan. Lalu wanita itu melepas sepatunya (lalu menimba air dengannya). Ia pun diampuni karena amalannya tersebut." (HR. Muslim no.2245)/(Rumaysho.com/5-5-2014)
Kisah itu kiranya bisa sedikit mengubah stigma negatif pekerja pemandu karaoke di masyarakat.
Semoga Bermanfaat,
Salam,
Eki Tirtana Zamzani
Mojokerto, 09-09-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H