Suaminya Pak Ghufron yang biasanya terjun langsung ke masyarakat. Beliau melakukan syiar-syiar agam islam ke masyarakat. Biasanya beliau yang menjadi imam shalat saat kewajiban menunaikan ibadah shalat telah tiba.
Keluarga Pak Ghufron dan Ibu Robitoh begitu sibuk untuk bisa memajukan dusunnya. Rumahnya biasanya sering didatangi oleh warga untuk mengurus berbagai keperluan. Sehingga rumahnya buka dua puluh empat jam. "Meskipun pintu rumah kami sudah ditutup, saya atau Pak Ghufron ada yang tidak tidur. Kami bergantian waktu tidur" tutur Ibu Rob.
Mengutip ucapan Dosen saya di UIN Sunan Ampel Surabaya. Beliau namanya adalah Pak Saerozi. Namun kini beliau sudah meninggal dunia. Beliau bercerita kalau semasa hidupnya pernah mengurusi panti asuhan anak-anak yatim. Dan juga pernah menjabat di pendidikan ma'arif Nahdlatul Ulama. Organisasi otonom NU yang mengurusi madrasah-madrasah (sekolah-sekolah islam).
Kata-kata almarhum Pak Saerozi yang selalu saya ingat adalah urusilah kehidupan orang lain. Maka Allah SWT yang akan mengatur dan memberikan kemudahan untuk segala urusan kehidupan kita. Semoga amal baik yang telah dilakukan oleh Pak Ghufron dan Ibu Robitoh sekeluarga untuk memajukan desanya bisa dicatat sebagai amal kebaikan beliau berdua selama hidup di dunia. Allah SWT bisa memberikan rezeki yang melimpah dan selalu diberikan kesehatan sekeluarga. Amin Â
Mojokerto, 16-8-2018
Salam,
Eki Tirtana Zamzani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H