Beliau di PAUD Al-Ihlas bertanggungjawab dalam hal administratif surat-menyurat ke lembaga lain. Seperti : perizinan pendirian sekolah, menyusun program study banding guru ke sekolah lain, dan mengatur program pembelajaran.Â
Prinsipnya dalam mengelola yayasan ini adalah beliau tidak mau hidup statis (tetap). Dia ingin selalu dinamis (berubah), yakni bisa melakukan perubahan (inovasi) pendidikan ke arah yang lebih baik.
Guru-guru di PAUD Al-Ihlas saya ikutkan magang di PAUD yang ada di daerah Puri, Kabupaten Mojokerto. Mereka kami tunjukkan sekolah PAUD yang baik dalam pembelajarannya. Kami tidak mau pembelajaran yang biasa-biasa saja (statis). Persaingan semakin ketat untuk bisa mendapatkan murid.
Jika guru-guru kami mengajar secara konvensional atau biasa-biasa saja. Maka sekolah kami akan ditinggalkan muridnya. Tidak akan ada wali murid yang mendaftarkan anaknya ke sekolah kami. Jumlah siswa tahun ini yang mencapai tujuh puluh siswa. Semoga kedepannya kami bisa mempertahankan jumlah siswa pada setiah ajaran barunya.
Guru biasanya dalam mengajar adalah dengan metode ceramah. Sekarang tugas guru adalah sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Bukan zamannya lagi guru yang aktif dalam pembelajaran. Siswa juga harus diberikan porsi yang lebih banyak dalam beraktivitas di dalam kelas. Saat siswa aktif dalam pembelajaran akan lebih banyak pengetahuan yang akan didapatkan.
Terobosan baru yang ada di PAUD kami adalah anak-anak tidak belajar dikelas yang sama dan dengan guru yang sama. Kami melakukan study banding dengan mengunjungi PAUD yang lebih baik di luar kota. Hasilnya sistem pembelajaran yang baik bisa kami terapkan di PAUD Al-Ihlas.
Setiap ganti pelajaran anak-anak akan berpindah kelas. Setiap kelas ada guru yang berbeda-beda. Jadi sistem pembelajarannya adalah bukan guru yang datang mengajar ke kelas menemui muridnya. Namun anak-anak yang mencari kelas-kelasnya sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah ditentukan.
Selain itu kami selalu mengajari anak-anak untuk bisa hidup mandiri sejak kecil. Mereka tidak boleh diantar oleh ibunya sampai masuk di halaman sekolah. Ibunya harus mengantar anaknya sampai di pintu gerbang saja. Setelah itu boleh menunggu anaknya tetapi di luar pintu gerbang.
Kami juga pernah mengadakan belajar diluar sekolah. Seperti di hutan alam daerah Pulo dan taman TPA Randegan.Tujuannya adalah agar anak-anak bisa rekreasi sambil belajar. Karena masa-masa mereka adalah massa untuk bermain. Sehingga saat anak-anak bermain itu pintar-pintarnya guru untuk menyelipkan materi pembelajaran kepada siswa.
Selain aktif di PAUD Al-Ihlas. Beliau dan suaminya juga berusaha untuk membangun dusun Sukorame dengan berbagai kegiatan agama. Daerah Sukorame ini dulu terkenal dengan daerah abangan. Banyak orang-orang yang bermain kartu untuk berjudi. Di sini juga ada bangunan bersejarah gereja tua peninggalan Belanda.
Beliau juga menjadi pendiri kegiatan ibu-ibu muslimat nahdlatul ulama (NU). Seperti kegiatan diba'iyah. Diba'iyah itu perkumpulan rutin ibu-ibu untuk melakukan ritual keagaman NU. Seperti bershalawat dan membaca do'a keselamatan untuk keluarga. Namun, kini beliau tidak aktif lagi di kegiatan diba'iyah. Beliau aktif mengajar di TPQ dan madin saat sore dan malam hari telah tiba.