Jumlah jam efektif (JE) tersebut yang akan dibagikan pada setiap KD selama satu semester. Pengisian JE pada setiap KD tidak harus sama. Hal ini disesuaikan dengan tingkat kesulitan materi pada tiap KD. KD yang sulit bisa diberikan JE yang lebih banyak.
Sementara pada pengenalan kurikulum 2013 (K-13) dijelaskan oleh Ana Fulaila dan Khoiru Ummatin. Mereka diberi kesempatan menjadi pemateri karena pernah melikuti pelatihan kurikulum 2013.Â
Menurut Ana Fulaila, pelajaran pada K-13 adalah penggabungan beberapa mata pelajaran menjadi suatu tema pembelajaran. Ada hubungan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lainnya melalui tema yang sama. Pada K-13 anak bisa menemukan sendiri apa yang diajarkan oleh gurunya.Â
Contohnya adalah pada saat pembelajaran matematika. Mula-mula anak diberikan lembar kerja siswa. Setelah itu mereka diberikan tugas untuk menentukan keliling dan luas bangun datar. Contohnya adalah bangun datar persegi panjang. Mereka bisa menggunakan kertas karton sebagai media pembelajaran. Kertas karton diberikan garis kotak-kotak dengan ukuran yang sama.Â
Cara menghitung panjang mereka bisa menghitung jumlah petak-petak yang terletak dibawah (mendatar) persegi panjang. Sementara untuk lebarnya mereka bisa menghitung petak secara tegak. Pada saat menghitung keliling, caranya adalah dengan menghitung petak-petak yang mengelilingi bangun persegi panjang. Luasnya dapat di cari dengan cara menghitung jumlah seluruh petak yang ada pada bangun persegi panjang tersebut.
Menurut Astarini, Kurikulum 2013 (K-13) disebut juga pembelajaran berbasis konteks. Beliau menjabat sebagai Pengawas dari Dinas Pendidikan kota Mojokerto. Menurutnya pembelajaran berbasis konteks memiliki ciri-cirinya sebagai berikut :Â
Pertama, lingkungan sebagai sumber belajar.Â
Kedua, berorientasi kekinian.Â
Ketiga, mengembangkan kemandirian belajar.Â
Keempat, memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran.Â
Kelima, memiliki keterkaitan dan keterampilan antara kompetensi atau antar muatan.Â