Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ini Ceritaku di Hari Pertama Masuk Sekolah

20 Juli 2018   01:22 Diperbarui: 20 Juli 2018   21:06 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Selamat datang tahun ajaran baru 2018-2019 . Semangat untuk menuntut ilmu bagi anak-anak di MI Darul Huda kota Mojokerto. Belajar sesuatu hal yang baru harus selalu ada didalam ingatan. Anak-anak mulai masuk sekolah tanggal 16-07-2018.

Anak-anak kelas satu umumnya masih diantar oleh orang tuanya untuk berangkat ke sekolah. Ibu mereka rela menunggui anaknya berjam-jam dalam mengikuti masa orientasi siswa (mos). Seorang Ibu akan terlihat begitu bahagia apabila melihat buah hatinya tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.

Tahun ini saya mendapatkan kepercayaan menjadi walikelas. Saya menjadi wali kelas  III C. Muridku berjumlah dua puluh dua anak. Ada sebelas anak laki-laki dan sebelas anak perempuan. Tugas wali kelas antara lain : memilih anak-anak yang pantas untuk menempati struktur kelas. Seperti : ketua, wakil, sekretaris, dan bendahara. Saya memilih melakukan votting untuk menentukan posisi mereka di struktur kelas. Setelah itu membagi buku pelajaran ke anak-anak. Saat dirumah mulai mengetik jadwal piket kelas, jadwal pelajaran, dan administrasi kelas.

Dunia anak-anak berbeda dengan dunia orang dewasa. Mereka terlihat begitu polos, lucu, dan sifatnya yang bermacam-macam. Suatu pembelajaran bagi saya untuk menjadi orang tua bagi mereka selama berada disekolah. Mereka disekolah mencari ilmu kepada gurunya. Ilmu yang akan bermanfaat kelak bagi kehidupan mereka. ilmu memiliki ruh. Ruh ilmu adalah keistiqomahan. Istiqomah adalah setiap hari dilakukan.

Saya mendapatkan kesempatan untuk mengajar pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Sebelum belajar. Saya bertanya kepada anak-anak mengenai pelajaan hari ini. Anak-anak apakah kalian tahu apa pentingnya kita belajar bahasa?" Tidak ada yang berani menjawab.

"Bahasa itu berfungsi sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Bahasa akan memudahkan manusia untuk mengetahui maksud dari manusia yang lain saat ingin berhubungan. Bayangkan jika tidak ada bahasa di dunia. Maka kita akan berkomunikasi ala tarsan (bahasa isyarat) saat berhubungan dengan orang lain. Kita sebagai mahluk sosial pasti akan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain.

Kita mempelajari empat bahasa di sekolah. Bahasa itu adalah bahasa jawa, bahasa indonesia, bahasa inggris, dan bahasa arab. Pertama, karena MI adalah sekolah Islam. Maka anak-anak harus bisa baca tulis huruf arab. Dan akan menjadi bonus apabila kalaian bisa berkomunikasi menggunakan bahasa arab.

Kedua, bahasa jawa. Biasanya kita akan menggunakan bahasa jawa saat berkomunikasi dengan anggota keluarga di rumah. Selain itu kalian juga boleh menggunakan bahasa jawa krama bila berbicara dengan bapak /ibu guru di sekolah. Ada tiga jenis bahasa jawa. Pertama, ngoko. Bahasa jawa ngoko biasanya kita gunakan berkomunikasi dengan teman sebaya.

Bahasa jawa krama digunakan oleh siapa saja. Murid kepada guru, orang muda kepada orang yang lebih tua, anak kepada orang tua, dan pegawai kepada pemimpinnya. Ketiga bahasa jawa krama inggil. Krama inggil merupakan bahasa dengan tingkat paling tinggi. Siapa saja yang berbicara dengan bahasa krama inggil ini, tiada kata kasar sama sekali meskipun dalam keadaan marah. (sumber : kejawenwetan.blogspot.com)

Ada juga suatu kata yang hanya ada didalam bahasa jawa. Orang jawa menyebut beras yang masih ada kulitnya dengan sebutan gabah. Pada bahasa Inggris disebut dengan rice. Ketika gabah itu sudah terkelupas kulitnya disebut dengan beras. Dalam bahasa Inggris juga tetap rice. Saat beras itu dimasak oleh ibu kita akan menjadi sego (baca : nasi). Dalam bahasa inggris juga tetap rice.

Sementara sisa nasi yang kita makan terletak disekitar mulut disebut upo. Dalam bahasa inggris juga tetap rice. Inilah kelebihan bahasa Jawa dari bahasa Inggris. Oleh sebab itu kita perlu belajar bahasa Jawa agar tetap lestari sampai kapan pun.

Ketiga adalah bahasa Indonesia. Saat mengajar pelajaran bahasa Indonesia. Saya membahas mengenai membaca dengan nyaring. Suatu cara membaca dengan suara yang keras dan jelas. Saya menyuruh salah satu anak untuk maju ke depan kelas. Dia lalu membaca dan diperhatikan oleh anak-anak diseluruh kelas.

Anak ini namanya Ayu. Dia wajahnya manis namun ada sedikit kelainan pada penglihatannya. Dia sedikit juling. Saya selalu memberi pujian kepada anak-anak yang mau menuruti perintah gurunya. Begitu juga dengan ayu, setelah berani maju saya memberikan tepuk tangan. Lalu diikuti oleh teman-teman yang lain.

Setelah Ayu membaca dengan nyaring didepan kelas. Mereka lalu saya suruh untuk menjawab soal-soal seputar yang ada pada bacaan. Paragafnya berbentuk deskripsi. Deskripsi adalah suatu paragraf yang bentuknya penggambaran mengenai bahan bacaan. Bacaannya membahas tentang pentingnya perpustakaan umum. 

Pertanyaan-pertanyaan itu antara lain :

1. Siapa yang menjaga perpustakaan? 2. Mengapa pengunjung betah untuk berada diperpustakaan? 3. Dimanakah letak perpustakaan? 4. Apa saja fasilitas yang disediakan di perpustakaan?

Dari beberapa pertanyaan tersebut, mereka akan mencari jawabannya dengan cara membaca lagi dibacaan dengan kata kuncinya kata kerjanya. Misalkan pada pertanyaan pertama. Anak-anak cukup mencari kata menjaga perpus dibacaan. Setelah menemukannya, mereka lalu membaca kalimatnya lebih lengkap agar bisa mengetahui informasi yang lebih jelas. Dan bisa menuliskan jawabannya. Soal yang lainnya bisa dicari jawabannya dengan cara yang sama.

Setelah itu kita belajar intonasi dalam membaca suatu kalimat. Intonasi merupakan tinggi rendahnya suara yang disesuaikan dengan bentuk kalimatnya. Kalimat itu ada beberapa jenis. Ada kalaimat tanya, ada kalimat perintah, ada kalimat berita. Saat kita menggunalkan kalimat perintah maka intonasinya tentu harus ada penenkananya dan mimiknya ramah.

Misal: "Budi, tolong ambilkan penggaris itu!" Kalau kalimat tanya intonasinya juga ada penekannaya mimiknya tegas. Hayo anak-anak, siapa yang pagi ini tidakmelaksanakan piket kebersihan kelas?" Sedangkan kalimat berita cukup dengan mimik santun dan bahasa yang baik. Contoh kalimat berita : "Ayu memang anak yang penurut. Karena dia berani membaca didepan kelas."

Anak-anak bersemangat sekali dalam belajar. Namun mereka sering bertanya kapan jam istirahat tiba. "Kapan ya Pak waktu istirahat tiba?" "Saya ingin istirahat untuk beli makanan dan minuman". Celoteh anak-anak.

Saya lalu memberi nasihat kepada mereka: "anak-anak sebaiknya sebelum kalian berangkat ke sekolah harus sarapan terlebih dahulu. Agar kalian bisa menjawab semua soal tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru dengan baik dan lancar. Ketika perut anak-anak dalam keadaan lapar maka kalian tidak akan bisa berkosentrasi dalam belajar. Karena yang ada dibayangan pikiran saat perut lapar adalah makanan yang enak dan mengenyangkan. Sehingga rasa lapar bisa pergi. Lalu diganti nikmat rasa kekenyangan.(etz)

Salam,

Mojokerto, 20-07-2018

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun