Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warisan "Inner Beauty" Lady Diana bagi Dunia

27 Mei 2018   01:13 Diperbarui: 27 Mei 2018   14:55 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.vogue.com/

Dalam sepekan ini kita telah menyaksikan berita di berbagai media massa mengenai pernikahan Pangeran Harry dengan Putri Meghan dari Kerajaan Inggris. Suatu pernikahan yang disaksikan oleh masyarakat internasional diseluruh dunia melalui siaran televisi.

Pernikahan keluarga Kerajaan Inggris selalu menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat luas. Hal ini tentunya sangat menarik untuk diketahui publik. Karena keturunan dari pernikahan Pangeran Harry dan Meghan akan menjadi pewaris tahta Kerajaan Inggris dimasa depan.

Pangeran Harry adalah putra dari Pangeran Charles dan Putri "Lady Diana". Pangeran Charles adalah Putra dari Ratu Elizabeth II. Ratu Elizabeth II merupakan pemimpin dari perkumpulan negara persemakmuran Inggris. Suatu negara yang pernah dijajah oleh Inggris dimasa lalu. Dan kini bersatu untuk membentuk suatu negara persemakmuran.

Gagalnya Pernikahan Pangeran Charles dan Putri "Lady Diana"

Pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana memiliki keturunan dua putra. Yakni Pangeran William dan Pangeran Harry. Pangeran William sudah menikah dengan Kate Middleton pada tahun 2011. Dan Pangeran Harry dengan Meghan pada tahun 2018.

Namun pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana harus berakhir ditengah jalan karena perceraian keduannya pada tahun 1996. Berita yang ada di media masaa waktu itu menyebutkan keretakan hubungan pernikahan Pangeran Charles karena hadirnya orang ketiga.

Orang tersebut merupakan mantan dari kekasih Pangeran Charles. Karena pangeran Charles ditugaskan diluar negeri, sehingga kekasihnya tersebut tidak tahan untuk berhubungan jarak jauh. Lalu dia memutuskan untuk menikah dengan orang lain.

Pada tahun 1981, Pangeran Charles menikahi Putri Diana. Namun menurut berita yang beredar dan kesaksian dari buku diary Putri Diana. Ternyata masih terjalin hubungan gelap antara Pangeran Charles dengan orang ketiga tersebut. Sehingga menyebabkan renggangnya hubungan Pangeran Charles dengan Putri Diana. Akhirnya pada tahun 1996 keduanya memutuskan untuk bercerai.

Pada tahun 1997, Putri Diana harus menghembuskan nafas yang terakhir karena mengalami kecelakaan lalu lintas di terowongan Pont de I'Alma, Paris. Masyarakat internasional berduka, karena Putri Diana dikenal sebagai putri yang baik hatinya karena memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dia sering mengunjungi kegiatan-kegiatan sosial diluar negeri.

Pada bulan November 1989 Putri Diana berkunjung ke Indonesia. Putri Diana menyempatkan datang ke Rumah Sakit Kusta Sitanala di Banten. Putri Diana kemudian tanpa ragu duduk ditempat tidur penderita kusta disana. Ia juga tak ragu berjabat tangan dengan pasien penderita kusta yang dirawat di RS Sitanala. Ia juga tanpa ragu menyentuh perban pembungkus luka pasien disana. Putri Diana juga perhatian terhadap penderita HIV/AIDS di seluruh dunia. (serambinews.com/26-05-2018).

Selain itu ketika masih menjadi istri dari Pangeran Charles dan bertempat tinggal di Istana. Dia tidak segan-segan untuk mengobrol sambil mengemil kismis bersama dengan koki didapur. Meskipun sebenarnya hal ini dilarang oleh Protokol Kerajaan Inggris. (tribunsolo.com/31-08-2017)

Kini sudah dua puluh satu tahun Putri Diana meninggal dunia. Dan pada bulan Agustus nanti, rencananya akan ada pemutaran film dokumenter berjudul Diana, Our Mother: Her Life and Legacy di seluruh dunia untuk mengenang kisah Putri Diana.(Jakarta.tribunnews.com/26-05-2018)

Kesimpulan

Sehingga kita dapat mengambil pelajaran dalam setiap pernikahan kedua insan. Dalam pernikahan memang butuh yang namanya kesetiaan. Agar tidak ada pihak yang dikorbankan nantinya. 

Apabila terjadi perceraian, korbannya itu bisa kedua orang tua yang mengalami kesedihan karena kegagalan pernikahan anak-anaknya. Dan bisa juga anak-anak yang merupakan hasil keturunan dari pernikahannya.  Mereka tidak bisa merasakan kebahagiaan untuk melihat kedua orang tuanya hidup bersama.

Ketika kita mencintai seseorang berdasarkan fisiknya. Maka cinta kita itu tidak bisa bertahan lama. Cinta itu bisa hilang dari perasaan kita jika fisik dari pasangan kita telah berubah. Setelah pudarnya cinta, bisa jadi mencari pasangan lagi yang fisiknya lebih baik dan menawan. 

Ketika kita mencintai seseorang berdasarkan hartanya. Kita juga bisa berpaling ke yang lain bila kekayaan pasangan kita berkurang. Sehingga akhirnya tidak ada kesetiaan karena cinta bisa dibeli dengan rupa dan harta.

Berbeda halnya bila kita mencintai seseorang berdasarkan inner beauty-nya. Keindahan yang berasal dari dalam diri seseorang. Ketika cinta itu tumbuh dengan sendirinya seiring intensitas kebersamaan. Karena kita suka dengan kepribadiannya yang baik seperti : pekerja keras, baik hati, dan ringan tangan (berjiwa sosial) yang tinggi.

Sehingga hal ini bisa menumbuhkan benih-benih cinta yang sebelumnya tidak ada. Menurut saya cinta yang berdasarkan inner beauty seseorang yang bisa bertahan lebih lama sampai kita menjadi kakek-nenek nanti.

Maka tidak akan ada cerita lunturnya cinta karena termakan usia pasangannya. Dan juga tidak akan ada cerita berpaling ke orang lain apabila kekayaan harta pasangannya berkurang.  Jadi cinta yang berdasarkan inner beauty seseorang yang akan menjaga kesetiaan kita kepada pasangan untuk selamanya.

Mojokerto, 27-05-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun