Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tradisi Lebaran, “Masih Bekerja, Kegembiraan Anak-anak dan Perjodohan”

7 Juli 2016   16:04 Diperbarui: 7 Juli 2016   16:16 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doodle Edisi Lebaran

Hari raya Idul Fitri dikenal masyarakat dengan istilah lebaran. Kebiasaan masyarakat Indonesia yang bekerja di luar kota untuk merantau demi kehidupan yang lebih baik. Mereka akan kembali ke kampung halaman masing-masing untuk merayakan lebaran. Mereka akan mengunjungi sanak keluarga untuk berkumpul dan saling bermaaf-maafan. Ajang reuni acap kali terjadi untuk bercerita masa-masa sekolah di masa lalu. Selain itu masih kita jumpai berbagai macam jenis profesi yang masih menjalankan aktivitasnya di saat lebaran tiba.   

Profesi yang masih Bekerja disaat Lebaran

Ketika lebaran masih kita jumpai orang-orang yang masih bekerja. Hal ini dapat kita jumpai di jalan raya. Polisi tetap masuk kerja untuk mengamankan lalu lintas kendaraan yang begitu ramai. Jurnalis televisi atau media cetak bekerja untuk melaporkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan lebaran. Sopir kendaraan umum yang mengantarkan penumpang untuk bersilaturrahim dengan sanak keluarga. Dan juga para blogger (penulis blog) yang ingin menuliskan pengalamannya saat lebaran untuk para pembaca kompasiana.

Tradisi pulang kampung ini, kita kenal dengan istilah mudik. Jalan-jalan di pulau jawa akan ramai dipenuhi dengan lalu-lalang kendaraan bermotor. Terutama kendaraan pribadi seperti sepeda motor. Polisi akan mengantur jalannya lalu lintas. Jurnalis akan mengabarkan daerah-daerah mana saja yang mengalami kemacetan. Profesi ini tentu tidak mengenal kata libur di saat lebaran. Karena mereka bekerja untuk rakyat dan mengabarkan informasi yang bermanfaat kepada masyarakat.

Lebaran menjadi begitu istimewa bagi umat muslim. Karena untuk meraihnya mereka harus berjuang terlebih dahulu untuk berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Setelah itu mereka bisa merayakan kemenangan dikampung halaman dengan kumpul bersama dengan keluarga tercinta. Selain itu, pada saat lebaran kita juga mengenal istilah reuni. Reuni ini merupakan ajang kumpul bersama teman-teman waktu sd, smp, sma, kuliah, dan kerja. Biasanya kita bercerita tentang masa-masa sekolah yang tak terlupakan.

Lebaran saat yang ditunggu bagi Anak-anak

Tradisi berkeliling ke rumah-rumah tetangga saat lebaran juga biasannya dilakukan umat muslim. Banyak orang tua yang mengajak anak-anaknya untuk bersilaturrahim ke saudara atau tetangga dekat. Tentu dalam hal ini yang bergembira saat lebaran adalah anak-anak. Karena mereka dapat angpau dari sanak keluarga atau tetangga yang mereka kunjungi. Angpau itu biasanya berisi uang saku lebaran. Uang saku itu tentu cukup untuk dipergunakan membli jajan anak-anak saat lebaran. Biasanya mereka membeli bakso, mie ayam, dan juga mainan anak-anak.

Perjodohan disaat Lebaran

Selain itu sering kita jumpai bagi para pemuda yang berusia kepala dua. Ada kerabat yang menanyai tentang jodoh. Tentu saja pertanyaan yang sering muncul adalah kapan mengakhiri masa lajang alias menikah? Bagi pemuda yang belum punya kekasih tentu hanya bisa menjawab belum punya. Nunggu datangnya jodoh. Para-para pemuda yang belum punya kekasih biasanya malah di candai oleh kerabat. Ko betah ya dik hidup sendiri. Menikah itu enak lho ada yang mendampingi kemana-mana, ada yang nyiapin, dan bisa segera mempunyai keturunan.  Segera mencari pendamping hidup yang cantik dan shalehah (pengetahuan agamanya baik)!

Sebenarnya pada ajang silaturrahim ini sangat tepat sebagai ajang perkenalan dalam mencari jodoh. Siapa tahu dari keluarga-keluarga kita itu ada temannya yang masih lajang juga. Dan mereka sudah siap untuk berumah tangga. Siap dalam segi pengetahuan, finansial, hingga kebutuhan biologist. Sehingga bisa dijodohkan. Barangkali bisa cocok dan sampai ke jenjang pernikahan.

Tentu saja sebagai pemuda juga pingin menikah kalau sudah lulus kuliah, punya pekerjaan tetap, sudah bisa menabung untuk kehidupan dimasa mendatang. Hanya saja terkadang jodoh yang dinanti-nanti itu memang belum datang. Sudah berkenalan mungkin belum cocok. Ya bagaimana lagi kalau masalahnya begitu bagi para mak comblang tak bisa berbuat apa-apa.

Bagi yang masih dalam penantian datangnya jodoh. Bisa melakukan kegiatan yang produktif, bermanfaat untuk masa depan, dan juga tidak lupa untuk selalu berusaha berkenalan dengan lawan jenis. Hal ini tentu salah satu bentuk usaha kita untuk mendapatkan jodoh. Setelah itu kita tinggal berserah diri. Semoga kita bisa diberikan jodoh atau pasangan hidup oleh Allah SWT yang sesuai dan bisa langgeng sampai kakek-nenek nanti.

Amin ^_^

Terimakasih

Selamat Lebaran

Mojokerto, 07-07-2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun