Mohon tunggu...
Ervina Talalu
Ervina Talalu Mohon Tunggu... -

traveler, nature lover, teacher, blogger

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sarung Sutra, Cinderamata Khas Sengkang

12 Desember 2012   09:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:48 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain terkenal dengan Danau Tempe, kabupaten Sengkang juga dikenal sebagai kota penghasil tenun sutra. Jika kamu mengunjungi daerah ini, kamu tidak perlu khawatir mencari cinderamata yang tepat untuk orang – orang terdekat seperti keluarga, teman ataupun kolega di kantor. Sarung sutra Sengkang adalah cinderamata yang tepat untuk anda berikan kepada orang – orang di sekitar anda. Tidak hanya membawa pulang oleh – oleh kain sutra asli buatan tangan, anda juga bisa melihat secara langsung proses pembuatan sarung sutra secara manual. Sebelum balik ke Makassar, saya bersama teman – teman Makassar Backpacker menyempatkan singgah di salah satu lokasi pembuatan sarung tenun sutra yang konon katanya terkenal sampai mancanegara untuk melihat secara langsung proses pembuatannya.

alat tenun bukan mesin

Proses pembuatan sarung sutra asli masih tradisional dimulai dari pemilihan bahan sutera, pemisahan benang sampai proses penenunan. Benang yang dihasilkan dari ulat sutra diberi pewarna alami yang bersumber dari alam dengan melalui beberapa kali proses pencelupan sampai menghasilkan kualitas warna yang baik dan tahan lama. Setelah itu, benang sutra yang telah diwarnai ditenun sesuai dengan motif yang diinginkan.

salah satu penenun sarung sutra

Meski kunjungan kami tak lama namun saya masih bisa ngobrol – ngobrol dengan salah satu penenun sarung sutra. Saya tidak sempat menanyakan nama beliau. Namun, menurut penuturannya, usaha tenun sarung sutra adalah warisan keluarga secara turun – temurun yang terus dipertahankan sampai sekarang agar tidak punah. Satu sarung sutra bisa selesai ditenun dalam waktu satu bulan. Sehari bisa menghasilkan kain tenun sepanjang 2 meter. Alat tenun tradisional hanya mengandalkan kelihaian tangan dan menggunakan kaki. Motifnya pun bervariasi mulai dari motif polos, ikat ataupun motif variasi seperti corak batik. Motif – motif tersebut selain dibuat sarung, juga dijadikan selendang ataupun pakaian sehari – hari.

outlet yang menjual kain sutra

Meski harus merogoh kocek, namun worth it lah dengan kualitas sutra yang dihasilkan. Harga satu helai kain tenun sutra bervariasi mulai dari Rp 50.000 sampai ratusan ribu rupiah. Satu sarung sutra dijual mulai dari harga 150 ribu untuk tenun ikat. Selain menenun sarung, sebagian penenun membuka outlet sendiri di rumahnya sehingga dapat melayani konsumen yang ingin membeli langsung produknya. Rata – rata pembeli berasal dari luar negeri dan produk yang paling banyak diminati adalah adalah selendang baik yang bermotif polos, ikat ataupun yang bercorak batik.

selendang dengan berbagai motif

Produk kebanggaan masyarakat ini masih terkendala di proses pemasaran. Sebagian besar para pengrajin menjual produknya ke pengusaha lokal. Pengusaha lokal tersebut yang kemudian memasarkannya ke konsumen di mancanegara dan menjualnya dengan harga yang tinggi. Alhasil, penenun belum mendapatkan harga yang pantas mereka dapatkan sesuai dengan hasil jerih payahnya. So, jika kamu pernah mengunjungi Sengkang, pernahkah kamu membeli cinderamata khas kota ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun