"Okey, bagus lah kamu tahu." jawabnya lagi.
Beliau pun melanjutkan ceritanya yang belum selesai,
Butir butir nasi yang engkau makan itu, berasal dari butir butir padi yang merupakan sebuah hasil perjuangan dari seorang petani. Yang engkau makan itu adalah hasil dari peluh dan cucuran keringat petani itu. Bisa kah engkau bayangkan kerja seorang petani, membajak sawah, menanam padi, sampai memanennya. Sungguh engkau tak menghargai hasil keringat dan kerja petani itu.
"Begini," beliau pun melanjutkan ceritanya.
"Pernah kah engkau memegang nasi yang sudah basi??" tanyanya.
"Iya, pernah Pak," jawabku lagi.
Ya, itulah bukti bahwa nasi itu menangis Nak, Nasi itu bersedih, karena engkau tak menghabiskannya, dan akhirnya pun Butir butir nasi itupun mengeluarkan air matanya. Itulah sebabnya, Nasi yang sudah basi itu, pastilah basah dan berair.
"Sekarang Bapak bertanya kepada kamu, maukah engkau melihat nasi itu menangis???"
"Tidak Pak", jawabku.
"Makanya, habiskanlah nasi itu, jangan dibuat sisa ya." katanya dengan penuh kebijakan.
Akhirnya, waktu itu, nasi yang sempat tersisa itu berhasil aku habiskan. Ya, karena aku tak mau membuat nasi itu menangis..!!
************