Mohon tunggu...
Eko Sumardono
Eko Sumardono Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

laki laki

Selanjutnya

Tutup

Money

Token Listrik

1 Oktober 2015   13:49 Diperbarui: 1 Oktober 2015   14:28 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja saya membeli token listrik. Ternyata ada perubahan sistem pembelian token listrik prabayar. Rencananya mau membeli 150 ribu rupiah tetapi ternyata sekarang tidak bisa beli langsung 150 ribu. Padahal bulan lalu masih bisa, sekarang hanya tersedia nilai 20 ribu, 50 ribu, 100 ribu, 200 ribu dan seterusnya tetapi tidak saya bahas karena hanya biasa beli senilai tersebut dan itu untuk daya 1300 VA.

Saya biasanya beli di sebuah jasa penjualan pulsa dan biasanya biaya admin bank hanya 1800 rupiah dan itu dipotong dari nilai pulsa token yang saya beli. Jadi kalo dari 100 ribu nilai tokennya jadi 98200   terus dipotong 2.913% untuk ppj baru sisanya dibagi 1350 yaitu harga per Kwh untuk daya 1300 VA.

Tadi mengalami perubahan nilai token yang diperhitungkan dalam biaya PPJ itu 100 ribu jadi 100 ribu itu dipotong PPJ sebesar 2.913% yg menjadi 2913 dan sisanya menjadi 97087 ini yg dibagi 1350. Memang nilai Kwh yang diperoleh naik yaitu dari bulan lalu 70.6 menjadi 71.9 tetapi nilai bayarnya naik mnjadi 102500.

Tidak tahu apakah ini naik atau turun tetapi yang jelas yang dibayarkan naik. Apalagi kalau saya yang biasa beli 150 ribu harus beli 2 kali dan pasti admin banknya jadi 2 kali. Berarti tujuan perubahn sistem ini justru menambah beban pelanggan. Dan tujuan Bapak Rizal Ramli tidak tercapai. Sungguh kalau bisa kebijakan ini jngan dipakai lagi.

Salam Cibinong 01102015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun