Wardah bukan sekadar mengajak perempuan tampil cantik.
Ia memotivasi kita untuk menampilkan kecantikan itu secara menyeluruh, lahir maupun batin.
[caption id="attachment_334718" align="aligncenter" width="454" caption="dokumentasi pribadi"][/caption]
Ada dua hal yang sering dikeluhkan oleh teman-teman saya kala berpuasa. Pertama, kulit dan bibir jadi lebih kering. Kedua, konon mereka merasa matanya berlingkaran hitam seperti Panda. Hihihi…
Beberapa tahun lalu, kedua problem tadi juga selalu saya alami setiap kali Bulan Puasa tiba. Kurang minum air putih, tempat bekerja yang kondisinya berubah-ubah (usai berpanas-panasan di bawah terik matahari, lalu berjam-jam di dalam ruangan ber-AC), hingga kurang tidur (lantaran harus bangun 2 jam lebih awal untuk menyiapkan sahur), membuat kulit saya menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Wajah tampak lebih kusam, bibir mengelupas, daerah sekitar bawah mata pun berkantung kehitaman. Kucel banget, deh pokoknya.
Saat itu yang pertama kali terlintas di kepala adalah mencari produk kosmetik. Harapan saya, kosmetik tersebut bisa menjadi solusi instan:
Beli body lotion yang oke, biar kulit lembap seharian.
Nyari lip balm yang berkualitas, biar bibir lembut merona sampai malam.
Berburu concealer yang nge-heeeittssss, siapa tahu efektif bikin area mata kembali cemerlang.
...
Ternyata,
Anggapan saya tersebut tidak sepenuhnya benar. Mengandalkan kosmetik dan produk perawatan dari luar memang ada hasilnya. Namun, efeknya hanya sementara.
Membenahi pola pikir dan gaya hidup
Salah satu peragawati senior yang pernah mengajar saya di sebuah workshop kepribadian mengatakan, kecantikan yang sesungguhnya itu berasal dari dalam. “Ia dimulai dari pikiran, menjalar pada batin, diterapkan pada gaya hidup sehari-hari, dijaga dengan melakukan kebaikan, serta disyukuri dengan menjalani ibadah sebaik-baiknya.”
Sejak saat itu saya menyadari, bahwa ketika ingin cantik, maka saya perlu berubah dari dalam.
Caranya mungkin beragam. Secara pribadi, saya memulainya dari menjalani perintahNya sebaik mungkin, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menambah porsi sayur dan buah-buahan segar, lebih banyak minum air putih, mencukupi waktu tidur, mengelola stress, dan rutin berolahraga.
Saya juga berusaha menjalankan shalat dan puasa sunah. Selain sebagai ibadah, peran keduanya dalam kesehatan sudah terbukti secara ilmiah. Gerakan-gerakan shalat ikut menjaga fungsi organ. Sementara puasa berperan membersihkan pencernaan dan mendukung proses regenerasi sel. Fungsi organ yang baik dan sel-sel tubuh yang terus terbarui membuat peredaran darah dan oksigen semakin lancar. Kalau kondisi lahir maupun batin sudah lebih jernih, insyaAllah tubuh sehat, penampilan segar, raut wajah bercahaya.
Lalu di mana peran produk kosmetika?
“Mendukung semuanya,” kata pengajar saya dengan mantap. Ia juga menekankan, bahwa berdandan bukan berarti membuat wajah kita jadi warna-warni. Sifatnya hanya “menyempurnakan” dan harus tetap menampilkan jati diri.
Memilih kosmetik
Bagi saya, masalah jati diri ini penting karena terkait erat dengan prinsip yang saya imani.
Belajar dari pernyataan LPPOM MUI, bahwa urusan kecantikan pun harus disesuaikan dengan syariah Islam, saya mulai paham bahwa memilih kosmetika pun tidak bisa sembarangan.
Urusan halal – haram ternyata bukan hanya soal segala sesuatu yang masuk ke perut. Tapi, juga mencakup apa saja yang kita oleskan ke kulit.
Auditor dan staf ahli LPPOM MUI, Dr Hj Anna P Roswiem, mengungkapkan, beberapa bahan yang merupakan titik kritis kehalalan dalam kosmetika adalah lemak, kolagen, elastin, ekstrak plasenta, zat penstabil vitamin, asam alfa hidroksil, dan hormon. “Bahan-bahan tersebut sangat rawan karena bisa jadi berasal dari lemak hewan yang diharamkan,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, saya mengutamakan produk kosmetika yang sudah terjamin status kehalalannya.
Berbekal situsini, saya menjelajahi berbagai tips seputar merawat kecantikan dan cara mengapliaksikan make-up. Ada banyak panduan praktis yang bisa kita temukan di sana. Mulai dari cara mengatasi pori-pori yang besar seperti kulit jeruk, kiat memakai bedak two way cake, sampai konsultasi kecantikan, semua tersedia.
http://www.wardahbeauty.com/id/beauty-corner-tips/detail/7/bye-bye-big-pores.html
Gaya make up sehari-hari
Aktivitas saya sebagai Mama dua anak, konselor menyusui, volunteer, dan fotografer persalinan, mengondisikan saya untuk bertemu banyak orang dari berbagai macam kalangan.
Bulan Ramadhan ini, usai mengantar anak sekolah, biasanya saya menyelesaikan naskah buku atau mnegedit foto di rumah, pergi ke rumah klien dan klinik laktasi, menghadiri diskusi pada beberapa komunitas, belanja ke pasar atau supermarket, dan sesekali menghadiri undangan buka bersama bersama teman-teman atau kolega.
[caption id="attachment_334703" align="aligncenter" width="700" caption="dokumentasi pribadi"]
Untuk melakoni kegiatan sehari-hari, saya tidak memerlukan dandanan yang neko-neko. Cukup mengandalkan kosmetik halal berupa pelembap, bedak tabur, pensil alis, dan lipstik yang berwarna sama dengan bibir.
Langkah-langkahnya, antara lain sebagai berikut ini:
1. Bersihkan wajah dengan susu pembersih
2. Oleskan pelembap secara tipis-tipis dan merata. Selingi dengan pijatan lembut di area kening, mata, dan pipi. Pijatan ini bermanfaat sekali membuat peradaran darah jadi lebih lancar. Efeknya, wajah akan kelihatan lebih segar.
3. Taburkan bedak. Gunakan spons yang lembut, dan tepuk-tepuk ke kulit agar bedaknya merata dan menempel lebih baik pada kulit. Jika ingin bedak lebih merata dan tahan lama, kita juga bisa membasahi spons bedaknya terlebih dahulu. Spons yang digunakan dalam keadaan lembap, terbukti efektif membuat bedak lebih menempel di kulit.
4. Sempurnakan bentuk alis. Saya menggunakan pensil alis warna cokelat tua, sekadar “mengisi” celah-celah rambut alis yang tumbuhnya kurang merata. Kenakan tipis saja, sekadar menegaskan bingkai wajah.
5. Terakhir, saya mengoleskan lip balm atau lipstik berwarna natural.
Oh, iya.. Langkah-langkah tadi juga saya terapkan saat menjalani sesi pemotretan untuk BungaBunga, toko fashion online bertema bunga milik saya, sekitar dua minggu yang lalu.
[caption id="attachment_334715" align="aligncenter" width="436" caption="dokumentasi pribadi"]
[caption id="attachment_334707" align="aligncenter" width="431" caption="dokumentasi pribadi"]