Mohon tunggu...
Dyah Narang Huth
Dyah Narang Huth Mohon Tunggu... Animator - Dyah Narang Huth

nama pendekku layaknya gado-gado dengan bumbu saus asing. Lahir dan besar di Jakarta. Selepas kuliah 1992, tinggalkan tanah air... karena cinta dan cita-cita. Terus berkecimpung dengan dunia pendidikan bahasa asing maupun budaya... termasuk bahasa Indonesia bagi penutur asing. Memilih profesi yang menghadirkan Indonesia di keseharian dengan mendirikan agentur budaya dan bahasa Indonesia. www.ikatagentur.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Mau Imigrasi dan Kerja ke Jerman? Sedikit Catatanku...

11 Agustus 2013   15:08 Diperbarui: 4 April 2017   17:45 21503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Foto-foto cantik tentang luar negeri, kehidupan yang terlihat nyaman, kota-kota yang bersih, nilai uang dengan kurs yang tinggi...  semua jadi pemandangan sehari-hari bagi yang berada di tanah air dan mempunyai jaringan komunikasi dengan yang tinggal di luar negeri.  Sejak lama aku tinggal di Jerman, jadi jangan heran  begitu banyak  chatt, email, inbox yang bertanya tentang kemungkinan kerja di Jerman. Tak jarang permohonan informasi lowongan, bahkan mengirim lamaran padaku yang berstatus wirausaha. Mungkin satu tanda, sudah saatnya kutulis catatan ini untuk beberapa "pencerahan" dari kacamata awamku, sedikit pengalamanku tentang hal ini yang kuharap bisa berguna.

Sebenarnya aku bukan orang yang bisa memberikan banyak informasi soal kesempatan bekerja dan tinggal di Jerman ini. Sebab sejak dulunya aku termasuk orang yang beruntung, sejak awal ke Jerman sudah bisa bahasa Jerman. Juga beruntung sejak awal datang sudah mempunyai status ijin tinggal yang jelas. Dan beruntung sekali bahwa tidak langsung harus terjun ke dunia pekerjaan yang harus menghasilkan pemasukan kas rumah tangga untuk kehidupan sehar-hari. Gaji pegawai negeri di sini cukup untuk hidup kami, tidak kekurangan, tidak berlebihan... sehingga aku bebas jalani kegiatan yang aku inginkan, termasuk kegiatan yang menjadi bekal profesi.

Dalam komunikasiku dengan mereka yang berniat imigrasi dn kerja kerja ke Jerman, aku selalu langsung bertanya hal-hal berikut ini:

*Bisa bahasa Jerman? Ini penting sekali untuk bekal bekerja. Kalau tidak bisa bahasa Jerman tapi punya latar belakang profesi yang bagus, sebagai tenaga ahli .. tentu bahasa Inggris saja juga bisa menjadi bekal. Tapi mereka yang tanpa bekal keahlian ... tanpa bahasa Jerman bukan start yang bagus untuk memulai langkah imigrasi ke Jerman.

*Apa keahlian kamu, latar belakang pendidikan dan profesi? Sebab di Jerman ini memang ada banyak sekali tenaga-tenaga ahli dari Indonesia. kebanyakan di bidang teknik, para insinyur dan bidang-bidang yang butuh keahlian profesi tertentu. Malahan Jerman punya program: http://www.bluecard-eu.de/ karena Jerman termasuk wilayah Eropa yang membutuhkan pekerja yang punya keahlian. Di masa krisis Eropa ini, banyak mereka yang datang juga dari negara-negara tetangga: Spanyol, Yunani, Italia ... untuk bekerja di Jerman.

*Tentang lowongan di sektor kerja kasar: Kerja kasar dengan upah kecil hanya akan menjadikan hidup dalam lingkaran setan. Biaya hidup tinggi sekali di Jerman.Terus terang, aku sendiri tidak cukup memantau, berapa biaya minimum yang diperlukan. Aku selalu meneruskan pertanyaan ini kepada para mahasiswa di sini. Mereka lebih tahu tentang hal-hal ini.  Tapi yang jelas: Dengan penghasilan kecil akan berbahaya, karena biaya tempat tinggal, asuransi kesehatan, transpoirtasi serta makan cukup mahal. Kalau pun kamu kenal dengan mereka yang "jaya" dengan pekerjaan-pekerjaan sektor ini, jangan lupa tanyakan pada mereka tentang pengalaman hidup mereka sebelumnya, atau tanyakan juga apakah ada tunjangan-tunjangan yang mereka terima baik dari keluarga atau pun negara dalam hidup imigrasi mereka.

*Tentang tunjangan sosial dan bantuan bagi pengangguran: Tidak semua orang mendapatkan hal tersebut secara cuma-cuma. Warga Jerman tentu saja mendapatkan bantuan sosial... dan bagi mereka yang kehilangan pekerjaan misalnya terkena PHK (dan telah pernah membayar pajak pendapatan) maka mereka mendapatkan bantuan sesuai dengan pekerjaan sebelumnya ...itu pun bertahap hingga tentunya diharapkan bisa kembali bekerja. Jika tidak mereka akan berhal dapatkan bantuan sosial.

*Tentang Bisnis, Expor ke Jerman: Pasar Jerman sangat komplit dari penjuru dunia. Sampai-smpai "Pete dan Jengkol" saja bisa didapat. Beginilah pasar global, di Indonesia pun segala hal banyak bisa di dapat. Bedanya: Barang-barang Eropa mahalnya minta ampun di sana, sedangkan barang asia kadang malahan lebih murah di sini dibanding dengan di sana. Sebagai contoh: Kulit lumpia kering dari Vietnam lebih mahal di Indonesia dibanding dengan di Hamburg!  negara-negara China, Thailand, Vietnam sangat maju dalam persoalan pengadaan barang di sini. Indonesia masih cukup tertinggal, tapi klau di pikir toh di tanah air "market" pun luas dengan banyaknya penduduk dan daya beli yang lumayan meningkat. Jadi perlu pengamatan yang seksama agar bisa tahu mau berbisnis apa ke Eropa.

Inginnya sih bercerita panjang lebar, tapi terus terang, pengalamanku di bidang tenaga kerja ini sangat minim. Kuharap ada komentar dan tambahan-tambahan dari teman-teman lain, sehingga catatan ini bisa menjadi berguna. Salam dari Hamburg yang musim panasnya mulai berakhir. Kuucap selamat nikmati kehangatan silaturahmi lebaran 2013 di tanah air... percayalah akan kemajuan Indonesia yang kini merangkak sebagai negara Asia tenggara yang stabil ekonominya... asal jangan kembali digerogoti oleh para mafia dan koruptor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun