Mohon tunggu...
Dwi Wahyu Kurniawati
Dwi Wahyu Kurniawati Mohon Tunggu... Human Resources - Biasa saja

Tak henti berdo'a dan do the Best....Keep on Fighting...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Surat-surat dari Negeri Sakura

12 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 12 Maret 2020   09:04 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Mulai natsu di sini De. Hmmm ... panas sekali. Dan hari ini juga hari yang apes buatku De, sepedaku bocor dan terpaksa menuntun dari kampus sampai apato. Aku lupa bercerita kepadamu, aku selalu bersepeda pancal buat ke kampus. Kalau bepergian yang agak jauh, aku menggunakan densha. Di sini tidak ada yang namanya densha telat satu menit semua on time. Di sini setiap orang yang mempunyai sepeda mempunyai lisensi kepemilikan, De. Jadi seperti kita membeli sepeda motor di Indonesia. Di sini jarang terjadi pencurian sepeda karena kalau sampai terjadi pencurian pasti dengan mudah tertangkap pencurinya karena dengan mudah bisa dikenali itu sepeda siapa. Di sini juga saat bersepeda di larang berboncengan, kecuali membonceng anak di bawah usia 6 tahun. Kalau kamu coba-coba membonceng dan ketahuan petugas maka kamu akan kena denda. 

Ketat ya peraturannya, tetapi itulah alasannya kenapa Jepang bisa maju, peraturan dibuat untuk ditaati bukan seperti Indonesia peraturan dibuat untuk dilanggar.

Dalam hal pemerintahan jika seorang perdana menteri dalam jangka waktu yang ditentukan tidak bisa melaksanakan janji-janjinya maka mereka dengan gagah berani siap mengundurkan diri, tidak seperti di negara kita, kalau sudah menjabat tidak peduli dia punya kompetensi atau tidak malah kalau perlu menjabat seumur hidup.

 

Makanya di sini rakyatnya jarang yang tahu nama perdana menteri mereka, itu bukan karena nasionalisme yang kurang tetapi karena sering adanya pergantian kepemimpinan. Menurut orang Jepang janji adalah kehormatan, jika memang mereka tidak sanggup melaksanakan janji dengan kesadaran tinggi mereka mengundurkan diri.

 

 Tetapi satu hal yang aku benci dari orang Jepang, yaitu tradisi bunuh diri, jika mereka gagal dalam suatu hal jalan yang mereka tempuh adalah bunuh diri. Padahal harusnya tidak seperti itu, pasti ada jalan keluar dari setiap masalah. Satu lagi yang kamu harus tahu De, di sini cari kerja mudah, kalau di Indonesia kita yang cari kerja tetapi di Jepang pekerjaan yang mencari kita. Bulan lalu juga senpaiku mencarikan aku kerja, ya lumayan buat tambah uang saku.

 

Udah dulu ya, De !

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun