Mohon tunggu...
Zainal Abidin
Zainal Abidin Mohon Tunggu... lainnya -

lahir di kota solo, dan sekarang tinggal di tangerang, sebuah kota kecil namun begitu sesak dengan padatnya kendaraan lalulalang dan tiada pernah berhenti.....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Jakarta Utara: Menyuarakan Hak untuk Mendapat Pendidikan

27 Mei 2015   12:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1432705225556977596

[caption id="attachment_367935" align="aligncenter" width="281" caption="dok. pri"][/caption]

Persoalan pendidikan adalah persoalan yang selalu tiada habis untuk selalu menjadi pembahasan. Sebab melalui pendidikanlah pengetahuan seseorang bisa meningkat. Meskipun selama ini pendidikan yang sudah terlembaga melalui institusi sekolahan selalu banyak mereduksi makna dari pendidikan itu sendiri. Selain itu, seringkali para elite politik juga turut mengkapitalisasi dari kesalahan sistem pendidikan dengan mendikotomi soal pendidikan formal dan informal, sekolah biasa dan luar biasa.

Sedangkan masalah yang terjadi sekarang ini adalah menyangkut soal hak pendidikan bagi anak miskin. Sejauh ini masih banyak anak-anak miskin yang belum bisa mendapat akses pendidikan yang baik. Bahkan ada juga anak-anak miskin yang sudah terlanjur sekolah juga harus “terdepak” dengan berbagai alasan sehingga bisa mendapatkan sekolah yang lebih baik. Kondisi seperti itu yang kemudian membawa anak-anak yang tergabung didalam Rumah Belajar (Rumbel) Jakarta Utara, untuk berani menyuarakan aspirasinya dalam memperjuangkan hak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Kondisi itu yang mndorong anak-anak untuk melakukan aksi di Balaikota, Jakarta Utara (26/5). Aksi yang diikuti oleh 90 anak-anak dari Rumah Belajar JSM-JICT berlangsung mulai dari jam 09.00, yang didahului dengan jalan kaki dari taman segi empat kebon bawang menuju Balaikota. Dalam kondisi yang cukup panas, anak-anak begitu semangat meneriakkan yel-yel, serta sambil membawa poster dan spanduk.

Di jakarta utara sendiri begitu banyak anak-anak yang belum bisa mendapatkan akses pendidikan. Bahkan di tahun 2008 hingga 2015 ada sekitar seribuan anak-anak yang sudah menjadi bagian dan telah menjadi pendampingan di Rumah Belajar, yang rata-rata anak-anak putus sekolah dan belum sekolah. Namun demikian, masih tetap saja banyak anak-anak yang belum mendapatkan kesempatan pendidikan yang lebih baik. Kondisi demikian sudah sepatutnya bagi Pemerintah, untuk lebih bertanggungjawab dalam pemenuhan pendidikan bagi anak-anak.

Selama ini Pemerintah Jakarta Utara selalu mendengung-dengungkan kota layak anak, akan tetapi faktanya masih ada dimana-mana anak yang berada di jalanan, anak-anak yng dipekerjakan, dan sebagainya. Kondisi seperti itu sudah seharusnya perlu mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Jakarta Utara, yang selama ini dirasa kurang “kehadirannya” bagi anak-anak yang di marginalkan. Mereka adalah anak-anak yang telah kehilangan hak nya untuk mendapatkan pendidikan yang baik.

Aksi yang dilakukan oleh anak-anak dari Rumah Belajar (Rumbel) JSM-JICT ini setidaknya bisa membuka mata dan telinga birokrat yang ada di Balaikota Jakarta Utara. Meskipun anak-anak yang datang itu tidak diketemui oleh Walikota, dan cenderung dipersulit saat datang ke rumah rakyat itu. Anak-anak masih tetap memiliki optimisme, meski kehadiran Pemerintah Daerah terasa kurang dalam rangka pemenuhan hak anak.

(Suara dari Rumah Belajar anak-anak yang merdeka)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun