Mohon tunggu...
Cecep Hasanuddin
Cecep Hasanuddin Mohon Tunggu... lainnya -

Sedang mencari pekerjaan, titik!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mewajibkan Membaca dan Menulis

27 Januari 2010   11:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:14 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang, bila kegiatan membaca dan menulis sebagai ritual wajib, maka tidak mungkin, kegiatan itu ditinggalkan begitu saja tanpa alasan yang jelas. Barangkali lupa, itu pun mesti ada kodonya atau penggantinya dikemudian hari.

Membaca, bagi saya adalah sesuatu yang mesti dilakukan setiap hari, setiap saat, setiap ada kesempatan, dan seluruh setiap. Ke jamban pun, dengan tanpa malu dilihat, dicibir orang, saya selalu melakukannya. Bagi saya, wc adalah tempat terbaik yang saya temukan abad ini. Kenapa mesti kamar mandi sebagai ritual saya membaca? Saya kira, Anda akan tahu jawabannya manakala Anda berani mancoba tanpa rasa takut dan rasa-rasa lainnya.

Selain jamban memberikan kesunyian yang dahsyat, ia adalah tempat bermuaranya, berlabuhnya, bergentayangannya ide. Ide bisa didapat tatkala kita melangsungkan adat ekskresi di sana. Ide tentang apapun. Kalo boleh saya saran, bila perlu di ruang kamar mandi dibuatkan semacam rak buku, atau apalah, yang penting bisa untuk menyimpan sesuatu yang dapat dibaca.

Setelah kegiatan membaca usai dan merasa puas, selanjutnya adalah mencoba menuliskan sesuatu atau ide yang ditangkap dari hasil bacaan tadi. Memang, ini, barangkali terasa sulit bagi yang belum terbiasa. Bagi yang belum terbiasa, boleh dibiasakan dan boleh dicoba setelah Anda membaca tulisan sederhana ini. Ada cara jitu agar Anda lancar menulis. Caranya adalah dengan mencoba menulis, menulis, dan menulis setiap hari. Bila belum punya komputer atau laptop, apa salahnya membeli sebuah buku catatan harian yang harganya tidak lebih dari Rp.10.000.

Kenapa pula, setelah ritual membaca usai, mesti dilanjutkan dengan menulis? Mungkin, pertanyaan ini kurang berbobot bagi yang kurang suka dengan membaca dan menulis. Tapi, tak apalah, toh saya pun tidak merasa dirugikan seandainya itu ada. Yang ada saya malah merasa bahagia sebab saya, sedikit-sedikit sudah bisa merangkai kata. Meskipun, banyak dari kata yang saya rangkai belum juga sesuai dengan para redaktur koran-koran Indonesia. Ha..

Ya, sudah lah. Yang pasti, dengan banyak membaca, dan diteruskan dengan menulis, itu ada manfaatnya, dan Anda di masa yang akan datang, tiba-tiba menggoyangkan dunia hanya gara-gara Anda berkarya melalui tulisan.

Sekali lagi, saya teringat ungkapan saudara saya, Umberto Eco”Menulis adalah kewajiban moral!”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun