Mohon tunggu...
Teguh Sunaryo
Teguh Sunaryo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pemerhati Pendidikan Berbasis Bakat (Tinggal di Yogyakarta)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Pilih Fakultas atau PTS, Pasca Ditolak dari PTN

25 Juni 2016   11:30 Diperbarui: 25 Juni 2016   11:39 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengantar:

Pengumuman peserta calon mahasiswa baru Jalur Undangan sudah dilakukan, dan seminggu lagi akan ada pengumuman calon mahasiswa baru melalui Jalur SBMPTN dan disusul penguuman jalur UMPTN yang dilakukan pada masing-masing Perguruan Tinggi Negeri secara mandiri.

Semoga adik-adik bisa diterima di Perguruan Tinggi idaman. Tetapi bagi adik-adik calon mahasiswa baru yang belum diterima di ketiga jalur tersebut, yakni telah gagal melalui jalur undangan, jalur SBMPTN dan jalur UMPTN, tidak perlu merasa putus asa, bersedih boleh tetapi jangan larut dan berlama-lama. Kesedihan tidaklah bisa menyelesaikan masalah.

Berikut ini ada tips alternative pilihan yang bisa dilakukan bagi anda:

Pertama:

Menunda kuliah, karena benar-benar ingin mendapatkan jurusan atau fakultas dimana PTN tersebut berada. Maka selama menunggu kuliah hingga tahun mendatang, yang perlu dilakukan adalah memilih kursus lembaga bimbel yang kredibel. Jangan mudah tergiur dengan iklannya saja, tetapi carilah informasi dari kakak kelas yang telah sukses tembus PTN karena ikut bimbel. Perhatikan fasilitas ruangannya, dan fasilitas belajarnya. Kualitas tenaga pengajarnya juga perlu dicermati. Tidak semua bimbel yang mahal itu bagus dan tidak semua bimbel yang murah itu jelek. 

Pilihlah bimbel yang peduli terhadap bakat dan minat bagi para siswanya. Jangan memilih bimbel yang menipu, tidak transparan dan berbelit-belit. Secara nasional ada tiga merek atau brand ternama yang bisa dijadikan alternative pilihan, antar lain Neutron, Ganesha Operation dan Primagama, dll. Merek tidak menjamin sukses, maka lihatlah kantor cabangnya atau outletnya. Kebanyakan bimbel yang ada sekarang ini tidak memiliki kualitas layanan yang standar pada setiap outletnya. Jika belum percaya dengan bimbel, maka ikutlah les privat yang tenaga pengajarnya berpengalaman dan terbukti lebih handal dari gurunya yang pernah mengajarnya saat dulu masih sekolah.

Kedua:

Memilih kuliah di Perguruan Tinggi Swasta. Karena biaya kuliah di PTS rerata masih relative mahal, maka harus cermat memilih yang murah atau yang terjangkau, tetapi tidak mengabaikan mutu pendidikan. Bagi calon mahasiswa yang ekonomi orangtuanya tidak ada masalah (menengah ke atas) maka memilih fakultas atau jurusan bisa bebas dimana saja, bisa di PTS mana saja bahkan bisa di kota mana saja. 

Tetapi bagi calon mahasiswa yang berasal dari ekonomi kelas menengah ke bawah, maka pertimbangan untuk melanjutkan kuliah harus ekstra lebih cermat, jangan sampai putus kuliah karena factor ekonomi semata atau karena tidak cermat memilih jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Sekali lagi bagi calon mahasiswa yang ekonominya terbatas maka begini cara mengambil keputusannya: (1) Carilah kota pendidikan yang biaya hidupnya relative lebih murah, misalnya di Jawa Tegah ada kota Yogyakarta, di Jawa Timur ada kota Malang atau di Jawa Barat ada kota Bogor, dll. (2) Carilah PTS yang relative murah yang terdapat pada ketiga kota tersebut. (3) Pilihlah jurusan profesi atau program profesi, misalnya Kesehatan, Keguruan, Hukum, Akuntansi dan Psikologi. Persaingan untuk mencari pekerjaan relative lebih sedikit dibandingkan dengan alumni dari program non profesi. Karena lowongan pekerjaan yang bersifat profesi hanya membutuhkan lulusan sarjana dari jurusannya semata, sehingga jurusan atau fakultas lain tidak bisa ikut berkompitisi pada lowongan pekerjaan tersebut. (4) Pilihlah jurusan atau fakultas yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

Silahkan memilih, mau kuliah tahun yang akan datang di PTN, atau tetap memilih kuliah tahun ini walau di PTS. Bagi anda yang masih bingung bisa berkonsultasi kepada Lembaga Deteksi Bakat ternama dan profesional, pada para praktisi pendidikan, atau pada para psikolog yang anda percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun