Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apa Itu Candu

21 Juni 2024   21:07 Diperbarui: 21 Juni 2024   21:54 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Itu Candu

(Oleh : Ashwin Pulungan)

  • Mereka tidak paham apa itu Candu,
  • Figur galau dan resah selalu mencari candu,
  • Narkoba adalah candu,
  • Narkoba sama sebangun dengan candu.

  • Negeri ini sesungguhnya sudah diserang candu,
  • Banyak penentu kebijakan tidak paham perang candu,
  • Narkoba terbanyak datangnya dari negeri candu,
  • Negeri candu itu adalah pengrajin candu dan penggagas perang candu.

  • Telah sangat banyak pemuda-pemudi korban candu,
  • Pahamkah penentu kebijakan terhadap serangan candu ?
  • Negeri ini sudah lama diserang dengan peluru candu,
  • Bahkan banyak oknum penegak hukum kerasukan candu.

  • Generasi Muda Indonesia sudah terkontaminasi candu,
  • Para anak petinggi negara banyak yang sudah kerasukan doyan candu,
  • Para penangkap pelaku dagang candu, malah ikut dagang candu,
  • Malah kendaraan aparat dipakai oknum untuk angkut candu.

  • Sudah sangat banyak candu disita, dan dibakar katanya candu,
  • Nyatanya candu yang dibakar adalah candu canduan,
  • Barang sitaan banyak yang ditukar oknum pengedar candu,
  • Candu yang disita tetap saja beredar didalam jaringan candu.

  • Inilah sandiwara candu yang selama ini terjadi, dalam episode candu,
  • Sandiwara itu dikelola oleh para oknum bajingan pengedar candu,
  • Kapan para oknum bajingan pengedar candu dihukum dijatuhi 100 ton candu ?
  • Banyak atas pembiaran ini, para oknum yang kaya raya dari hasil candu.

  • Benarkah selama ini kita semua memberantas peredaran candu ?
  • Benarkah kita selama ini benar benar memerangi keberadaan candu ?
  • Buktinya masih sangat banyak Narkoba yang dimasukkan dalam segala cara, yaitu candu,
  • Bahkan sudah banyak pabrikasi Narkoba yang dibangun diwilayah negeri yaitu candu.

  • Kini Narkoba sudah dikemas racik dalam berbagai bentuk makanan jajanan anak anak, yaitu candu,
  • Masihkah kita tidak sadar bahwa kita semua sedang ditembaki dengan peluru candu,
  • Masihkah kita semua tidak mau tahu bahwa serangan candu ini adalah konspirasi pihak asing ?
  • Sasarannya adalah para generasi muda Indonesia untuk dilakukan pembusukan oleh peluru candu.

  • Bedebah sedang melemahkan bangsa ini dalam target dikuasai pada jangka panjang, dengan candu,
  • Haaiiii...... para petinggi negara pahamkah kalian dengan serangan candu ini ???
  • Mari serius memerangi candu Narkoba, kita sudah lama ditembaki dengan peluru candu,
  • Jika Negara Indonesia masih harus dipertahankan mari selamatkan generasi Muda Indonesia !!!

  • Mari bungkam dan hunjam tuntas jaringan candu Narkoba,
  • Awasi semua pintu masuk candu Narkoba, diseluruh wilayah Indonesia,
  • Gempur habis dan tuntas pabrikasi candu Narkoba diseluruh wilayah Indonesia,
  • Semoga Negara dan Bangsa Indonesia tetap ada sampai dunia kiamat.
  • Merdeka !!! ....... Merdeka !!!........ Merdeka !!!..........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun