Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asal Usul Nenek Moyang Pribumi Asli Bangsa Indonesia

16 Juni 2020   12:59 Diperbarui: 11 Juni 2021   07:41 10082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asal Usul Nenek Moyang Pribumi Asli Bangsa Indonesia. | Dok. Pribadi dari berbagai buku bacaan

Tulisan ini, diambil dari berbagai sumber terpercaya dengan pertimbangan yang benar tidak untuk berniat menyesatkan dari hasil pengungkapan proses sejarah yang panjang diharapkan ada penegakan fakta sejarah yang juga benar.

Sebagian besar teori yang lemah tentang Kebudayaan Prasejarah Indonesia yang umumnya datang dari Barat menjelaskan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia datang dari Asia Tenggara (Indochina/Yunnan). Hal ini adalah memiliki argumentasi yang sangat lemah. Diduga mereka datang dalam dua gelombang migrasi besar yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 5000 SM dan tahun 2000 SM. 

Mereka menyeberang ke kepulauan di Samudera India, kemudian menyebar dari Madagaskar hingga ke Filipina dan Melanesia, yang akhirnya hidup menyatu serta larut dengan penduduk asli setempat. Inilah yang disebut sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Mari kita uji teori ini dengan berbagai pendapat para ahli selanjutnya.

Salah satu pendukung teori nenek moyang bangsa Indonesia di atas adalah von Heine Geldern. Menurut beliau, nenek moyang bangsa Indonesia yang menurunkan generasi paling banyak sekarang ini berasal dari benua Asia (Yunnan, Cina Selatan). Pendapat Geldern didukung bukti berupa kesamaan peninggalan benda-benda antara daerah Yunnan dan Indonesia. Benda-benda yang sama itu, antara lain kapak lonjong dan kapak persegi. 

Nenek moyang yang berasal dari Yunnan migrasi ke kepulauan Nusantara karena terdesak oleh bangsa lain yang lebih kuat. Selain itu, mereka hidup di alam yang tidak banyak memberikan kesejahteraan hidup. Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, nenek moyang bangsa Indonesia tersebut datang dengan dua gelombang. Gelombang pertama disebut Melayu Tua (Proto Melayu) dan berikutnya disebut dengan Melayu Muda (Deutro Melayu).

Baca juga: Penelitian Menyebutkan Nenek Moyang Orang Malagasi adalah Suku Dayak

Ada yang menyatakan bahwa Nenek moyang bangsa Indonesia dari golongan Melayu Tua (Proto Melayu) tiba sekitar tahun 2.000 SM. Kedatangan nenek moyang tersebut sambil membawa kebudayaan neolitikum (batu baru). Mereka tersebar menjadi dua cabang. Cabang pertama dari Proto Melayu adalah bangsa yang membawa peralatan kapak lonjong. Mereka disebut sebagai ras Papua-Melanesoid. Arah persebarannya dari Yunnan melewati Filipina, kemudian tersebar ke Sulawesi Utara, Maluku, dan ada juga yang sampai ke Papua.

Cabang yang kedua dari nenek moyang bangsa Indonesia adalah dari golongan Proto Melayu disebut Ras Austronesia. Kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ini bermula dari Yunnan melewati Malaya, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya. Datangnya nenek moyang tersebut sambil membawa kebudayaan kapak persegi. Setibanya di kepulauan Indonesia, sebagian dari mereka berasimilasi dengan ras Austro-Melanesoid. Sebagian lagi masih bisa tetap mempertahankan budaya ras aslinya.

Nenek moyang bangsa Indonesia dari golongan Melayu Muda (Deutro Melayu) tiba di kepulauan Indonesia sekitar tahun 500 SM. Nenek moyang tersebut datang sambil membawa kebudayaan logam yang berasal dari Dongson, Vietnam Utara. Kebudayaan logam tersebut antara lain; candrasa, nekara, manik-manik, arca, dan bejana perunggu. 

Jalur penyebaran nenek moyang bangsa Indonesia dari golongan ini dimulai dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia Barat, dan berlanjut ke tempat-tempat di Indonesia. Gelombang terakhir nenek moyang ini masih tergolong ras Austronesia. Selanjutnya, semakin berkembang ras Papua-Melanesoid, Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid melahirkan bermacam-macam suku bangsa yang tersebut di seluruh pelosok Indonesia.

Dok. Pribadi olahan dari berbagai input
Dok. Pribadi olahan dari berbagai input
Sultan Takdir Alisyahbana mengemukakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang bernenekmoyangkan bangsa melayu. Pendapatnya ini didasari oleh rumpun bahasa keduanya yang memiliki kesamaan yang signifikan.

Baca juga: Asal-usul Suku Jawa, Siapakah Nenek Moyang Mereka?

Gorys Kraf berpendapat bahwa bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang lebih maju dibanding kebudayaan bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Ini berarti bahwa Bangsa Indonesia adalah induk dari bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah Austronesia seperti Malaysia, Philipina, Thailand, Madagaskar, dan wilayah Selatan Indochina.

Prof. Moh.Yamin sangat menentang semua pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas. Bahkan Prof. Moh.Yamin menentang semua teori-teori yang menyebut jika nenek moyang bangsa Indonesia justru berasal dari luar Indonesia. Ia berpendapat bahwa asal bangsa Indonesia adalah dari Indonesia sendiri. Bahkan bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah Asia berasal dari Indonesia. 

Pendapat Moh. Yamin didukung oleh suatu pernyataannya tentang Blood Und Breden Unchiro yang berarti adalah daerah dan tanah bangsa Indonesia adalah berasal dari Indonesia sendiri. Ia menyatakan untuk memperkuat pendapatnya bahwa fosil dan artefak lebih banyak dan lebih lengkap ditemukan di wilayah Indonesia dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Asia. Misalnya dengan penemuan manusia purba sejenis Homo Soloensis dan Homo Wajakensis dari temuan temuan fosil Pithecanthropus Soloensis dan Wajakensis.

Prof. Dr. Sangkot Marzuki menyebutkan nenek moyang bangsa Indonesia memiliki asal usul dan keterkaitan dengan Austronesia dataran Sunda. Ini didasari oleh penelusuran terkait DNA fosil-fosil manusia purba yang pernah ditemukan di Indonesia. 

Atas dasar itu, ia kemudian menyanggah pendapat Van Heine Geldern yang menyebut jika nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Menurutnya, Homo Erectus atau Phitecantropus Erectus yang ditemukan sebagai manusia purba saat itu tidak memiliki signifikasi dengan DNA manusia Indonesia zaman sekarang. Menurutnya, mereka punah dan diganti oleh manusia species baru, yang berasal dari Afrika lalu sekitar India, Madagaskar.

Mari sekarang kita analisa :

1. Kalau benar sebagian besar nenek moyang bangsa Indonesia dari Yunnan China, adakah bahasa dan dialek serta tulisan daerah suku-suku besar bangsa Indonesia di NKRI ini yang mayoritas mirip bahasa dan tulisan China ? Suku-suku besar Bangsa Indonesia adalah : Jawa, Sunda, Betawi, Baduy, Melayu, Aceh, Gayo, Batak, Mandailing, Minang Padang, Komering Palembang, Sungkai, Semenda, Ambon, Bugis, Dayak, Kapuas, Bulungan, Toraja, Mori, Buton, Gorontalo, Sasak, Samawa, Sumba, Madura, Manado, Banjar, Tidung, Bali, Dani, Asmat Papua. Serta suku suku Pribumi Indonesia lainnya yang belum disebutkan.

2. Perhatikan bentuk mata dan warna kulit dari semua suku-suku besar Indonesia pada butir 1. diatas, adakah mayoritas bermata sipit dan berkulit kuning semua ? Umumnya adalah bermata tidak sipit serta berwarna kulit sawo dan sawo matang.

3. Perhatikan rambut dari rata rata suku-suku besar Bangsa Indonesia, umumnya berambut berombak dan kriting dan ada sebagian yang berambut lurus. Umumnya bangsa China berambut lurus.

4. Perhatikan makanan rata rata suku-suku besar Bangsa Indonesia, umumnya IKAN, UNGGAS AYAM dan SAPI, KERBAU serta KAMBING atau sejenisnya. Sangat sedikit yang memakan BABI, SERANGGA, ULAT, ULAR, BIAWAK, TIKUS, KELELAWAR, MONYET dan ANJING seperti sebagaimana kebiasaan umumnya makanan kegemaran dari etnis bangsa China. 

Baca juga: Ternyata Nenek Moyang Kita Sudah Mengenal Meteorit Sebelum Abad ke 6

KESIMPULAN :

Dari analisa tampilan bahasa dan dialek, tulisan serta bentuk mata dan rambut, serta pola makan diatas, didapat kesimpulan berupa :

1. Asal usul bangsa Indonesia dalam wilayah NKRI adalah dari tanah air Indonesia sendiri. Bahkan bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah sekitar Asia berasal dari Indonesia.

2. Bangsa Indonesia adalah menjadi induk dari bangsa-bangsa lain yang ada di wilayah Austronesia seperti Malaysia, Philipina, Thailand, Madagaskar, dan wilayah Selatan Indochina.

3. Nenek moyang bangsa Indonesia memiliki assimilasi asal usul dan keterkaitan dengan Austronesia, Melanesia  mencakup dari daerah yang amat luas termasuk meliputi Malagasi atau Madagaskar serta dataran Sunda Purba dan dataran Sunda.

4. Adanya tahapan kelompok migrasi manusia dari beberapa dataran sekitar wilayah Asia yang berakulturisasi, berasimilasi adalah sebuah kewajaran dalam berbagai bangsa di dunia dan terbukti banyak suku etnis ASING di ASIA LARUT kedalam suku suku asli Indonesia dan mereka berbahasa, bertuliskan serta berbudaya dari suku suku daerah Indonesia. Misalnya dengan penemuan manusia purba sejenis Homo Soloensis dan Homo Wajakensis dari temuan temuan fosil Pithecanthropus Soloensis dan Wajakensis membuktikan sudah ada manusia purba di wilayah Indonesia pada dahulu kala.

5. Bahwa bukti sejarah benda-benda fossil dan artefak lebih banyak dan sangat lengkap ditemukan di wilayah Indonesia dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di Asia. Ini membuktikan secara kuat dan kokoh bahwa asal usul bangsa Indonesia dalam wilayah NKRI adalah dari tanah air Indonesia sendiri sampai saat ini disebut dengan Bangsa Pribumi Asli Indonesia. (Ashwin Pulungan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun