Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Peranan Bulog dalam Solusi Perunggasan Nasional

4 Mei 2020   07:13 Diperbarui: 5 Mei 2020   11:05 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prediksi pemerintah pusat tentang akan terjadi kelangkaan pangan di Indonesia sebagai akibat pandemi Covid-19, bisa saja terjadi apabila sektor Pertanian sejak awal tidak mempersiapkan strategi yang handal untuk menghadapinya dan mensolusinya.

Dalam hal persediaan daging sapi, Perum Bulog mendapatkan kuota impor daging Kerbau sebanyak 100 ribu ton, akan tetapi terkendala karena India masih menerapkan Lockdown dalam menghadapi wabah Covid-19.

Pemerintah pusat perlu segera membuat strategi jangka pendek dan panjang untuk dapat mensolusi permasalahan pada sektor perunggasan Nasional.

Hal ini penting agar adanya percepatan pemulihan pada sektor peternakan dalam daya tahan pangan Nasional, jika terjadi penurunan tensi atau berakhirnya PSBB per Propinsi wabah Covid-19.

Pada periode Maret-Mei 2020, rencana jangka pendek Bulog juga, akan mengimport daging Kerbau sebanyak 5.000 ton tetapi masih saja terkendala Lockdown di India. Hal ini disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam rapat virtual dengan Komisi VI, Senin (20/4/2020).

Pada sisi lain, masih kaitannya dengan protein hewani, pada saat ini Peternak Unggas didalam negeri baik daging ayam dan telur sedang mengalami kebangkrutan usaha disebabkan daya beli masyarakat yang sangat lemah serta terpaan wabah Covid-19 dengan berlakunya PSBB diberbagai wilayah Propinsi yang masih saja belum reda.

Jika ada rencana Pemerintah Pusat untuk mengimpor daging kerbau beku sebanyak 100 ribu ton tetapi ada kendala, bagaimana kalau pemerintah pusat mengganti importasi daging kerbau dengan daging ayam yang ada di dalam negeri sendiri yang sedang over supply yaitu mengarahkan dananya untuk turut serta dapat mensolusi permasalahan jatuhnya harga LB (LiveBird) semua peternak unggas di Indonesia.

Upaya serta cara membeli oleh pemerintah pusat atas seluruh produksi ayam dari kandang peternak rakyat dan semua karkas ayam, dapat dibeli serap oleh Pemerintah sehingga bisa disimpan di dalam kapasitas tampung Cold Storage dimana selama ini Bulog menyimpan persediaan daging kerbau dan sapinya.

Dalam data yang ada, sudah diprogramkan oleh Kementerian Pertanian cq. Dirjen Peternakan akan direalisasikan pembelian LB peternak dengan dana stabilitas penanggulangan harga ayam sebesar Rp 452 Milyar untuk tahap awal yaitu penyerapan sebanyak 4,119 juta ekor ayam yang saat ini sampai tanggal dengan 3 Mei 2020 baru terserap hanya 12,31% (baru sebanyak 507.240 ekor). 

Selebihnya sedang berjalan penyerapannya oleh pemerintah melalui mekanisasi awal penyerapan yang melibatkan para perusahaan Breeder dan para Feedmill.

Jika Pemerintah Pusat didalam strategi dan politik pangannya memindahkan rencana pembelian daging kerbau ke pembelian daging unggas yang sedang over supply maka nilai 100 ribu ton dengan harga beli impor per kg karkas daging kerbau Rp. 35.000,- maka ada dana penanggulangan perunggasan Nasional yang terpuruk sebesar Rp. 3,5 Triliun.

Katakan saja bisa dialokasikan pemerintah Rp.2 Triliun saja maka Bulog bisa menyerap LB ayam sebanyak 88,8 juta ekor dari peternak yang setara dengan 100.000 ton karkas daging ayam. 

Artinya penyerapan bisa dalam 2 atau 3 siklus panen sehingga usaha perunggasan nasional akan sangat kondusif kembali serta harga panen unggas nasional bisa stabil kondusif.

Pada saat ini, harga daging ayam ras dikandang peternak hanya Rp. 11.000,- s/d 12.000,-/kg  (HPP Rp. 15.500,- s/d Rp.16.300,-), harga karkas ayam di konsumen pada posisi Rp. 31.000,- s/d Rp.34.000,-/kg. 

Begitu juga harga telur ayam mengalami kehancuran harga di peternak layer Rp.10.000,-12.000,-/kg (HPP = Rp.16.000,- s/d Rp.17.000,-) sebagai dampak daya beli konsumen yang melemah (terjadi sebelum dan setelah Covid-19) serta adanya intrusi telur ayam bibit dari perusahaan breeding yang masuk secara gelap kepasar konsumsi sehingga menghancur benturkan harga telur di tingkat peternak.

Hal ini juga bisa disolusi oleh pemerintah dengan menggunakan dana yang sudah ada yaitu dana stabilitas penanggulangan harga ayam sebesar Rp 452 Milyar dari DJPKH ditambah dengan dana importasi karkas kerbau oleh Bulog yang diarahkan kepada dana penanggulangan perbaikan harga di perunggasan nasional.

Usulan di dalam tulisan ini dari penulis, bisa dilaksanakan dengan adanya silaturahim antara Menteri Pertanian RI bersama DJPKH dengan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dapat direalisasikan dalam mensolusi jangka menengah dan panjang permasalahan perunggasan Nasional. Semoga bisa direalisasikan dalam waktu dekat ini.  

 Apabila terjadi over supply sebagai akibat gejolak fluktutif daya beli masyarakat yang lemah, fungsi Cold Storage dan RPHU di berbagai daerah dapat diaktifkan sehingga bisa menjadi buffer stock daging unggas dan produk unggas secara Nasional sehingga harga LB di peternak dan karkas di konsumen bisa stabil terkendali. 

Di sinilah sebenarnya fungsi Bulog sebagai katub pengaman persediaan Nasional dan ekspor bisa dijalankan.

Memang dalam jangka menengah dan panjang, Indonesia sudah seharusnya mempersiapkan strategi Kedaulatan Pangannya dengan mengutamakan basis pertanian dan peternakan dari potensi rakyat yang sudah dikondisikan sebagai Pertanian dan Peternakan modern dan terpadu terintegrasi sehingga daya saing pangan Indonesia juga tinggi. 

Untuk itulah kita berharap Bulog dapat berperan untuk memegang peranan besar agar bisa dijadikan sebagai wadah buffer Stock daging unggas Nasional.

Dana yang ada di pemerintah yang tadinya untuk importasi daging kerbau dari India (beban devisa), jika hal ini dapat derealisasikan, akan sangat membantu menggerakkan roda perekonomian untuk multiplier effect UMKM di sektor peternakan khususnya sektor protein hewani kecil yang berasal dari dalam negeri sendiri. 

Artinya persediaan protein nasional yang berasal dari unggas dapat kita pertahankan didalam misi kedaulatan Pangan Nasional yang melibatkan para peternak dan petani. (Ashwin Pulungan-PPUI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun