Bahkan Panglima TNI Gatot Nurmantyo sendiri tidak tahu menahu tentang pemberhentian dirinya dengan hormat oleh Presiden Joko Widodo yang terjadi heboh di tanggal 4 Desember 2017 hari ini. Anehnya, surat pemberhentian Panglima TNI Gatot Nurmantyo, masuk ke DPR-RI dahulu, lalu diekspose oleh Wakil Ketua DPR-RI Fadli Zon. Mengapa seperti ini cara-cara kita untuk memberhentikan mitra kerja setia dan berprestasi kita selama ini ? Tidakkah ada cara yang santun dan elegan bercitra baik yang bisa diputuskan sehingga putusan cara dadakan tidak santunlah yang dilakukan ?
Baru saja Panglima TNI Gatot Nurmantyo me-mutasi sebanyak 91 orang Perwira Tinggi TNI di jajaran lingkungan TNI (TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut) dan wakil KASAD juga turut serta diganti pada tanggal 27 Oktober 2017, berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/836/X/2017 tertanggal 27 Oktober 2017 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI. Maksud Panglima TNI Gatot Nurmantyo melakukan mutasi adalah untuk : "memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier perwira tinggi TNI serta mengoptimalkan tugas-tugas TNI yang semakin kompleks dan dinamis. "TNI harus terus melakukan upaya peningkatan kinerja melalui mutasi dan promosi jabatan personel di tingkat perwira tinggi TNI. Ini akan memotivasi para Pati untuk bekerja lebih keras dan lebih profesional lagi" (kompas.com). Mereka yang dimutasikan adalah sebanyak 50 Pati di jajaran TNI Angkatan Darat, 19 Pati di jajaran Angkatan Laut, dan 22 Pati di jajaran Angkatan Udara.
Ketika ditanya para wartawan kepada Panglima TNI Gatot Nurmantyo, beliau bingung dan tidak mengetahui tentang penggantian dirinya dan pemberhentian dirinya yang telah dilakukan dan diputuskan oleh Presiden Joko Widodo. Tentang pertanyaan ini tanyakan saja kepada Presiden Joko Widodo kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Presiden Joko Widodo menyatakan tentang penggantian Panglima TNI adalah hal yang wajar dan biasa saja dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo sudah mendekati masa pensiunnya. Mengenai penggantian Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.Â
Dikatakan oleh Joko Widodo, dia Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sangat bisa untuk membawa TNI kedepan untuk bisa lebih profesional lagi. Tentu semuanya harus melalui fit and proper test melalui DPR-RI. Pernyataan Presiden Joko Widodo ini dinyatakan disela sela adanya pertanyaan para wartawan ketika meresmikan Tol SOROJA di Kabupaten Bandung (4 Desember 2017).
Masa jabatan Panglima TNI Gatot Nurmantyo masih ada periode 2 bulan kedepan yaitu sampai masa pensiun diakhir bulan Maret 2018 mendatang. Selayaknya dan sepantasnya sebagai Presiden, seharusnya pada Februari akhir 2018 momen yang sangat tepat untuk memberhentikan dengan hormat Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Selanjutnya sebelum diketahui orang/pihak lain, sudah di sounding secara pribadi antara Presiden Joko Widodo dengan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Sehingga suasana pergantian dan pemberhentian jabatan menjadi kondusif sejuk dan nyaman tidak secara dadakan seperti saat ini. Memang keputusan penggantian Panglima TNI adalah merupakan wewenang penuh dari Presiden. Akan tetapi sebaiknyalah proses keputusan penggantian dilakukan secara enak dan terbuka yang didahului dengan silaturahim sounding secara pribadi terlebih dahulu.
Selama ini memang ada sejumlah pihak termasuk dari sekelompok anggota DPR-RI mengusulkan agar Panglima TNI Gatot Nurmantyo segera digantikan, karena sejumlah pihak ini gerah dengan move opini serta anggapan berpolitik dan kedekatan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan sangat banyak kalangan tokoh dan organisasi Islam.Â
Apalagi Gatot Nurmantyo sangat mendukung "Aksi Bela Islam" ABI 212 di Monas Jakarta dan nonton bareng (Nobar) film G-30-S PKI. Selanjutnya adanya tuduhan kepada Panglima TNI Gatot Nurmantyo tentang adanya upaya makar terhadap kepemimpinan Nasional. Semuanya tidak terbukti dan hanya sebuah fitnah belaka. Memang selama ini sudah ada sinyalir kuat untuk segera mungkin menggantikan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Akan tetapi Panglima TNI Gatot Nurmantyo sudah menempatkan para kader terbaiknya di jajaran TNI.
Kegerahan sejumlah pihak ini juga mengaitkan dengan beberapa pernyataan Panglima TNI Gatot Nurmantyo selama ini tentang berbagai masalah ke-Nasionalan tentang adanya kebangkitan paham komunisme kaitannya dengan pihak China-RRC termasuk himbauan kewaspadaan tinggi yang ditujukan untuk semua masyarakat Indonesia dimanapun berada terhadap perang maupun serangan Asimetris dan Proxy War yang disinyalir kuat sedang dijalankan oleh pihak asing di Indonesia terjadi lagi jauh setelah penjajahan Belanda tempo dulu. Penjajahan oleh pihak asing secara terencana terstruktur massive dalam versi yang sangat berbeda dalam bentuk baru dan tidak bisa diduga cepat akan terjadi sesungguhnya di Indonesia dan ini adalah sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI.
Penegasan dan pernyataan Panglima TNI Gatot Nurmantyo selama ini adalah sebuah kewajaran untuk mengingatkan semua pihak dan kalangan di seluruh Indonesia (sebagai anak bangsa pejuang merebut kemerdekaan Indonesia) sekaligus merupakan ajang pendidikan bagi kita semua untuk bersama sama sadar berbuat membela dan mensejahterakan seluruh potensi Indonesia bagi semua warga negara Indonesia secara berkeadilan dan berkelanjutan. (Ashwin Pulungan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H