Sebenarnya saya enggan menuliskan ini, tapi karena ada rasa tanggung jawab kepada lingkungan dan masa depan,penulis dalam keadaan terpaksa mau tidak mau harus menyampaikan tulisan ini kepada para khalayak pembaca.
 Secara tidak sengaja atau mungkin tidak sadar mudah dipengaruhi, banyak manusia jaman kini atau jaman kekinian di Indonesia yang tega merusak tatanan yang sudah bagus dan baik tentang bahasa Indonesia dan itu juga sudah menjadi komitmen kita bersama didalam berbangsa dan bernegara yaitu "Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia". Bahkan ini sudah tertuang didalam sumpah sakral anak bangsa Indonesia yang diawali dari bersatu padunya semua suku bangsa daerah Indonesia dari Sabang sampai Merauke yaitu Sumpah Pemuda 1928.
Sumpah pemuda adalah merupakan sebuah kesadaran yang tinggi dari berbagai suku didalam sebuah kristalisasi kebulatan tekad untuk melahirkan keputusan didalam Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan selama tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta.
Sumpah Pemuda merupakan juga garda utama dalam sejarah pergerakan Indonesia untuk memicu semangat memerdekakan Indonesia lepas dan bebas dari penjajahan Belanda atau lepas dan bebas dari belenggu penjajahan asing. Untuk pengingat, penulis sampaikan naskah awal dari Soempah Pemoeda adalah :
Pertama :
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea :
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga :
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bentuk bahasa persatuan dan kesatuan dalam berkomunikasi pada interaksi berbangsa dan bernegara yang saat ini sebagai bahasa Melayu yang digunakan di Indonesia dan merupakan bahasa komunikasi Melayu yang terbaik pemakaian serta penggunaannya di ASEAN.Â
Perhatikan bahasa Melayu di Malaysia dan Singapura dan juga di Brunai Darussalam sangat kacau dan berbaur tidak menentu antara bahasa Melayu dengan bahasa Inggris dan negara negara tersebut tidak mampu lagi untuk bisa menertibkan atau memperbaiki budaya kerusakan kosa kata dan kalimat bahasa Melayu yang dipakai oleh negara negara tersebut. Hanya bahasa Melayu yang dipakai dan diterapkan di Indonesia saja yang masih sangat baik. Itupun kini mendapatkan tantangan pengrusakan dari dalam. Bahkan dosen dan guru juga latah menyicil proses amburadulisasi untuk merusak bahasa Indonesia saat ini, secara tidak mereka sadari. Â
Penulis sangat setuju dengan beberapa penulis yang sudah berani untuk menyampaikan atau mengingatkan kepada sesama penulis agar selalu kembali kepada akar bahasa persatuan Indonesia yaitu "Bahasa Indonesia yang baik dan benar". Pada saat ini, ada upaya beberapa penulis yang sebenarnya telah merusak bahasa persatuan Indonesia itu dengan sering menuliskan kalimat "Jaman Now" atau mereka berkreasi secara salah dan fatal untuk merusak berkelanjutan bahasa Indonesia itu sendiri dengan menuliskan "Jaman Old" apa apaan ini ? dan ini sangat kacau ! Tidakkah sudah ada bahasa Indonesianya yang baik dan benar yaitu "Jaman Kini, Jaman Kekinian, Jaman sekarang" atau "Jaman Dahulu, Masa lalu".Perbuatan pengrusakan bahasa seperti itu sungguh sangat memalukan serta memilukan sebagai anak bangsa Indonesia kekinian yang katanya sebagai Generasi millennials.
Kita merupakan anak bangsa Indonesia, sebagai pelaksana berbangsa dan bernegara titipan generasi anak cucu, buyut harus mampu merawat serta menjaga bahasa Persatuan Indonesia ini secara baik dan benar. Sehingga sampai masa kedepan sepanjang apapun para anak cucu, buyut kita masih bisa memakai dan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.Â
Sebagai anak bangsa yang besar, kita bisa kembali mengingat salah satu ucapan Bung Soekarno sebagai salah seorang Founding Father bangsa Indonesia, kata beliau : "Jaman ku tak berat karena kami melawan penjajah. Jaman mu akan terasa lebih berat karena kamu akan melawan bangsa mu sendiri". Kenapa kita melawan bangsa kita sendiri? Karena moral/akhlak bangsa ini sudah hancur karena dikonspirasi untuk dihancurkan oleh strategi dari bangsa lain yang selanjutnya harus segera diperbaiki dan perbaikan itu pasti mengalami tuaian pro dan kontra. Pada saat ini, banyak dari kalangan bangsa sendiri menjadi budak dan kuda tunggangan dari bangsa asing dan mereka tega memfitnah, intoleransi, merusak dan memusuhi bangsanya sendiri.
Meskipun konspirasi budaya yang merusak itu berasal dari luar, namun hal-hal ini tidak bisa kita cegah dan perbaiki secara cepat semuanya, caranya adalah dengan memperbaiki sikap dan cara pandang bangsa kita sendiri, hal ini lah yang menjadi beban pemerintah untuk dapat membasmi ketergantungan para pemudanya terhadap kebiasaan berbahasa asing yang dibaurkan dengan bahasa Indonesia yang sebenarnya ada padanan katanya didalam bahasa Indonesia, selanjutnya ketergantungan Candu/Narkoba dan konten pornografi yang bisa diperoleh dengan sangat mudah dari berbagai gawai (gadget). Akibatnya dalam jangka panjang adalah bisa terjadi kebodohan dan kedunguan yang merata yang diperoleh dan dialami.Â