Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Solusi Perunggasan Nasional dari Seorang Tukang Becak

26 Agustus 2017   13:04 Diperbarui: 26 Agustus 2017   13:14 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangung bahan baku penting dan strategis dalam meningkatkan daya saing peternakan unggas Nasional. (Foto Dok.Pribadi)

Saya (Petryt) mencoba untuk berjalan kaki di sepanjang jalan yang penuh dengan pepohonan rindang, disuatu pojok jalan di Kota Bandung ada seorang tukang becak yang sedang menanti penumpang, lalu saya dekati dan mengajak berdiskusi. Kelihatannya tampang sang tukang becak, memiliki wawasan tentang kehidupan. Setelah diajak ngobrol ngalor ngidul, ternyata benar dan Mang Becak adalah mantan peternak rakyat.

Petryt (P) : Mang Becak (MB), bagaimana dengan pendapatan membeca sekarang ini ? Dan sudah berapa lama membecak Mang ?

MB : Wah..sulit sekarang Den, selama 5 tahun narik becak, sejak 2015 yang lalu hingga kini, pendapatan Mang, hanya bisa cukup makan saja, tidak ada sisa untuk keluarga di kampung Den. Susah sekarang untuk dapat penumpang. Semua serba mahal, makan sehari hari mahal, penumpang susah didapat.

P : Jadi apa upaya Mang untuk mendapatkan pendapatan lebih selain menarik becak ?

MB : Begini Den, Mang sering menawarkan tenaga untuk menjadi tukang kebon membersihkan halaman dengan sabit, merapikan pepohonan rumah rumah dan mencuci mobil dan motor tetangga disekitar sini. Lumayanlah aya langkungna kanggo nambihan panghasilan.

P : Sebelum membecak, Mang pernah usaha apa ?

MB : Mang dulu pernah beternak hayam negri pedaging sejumlah 4.000 ekor dikampung dan hasilna lumayan Den selama 3 tahun dan pernah ikut kemitraan abal abal, tapi setelah menjelang tahun 1997 usaha bangkrut. Akhirnya semua tanah dan kandang terjual kepada orang lain untuk bayar hutang.

P : Mengapa bangkrut Mang ?

MB : Itu katanya gagara ada dari peternakan hayam yang besar besar, Mang kurang paham katanya Kortel dan Mangnapoli serta menjelang krisis ekonomi, semua bahan baku usaha jadi serba mahal saat itu.

P : Ooohhh.... Itu usaha besar melakukan kejahatan ekonomi berupa Kartel dan Monopoli. Itu urusan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) Mang.   

Setelah membahas beberapa cerita dan pengalaman, Mang Becak mendapatkan seorang  penumpang, dan saya katakan silahkan Mang terima saja penumpangnya, saya menunggu Mang disini, nanti setelah selesai nariknya kita lanjutkan pembicaraan.

Sementara menunggu, pikiran liar saya membuncah gegara kebetulan Mang becak adalah mantan peternak rakyat. Hhhheemmm mungkin kita bisa tanyakan solusi peternakan Nasional kepada Mang Becak. Yang disana itu sarjana Dokter Hewan di sekitar Indonesia Timur, tapi cuma bisa cuap cuap kompensasi hampa dan sok tahu, lalu merasa dirinya paling pintar sendiri tapi tidak pernah menuliskan solusi peternakan nasional secara tersistem dan konsisten. Yang disana juga sarjana Doktor Peternakan, tapi hanya bisa seminar seminar doang dan tidak ada solusi yang mendasar.  Yang itu, malah sudah Doktor menjabat kedudukan tinggi di pemerintahan tapi juga tidak ada solusi, malah doyan memelihara UU Peternakan yang tidak berkeadilan dan gemar usulkan bikin Permentan. 

Yang disana sok menjadi ahli bidang peternakan unggas, tapi cuma diam melulu dan gemar mengeluh melulu. Yang itu, malah katanya jagoan bak pengacara kondang dan sering diasosiasi tapi hanya bisa menghina melulu pendapat para rekannya merasa dirinyalah paling hebat malah sumbangsih pemikirannya tidak terlihat. Haaahh... nanti kita tanyakan kepada Mang Becak saja mungkin disini ada inspirasi solusi perunggasan Nasional.

Kloneng.....Kloneng...... Kloneng, suara khas lonceng becak, ternyata Mang Becak datang menuju saya dan becak diparkir ketempat semula. Waah sudah selesai Mang, sambut saya.... Sudah Den jawab Mang Becak. Apa yang dipentingkan terhadap diri saya ? Tanya Mang Becak. Begini Mang...... minum dululah, saya sudah membelikan minuman segar penambah energi ion tubuh. Hatur nuhun..... jawab Mang Becak.

MB : Apa kira kira yang mau ditanyakan.... Koq serius amat sih Den ?!

P : Begini Mang, maaf yaa Mang, kira kira apa pendapat Mang yang pernah sebagai peternak unggas rakyat dan sekarang penarik becak, tentang solusi semua permasalahan perunggasan Nasional.

MB : Pertanyaannya seperti bertanya kepada seorang Menteri Kabinet saja atau kepada Dirjen. Mang kan hanya lulusan SMP saja, tapi pertanyaan seperti ini  kenapa ditujukan kepada Mang ?!

P : Maaf Mang, saya berharap Mang bisa menjawabnya dengan seadanya saja versi pikiran Mang.

MB : Begini, mang juga sering membaca harian Pikiran Rakyat (PR) mang pinjam dari satpam rumah didepan itu, sering muncul tentang masalah peternakan unggas dan Mang suka baca.

P : Iya..... bagaimana Mang ?

MB : Kalau solusi menurut Mang sederhana saja Den.

Satu, bikin ketentuan undang undang peternakan yang berkeadilan yang membuat semua pelaku usaha besar, menengah dan kecil bisa hidup sejahtera saling menguntungkan saling sinergi dan berjangka panjang. Hepi hepi semualah. Lalu bisa menghadapi serangan daging unggas ngempor (maksudnya Impor) secara bersama sama kompak antara usaha yang besar, menengah dan kecil.

Kedua, bikin Permentan dan Permendag yang saling mendukung yang menetapkan harga patokan rasional wajar plor prais (Floor Price) untuk DOC dan Pakan serta ayam panen dan patokan harga karkas dikonsumen yang  diukur patokannya dengan tantangan harga karkas unggas gombal (maksudnya Global).  Posisikan harga jagung serendah mungkin akan tetapi menguntungkan petani jagung serta cari bahan alternatif pengganti jagung yang setara dan murah sehingga posisi kemampuan daya saing hasil unggas nasional bisa menguat.

Ketiga, semua usaha budidaya Pinal Setok (maksudnya Final Stock) yang jumlah total panennya minimal 1 juta ekor, harus membuat Repeaa (maksudnya RPA-RPHU) dan Gudang Tiis Mbeku (maksudnya Cold Storage), agar terhindar dari harga elbe (LB) yang saling menjatuhkan.

Keempat, semua DOC bibit ayam yang masuk ke Indonesia dan yang masih ada di semua Breding Pam (maksudnya Breeding Farm) di catat dengan akurat diuudit ceunah (maksudnya Diaudit) sehingga mempermudah pengawasan dan perencanaannya terukur saat ini dan kedepan dan ini dilakukan oleh Pemerintah secara benar dan baik, diawasi oleh beberapa asosiasi perunggasan yang netral tidak berpihak. Kitu wae lah nyaak Den.

P : Kelima..... apa Mang ? Supaya nungtas keun.

MB : Kelima, kalau menjadi Pamingpin, memerentah harus make naluri nu sae dan mandiri dalam gagasan sareng rasional dan berkeadilan serta berkearifan, serta punya nilai harga diri bangsa atuh.   

P : Hatur Nuhun pisan Mang, pendapat dan solusinya. Menteri jeng Dirjen oge eleh, mantab Mang.

 MB : Nuhun..... Punten Den, Mang ada penumpang lagi yah, kita jumpa lagi kalau ada waktu. Wassalam. (Ashwin Pulungan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun