Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pasangan Prabowo-Gatot (PraGa) Wacana Kita 2019

25 Juli 2017   10:18 Diperbarui: 26 Juli 2017   22:52 1850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul diatas hanya merupakan sebuah wacana dari beberapa kemungkinan wacana lainnya yang bisa ditawarkan kepada seluruh rakyat Indonesia, sebagai sumbangsih pemikiran untuk kebangkitan Indonesia kedepan. Pertarungan antar kekuatan ekonomi bangsa dengan dunia Internasional sudah semakin sangat menajam didalam suasana perlemahan ekonomi dunia, diperlukan strong leader dan strong leadership berintegritas Nasionalisme Indonesia yang mampu, mapan dan kokoh serta teruji. Agar Indonesia kembali setara dan setingkat dengan banyak negara maju didunia.

Memang menjelang hari peringatan Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2017 (17817) ini, kita semua sebaiknya sudah memikirkan sosok pimpinan Nasional yang handal berintegritas untuk memimpin bangsa Indonesia kearah yang lebih baik dan kondusif. Pada kondisi sekarang ini, sepertinya kita melihat dari berbagai sisi dan sudut pandang ketatanegaraan, masih ada yang terlihat dan kita ketahui berbagai kondisi berbangsa dan bernegara kita, yang perlu secepatnya dibenahi dan disolusi.

Jangan hanya merayakannya saja 17 Agustus 2017, akan tetapi intensitas diskusi dan kajian harus didalam diskursus pada setiap simpul masyarakat, juga dikakukan semaksimal mungkin mengingat kondisi ke-Indonesiaan saat ini, mau tidak mau kita harus membahas pencalonan pasangan Presiden RI yang diharapkan oleh seluruh rakyat. Pada saat ini, Indonesia telah kehilangan panutan tokoh bangsa serta kehilangan tokoh kepemimpianan bangsa yang sangat diharapkan untuk bisa mensolusi berbagai permasalahan negara dan bangsa.

Kita sebagai bangsa Indonesia, kini dan kedepan memerlukan sosok Presiden yang kuat, tangguh, berani mengambil keputusan bersifat motivator kebangkitan Nasionalisme bangsa yang memihak kepada solusi cepat rehabilitasi kondisi masyarakat banyak serta sekaligus untuk perbaikan kondisi perekonomian rakyat banyak di Negara Persatuan dan Kesatuan Republik Indonesia. Pilpres dan Pilleg 2019 adalah momentum emas terpenting bagi bangsa dan Negara Indonesia. Jika salah memilih, maka Negara Indonesia akan digilas oleh kekuatan global secara asimetris yang tidak terduga dan terprediksi.

Peristiwa Pilkada DKI Jakarta yang baru lalu, membuat banyak masyarakat terpecah hanya awal gegara dipicu dengan permasalahan seorang pejabat petahana yang berucap intoleransi yang berdampak kepada permasalahan ke-Bhinneka Tunggal Ikaan, permasalahan ke-sukuan/ke-etnisan, serta permasalahan intoleransi itu sendiri. Sekaligus juga atas kejadian yang mengandung hikmah itu, mengungkap kebenaran adanya serangan Asimetris dari kepentingan pihak lain yang nyata telah terjadi secara massif terencana dan terukur di Indonesia.

Berbagai kondisi penyesalan yang dialami oleh banyak pihak dan kelompok masyarakat Indonesia, ketika Pilpres 2014 serta membandingkannya saat ini, akan membuat kita harus fokus agar kejadian penyesalan yang selalu datangnya terlambat diharapkan di tahun 2019 kedepan tidak terjadi lagi.    

Apalagi saat ini, kita saksikan bersama bagaimana sebuah konspirasi kearah 2019 telah dijalankan secara kasat mata dan terlihat arahnya mau kemana yaitu kearah calon tunggal. Kenyataan pelaksanaan dinamisasi Rancangan Undang Undang (RUU) Pemilu yang terjadi dengan tarik menarik opini serta tuduhan, malah secara cepat sudah disetujui oleh DPR, sebagai besaran ambang batas dukungan calon Presiden (presidential threshold) berada pada posisi 20% kursi di DPR. Peta perpolitikan Indonesia saat ini sudah dapat di nilai besarannya dan arahnya. Diharapkan para politisi kita saat ini tidak lagi hanya berpikir kepentingan kelompok, akan tetapi sangat diharapkan oleh seluruh rakyat adalah para legislator di DPR-RI untuk berpikir dan berbuat bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia kini dan kedepan.    

Tekad kita hari ini adalah jangan terjadi dan terulang lagi kejadian masa lalu yang sangat menguras energi bangsa, untuk itu agar biaya Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 tidak boros (dua kali Pilpres), kita harus memberi masukan bahwa ada pasangan yang sangat ideal, potensial dan mengandung elektabilitas yang paling tinggi adalah "Pasangan Presiden dan Wakil Presiden untuk periode 2019-2024 mereka adalah Prabowo Subianto bersama dengan Gatot Nurmantyo". Pasangan ini bisa kita sebutkan dengan "Prabowo-Gatot (PraGa)". Kita sangat berharap, pasangan ini mau untuk segera mewujudkan awal bersilaturahim membuat kesepakatan secara musyawarah dan mufakat dalam memadukan potensi keunggulan sinergi yang ada pada masing masing diri dari Bapak Prabowo Subianto dengan Bapak Gatot Nurmantyo.   

Bisa saja kedua tokoh bangsa ini bersepakat nantinya, bahwa Bapak Gatot Nurmantyo bisa sebagai Calon Presiden dan Bapak Prabowo Subianto sebagai Calon Wakil Presiden.Penulis berpendapat untuk sebuah wacana yang lebih mengejutkan, bahwa Bapak Prabowo Subianto adalah sudah sebagai posisi Bapak Bangsa dan sangat senior serta memiliki kedewasaan jiwa yang bersifat mengayomi sangat kuat, karakter Prabowo Subianto juga mendekati seperti Bung Karno, selanjutnya kedua sosok tokoh bangsa ini, sangat bisa secara kompak dan padu dalam sinergi potensi diri mereka untuk memimpin bangsa dan Negara Indonesia pada 2019-2024.

Jika terjadi formasi Gatot-Prabowo (GaPra) dan bisa terwujud, harapan seluruh rakyat Indonesia semakin membesar terhadap proses perjalanan bangsa dan negara sangat diyakini kepercayaan pasar ekonomi dalam negeri dan internasional juga bisa semakin menguat. Disamping elektabilitas pasangan ini yang Insya Allah semakin sangat membesar.

Menurut pendapat penulis, kedua orang ini adalah calon Pilpreswalpres yang tidak bisa disanggah dan tidak bisa dicela serta merupakan pasangan yang paling tangguh dan sangat ideal sebagai harapan utama seluruh rakyat untuk momentum terpenting Pilpres 2019 mendatang karena masing masing telah lama memiliki ketangguhan kepribadian dan keberanian yang santun serta sudah sangat teruji dilapangan. 

Kedua figur pasangan ini (Prabowo Subianto-Gatot Nurmantyo), memiliki daya tarik elektabilitas yang sangat tinggi. Hanya kekuatan kedaulatan rakyatlah yang bisa menentukan nasib bangsa Indonesia kedepan tanpa bisa lagi dipengaruhi secara murahan oleh konspirasi kepentingan dari bangsa lain. Semoga !!! (Ashwin Pulungan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun