Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Admin K, Kembalikan Komentar dan Jawaban Komentar Kami(2)

8 Juli 2015   12:37 Diperbarui: 8 Juli 2015   12:37 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali saya mengulangi untuk lakukan pembukaan berbagai artikel yang telah di publish pada beberapa bulan yang lalu dan beberapa tahun yang lalu bahkan tulisan pada saat admin Kompasiana membabat habis wajah Kompasiana lama kepada wajah baru, kami menemukan sangat banyak komentar dan jawaban komentar pada tulisan kami yang hilang malah jawaban atas komentar dari penulis sendiri semuanya menjadi hilang. Admin harus tahu, bahwa kami sebagai penulis, membuat jawaban komentar dengan pemikiran yang dalam serta selaras dengan komentar yang ada bahkan kami berupaya dalam menjawab komentar dengan beberapa link tulisan di Kompasiana juga agar para komentator mengerti akan jawaban kami sebagai penulis. Ini semua sebenarnya adalah bagian dari ajang saling mendidik dan sharing and connecting. Membuat komentar dan jawaban komentar dengan niat yang baik, memerlukan energi yang banyak. Admin K tahukan, energi (harga lauk-pauk,waktu dan BBM) dinegeri ini sekarang sudah sangat mahal nilainya. Berapa jumlah nilai energi dalam rupiah yang telah disumbangkan oleh para penulis K’ner selama ini kepada Kompasiana.com. Para K’ner yang aktif menulis dengan cara baik dan bagus, sebenarnya merupakan asset tidak ternilai bagi Kompasiana.com.

Banyak penulis ketika tidak menjawab komentar pada tulisannya, dikatakan lari malam dan tidak berani menjawab komentar, tidak bisa mempertanggung jawabkan tulisannya, agak dihujat bahkan ada yang menyatakan sebagai sikap penulis yang sombong. Akhirnya banyak penulis terpaksa dan ada yang ikhlas untuk menjawab setiap komentar yang memerlukan jawaban, lalu untuk merangkai kata dalam kalimat komentar tidak mudah juga, yang terkadang memerlukan referensi bacaan dan waktu luang untuk menjawabnya.

Kami sebagai Kompasianer menuntut admin Kompasiana, agar bisa mengembalikan seluruh komentar-komentar pada tulisan kami terdahulu beserta jawaban komentar yang kami buat selama ini. Memang kami di Kompasiana ini, tidak memerlukan bayaran uang dari Komersialisasi Kompasiana.com, akan tetapi hargai kami sebagai penulis yang cukup senang dengan adanya komentar-komentar dalam tulisan kami dan kami juga loyal untuk membuat jawaban setiap komentar yang tidak mudah juga untuk merangkaikan kalimatnya. Dengan hilangnya komentar dan jawaban komentar pada setiap tulisan kami, artinya admin Kompasiana sudah menghilangkan nilai kualitas dan kekuatan setiap tulisan para K’ner.

Dengan hilangnya sangat banyak komentar dan keseluruhan jawaban komentar dari setiap penulis K’ner kami sebagai penulis di Kompasiana ini menuntut admin Kompasiana agar bisa mempertanggung jawabkan kemana hilangnya komentar dan jawaban komentar pada setiap tulisan kami selama ini. Bayangkan saja berapa energi dan waktu yang sudah terkuras dan terlewatkan hanya untuk berkomentar dan menjawab komentar pada setiap tulisan kami. Belum lagi ada format tulisan yang sangat tidak rapi serta acak-acakkan bentuk alineanya serta gambarnya sebagai dampak perubahan wajah Kompasiana yang terpaksa kami edit ulang.

Hai admin Kompasiana.com, bagaimana ini ? Bisakah anda sekalian bertanggung jawab atas hilangnya banyak komentar dan jawaban komentar yang kami buat dengan susah payah selama ini ? Kekuatan sebuah tulisan bisa terlihat dari komentar dan jawaban komentar pada setiap judul tulisan yang para K’ner buat secara gratis bertahun-tahun yang semuanya hanya untuk sebuah keikhlasan menyumbangkan karya tulisannya semata untuk berbuat yang terbaik bagi Negara dan Bangsa,agama. Rerata semua tulisan berisi berbagai wawasan dan pemikiran yang menginginkan bangsa Indonesia lebih baik kedepan, lebih baik hari ini dari hari kemarin.

Janganlah admin Kompasiana menyepelekan tulisan ini, yang bisa saja tulisan ini mewakili semua K’ner yang mungkin tidak berani menyampaikan unek-uneknya serta kejengkelannya kepada admin Kompasiana. Bagaimana tidak jengkel kalau komentar dan jawaban komentar hilang begitu saja tanpa ada penjelasan rasional dan pertanggungan jawab dari pengamatan serta keputusan admin, padahal terkadang interaksi komentar dengan jawaban komentar isinya sangat mendidik, bisa juga sangat inspiratif bagi para pembaca artikel Kompasiana dan bisa pula sebagai add value (nilai tambah) dari sebuah tulisan. Kami hadir dan loyal menyumbangkan tulisan di Kompasiana ini, adalah untuk menjadikan tulisan kami sebagai monumen pola pikir dalam jangka panjang. Kalau setiap admin Kompasiana merubah alamat tulisan dengan pola format alamat yang baru, tentu monumen pola pikir dalam jangka panjang akan sirna dengan sendirinya, apalagi komentar dan jawaban komentar yang dengan susah payah dibuat para K’ner dihilangkan dan diberangus begitu saja tanpa merasa salah oleh admin Kompasiana. Bagi kami sebagai penulis, komentar dan jawaban komentar adalah bagian penting dari sebuah tulisan. Bisa admin rasakan jika sebuah tulisan HL menjawab banyak komentar adalah memerlukan waktu luang tersendiri yang dikorbankan oleh penulis K’ner.

Sangat jelas sekali dengan setiap perubahan yang dilakukan oleh Kompasiana selama ini, yang selalu dirugikan adalah para penulis K’ner. Banyak tulisan K’ner yang kehilangan link akibat alamat tulisan yang berubah (kemampuan IT Kompasiana tidak mampu memanfaatkan link yang ada agar tidak terganggu). Kami sebagai penulis menghendaki silahkan saja adakan perubahan yang lebih baik, tapi janganlah merugikan dan merendahkan, mendegradasi tulisan-tulisan kami yang terdahulu yang bisa menjadi referensi publik secara jangka panjang yang bisa menjadi tulisan monumental bagi setiap penulis.

Sampai saat ini, berapa total jumlah tulisan kami selama berada di kampung Kompasiana, dalam wajah baru Kompasiana belum kami temukan. Belum lagi counter jumlah pembaca yang masih saja belum sempurna selama berhari-hari dan ber-pekan-pekan yang ditandai dengan angka counter jumlah pembaca yang berbeda angkanya selalu lebih kecil jumlahnya ketika kita belum login tapi ketika kita masuk Login ke Kompasiana angka counter pembaca menjadi sangat bertambah. Kami sebagai penulis merasa heran cara mensolusi dari manajemen Kompasiana.com yang sangat lamban selama ini. Ada apa gerangan ? Perhatikan saja pada pilihan tema Kategori tulisan hurufnya berwarna biru muda yang hampir tidak terlihat.

Jika admin Kompasiana.com tidak bisa mempertanggung jawabkan untuk mengembalikan komentar dan jawaban komentar, kami sebagai penulis akan menjadikan pertimbangan yang dalam atas keberadaan kami di Kompasiana ini. Semoga saja media Koran mainstream lainnya bisa membuat media online seperti Kompasiana ini dengan cara dan perhatian yang lebih baik lagi kepada setiap penulisnya. (Ashwin Pulungan)

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun