Kalau anda sekeluarga berkujung ke Bukit Gundaling didaerah Brastagi, anda harus siap-siap kecewa berat, karena lokasi disekitar tempat wisata itu sungguh sangat jorok penuh sampah disisi kaki bukit. Kemudian kotoran tinja kuda bersado bertebaran hampir disepanjang jalan yang mengitari lokasi Gundaling serta disepajang jalan beraroma tajam semerbak kotoran kuda. Inikah yang diharapkan oleh Pemda Kabupaten Karo agar para pengunjung lokasi wisata Gundaling bisa dijebak dengan kotoran sampah bersama baunya kotoran kuda belum lagi bau kotoran sampah dari kios butut disekeliling pinggir jalan ? Ini kemungkinan melambangkan sikap budaya Bupati Kabupaten Karo bersama para para PNS Pemda Tanah Karo. Retribusi yang diambil untuk setiap individu pengunjung ditetapkan sebesar Rp. 4000,- dan parkir mobil Rp.5000,-/mobil sedan. Kami melihat sangat banyak pengunjung yang berasal dari luar kota. Mahalnya retribusi parkir mobil tidak diimbangi dengan pelayanan tempat parkir yang luas dan mudah. Kenyataan yang dialami banyak pengunjung, tempat parkir berada disepanjang jalan dekat kaki bukit berkeliling yang mengitari lokasi Gundaling serta sangat sulit mencari tempat parkir serta tidak ada yang mengaturnya ternyata retribusi parkir yang Rp. 5.000 itu tidak berserta pelayanan (apa artinya pemahaman retribusi bagi Pemda tanah Karo ?). Terlihat sekali gumarapusnya (brengseknya) manajemen Pemerintah Kabupaten Karo maunya duit melulu, akan tetapi melayani atas retribusi itu tidak ada sama sekali.
Seharusnya, kios-kios berjualan milik pedagang berdesign amburadul serta jorok dan darurat disepanjang pinggir kaki bukit yang jumlahnya ratusan kios, harus dibongkar seluruhnya. Keberadaan kios-kios, sangat mengotori pemandangan serta menghalangi ruang pandang bagi setiap wisatawan. Seharusnya kios-kios ini bisa dipindahkan serta ditata lebih rapi lagi dan dilokalisir pada lokasi tertentu.
Cara pembayaran retribusi, seperti bergaya preman kota diterminal ada beberapa orang yang tidak berseragam dinas PNS memungut retribusi disisi jalan tertentu masuk lokasi dengan cara melihat dan menaksir jumlah orang didalam mobil tidak perduli anak-anak disamaratakan saja tanpa tanya dan sapa hanya mengatakan total pembayaran saja, lalu menyodorkan beberapa kacis berwarna biru muda dengan kualitas foto copy tertera sebesar Rp. 4000,-,. Selanjutnya sepanjang 800 m pada jalan mendekati lokasi Gundaling, ada lagi beberapa orang yang tidak berseragam dinas menempelkan kekaca spion mobil tanda berwarna lalu mereka meminta retribusi parkir sebesar Rp. 5000,-/mobil sedan sedangkan karcis yang diberikan nominal Rp. 2.000,-/mobil sedan (sangat nyata maling Rp. 3.000,-), hal ini kembali mencitrakan cara preman terminal (lihat gambar Dinas Perhubungan). Kami sekeluarga tertawa bersama guyon sinis yang konyol melihat cara masuk ke lokasi wisata Gundaling. Melihat kualitas cetak retribusi wisata Gundaling, bisa terjadi penggandaan serta manipulasi jumlah karcis yang dilakukan para oknum Pemda Tanah Karo bersama para preman dan tidak akan masuk sebagai PAD Kabupaten Tanah Karo.
Untung saja, kami tidak melihat adanya wisatawan manca Negara yang ada hanya wisatawan domestik saja ketika itu. Walaupun ada pencanangan "Jum'at bersih" oleh Bupati Karo, akan tetapi diabaikan oleh seluruh masyarakat Karo serta Pemdanya. Program pembangunan yang dipilah dalam delapan Misi Pembangunan juga tidak berjalan oleh Pemda Kabupaten Karo. Dari poling kebersihan tanah Karo tercatat sebanyak 63% menyatakan Kabupaten Karo sangat kotor. Sebenarnya, betapa malunya kita semua jika ada wisatawan asing masuk lalu mereka melakukan penilaian, maka kita semua di republik ini terkena citra buruk atas penilaian itu.
[caption id="attachment_272478" align="aligncenter" width="609" caption="Pemandangan Indah dilihat dari Bukit Gundaling"]
Potensi wisata bukit Gundaling sebenarnya sangat besar dan sangat bisa mendatangkan manfaat serta berkah untuk pendapatan daerah. Lalu pendapatan daerah itu bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Tanah Karo. Bukit Gundaling tidak jauh dari objek wisata Brastagi jaraknya hanya ±3 Km saja. Kalau kita dari kota Medan ke tujuan Gundaling akan berjarak sepanjang ± 66 Km. Ketinggian Bukit Gundaling ada ± 1.575 m dari permukaan laut. Suasana udaranya sangat dingin dan segar dengan citra pandang yang sangat eksotis indahnya kita bisa melihat hamparan panorama dataran bersawah nan hijau serta pepohonan yang indah kebawahnya serta dihiasi bukit dan gunung dari kejauhan dilatarbelakangi dengan langit yang membiru laut yang sangat menawan dipandang mata. Sebenarnya potensi ini harus disyukuri, dijaga dan diperlihara serta ditingkatkan nilai tambah keindahannya oleh Pemda Kabupaten Karo. Umpamanya di Bukit Gundaling ada lokasi khusus hortikultura bagi para petani buah-sayuran untuk menjual segala hasil pertaniannya (buah-buahan dan sayuran organik) di bukit Gundaling dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasar buah dikota Medan. Sehingga ada kepastian bagi setiap pengunjung (brand image) bahwa membeli buah tangan di Gundaling pasti harganya murah, bersih dan masih sangat segar. Serta banyak lagi yang penulis bisa tambahkan untuk ide bagi Pemda. Asal, semua wilayah disekitar Gundaling bersih dan asri berhiaskan tanaman beraneka bunga warna-warni nan indah pada seluruh sisi kaki bukitnya serta sampah satupun tidak ada. Disepanjang jalan yang mengitari Gundaling dibuatkan jalan untuk pejalan kaki (pedestrian) serta pada posisi adanya jurang yang dalam dibuatkan konstruksi pagar besi agar pengunjung aman. Lalu dibuatlah aturan sanksi denda yang tegas bagi setiap pengunjung yang membuang sampah sembarangan.
Sebenarnya Propinsi Sumatra Utara (Sumut) memiliki potensi aset wisata yang sangat kuat, banyak dan indah disekitar Gunung Sinabung, Gunung Sibayak dan Tanah Karo. Disamping Gundaling adalagi lokasi wisata Tahura, Sembahe, Brastagi, Kabanjahe, Gunung Sibayak, Gunung Sinabung, Lau Debuk-Debuk, Desa Lingga, Gua Liang Dahar, Danau Lau Kawar, Simalem, Air Terjun Sikulikap, Air Terjun Sipio-Piso, Air Terjun Tongging dan lainnya. Lalu ada banyak lagi yang penulis bisa kreasikan untuk PAD Kabupaten Karo. Sudah saatnya Pemda Kabupaten Karo membenahi seluruh lokasi wisatanya dengan sentuhan nilai tambah serta meningkatkan kesejahteraan rakyat Karo sehingga Pemda tidak disibuki oleh permasalahan intern kepemimpinan baru-baru ini yang kuno dan basi seperti masalah perselingkuhan, korupsi dan ijasah palsu tentang Bupati Kabupaten Karo.
Mengertikah seluruh aparat Kabupaten Karo akan kata dan kalimat yang direstui Pemda ini tentang "Ndung-ndungen pola pia persabah lautengguli cuan kujuma cuan kencamet ula tersia totota simehuli uga nisura bage nidapet". Lalu pahamkah mereka semua tentang canangan kalimat berikut "Erdalan kam ku namo tating erdalan ras ningen erkanting adi ngerana kam rusur rading-anding adi erdahin rusur kam tading" Semoga semua unsur di Kabupaten Karo segera mengubah pola pikir dan pola tindak untuk bersyukur atas karunia Tuhan yang telah memberikan pemandangan indah beserta segala isinya dalam potensi wisata Tanah Karo. (Ashwin Pulungan)
Mejuah-juah Taneh Karo.
http://unik.kompasiana.com/2013/08/12/bandara-kualanamu-medan-yang-menyebalkan-583670.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H