Renungan oleh : Ashwin Pulungan
Ada seorang Kompasianer yang mungkin masih galau karena berfikir dalam logika 3D serta referensi yang mungkin juga belum dalam ; disini saya kutip tulisan Hento2008 : "So, aneh sekali jika kemudian jiwa disiksa di neraka akibat perbuatannya di dunia? Bukankah ini tidak sesuai dengan hukum sebab akibat ? Dalam salah satu kitab suci yang dianut oleh mayoritas penduduk bumi secara jelas dan tegas dinyatakan bahwa setiap anggota badanmu bertanggung jawab atas perbuatannya. Secara tegas dikatakan badan fisik. Kasihan benar sang jiwa yang tidak merasakan kenyamanan dari gesekan badan harus menderita karena ulah si badan kasar karena nafsu pemuasan dunia. Dimana letak keadilannya?"
Dari tulisan diatas, sang penulis belum paham tentang jiwa dan Roh. Masih mempersamakan jiwa dan Roh padahal itu sangat berbeda. Kalau jiwa bisa mati, akan tetapi Roh tidak pernah mati. Roh akan selalu hidup dan menghidupi dalam tak berhingga dimensi (∞D) sesuai dengan Kemahaan kapasitas Kekuasaan-Nya. Oleh karena itu secara hakikat bukan anggota badan yang bertanggung jawab atas perbuatannya, akan tetapi Roh-lah yang bertanggung jawab atas perbuatannya yang memerintah mekanisasi badan atau jasad ini. Yang menikmati dan merasakan dari halusinasi dan sensasi sensor syaraf atas kenyamanan badan, hakikatnya adalah Rohani (medium dimensi tertentu yang didalamnya ada Roh bersamanya selalu ada kehidupan). Nyawa adalah sama dengan Roh. Ketika Roh menyatu dalam jasad, perpaduan Roh dan jiwa itu menjadi Nyawa. Jiwa akan mati bila Roh tidak ada.
Ada tiga bagian penting dalam diri ini, yaitu, Jasad/Raga, Jiwa dan Rohani. Jasad/Raga adalah tubuh daging serta organ dan tulang belulang, sedangkan Jiwa merupakan mekanisasi berbagai sel tubuh yang standby untuk siap bersinergi atas manajemen aksi dari Rohani yang nantinya akan menjadi sinergi perasaan dan pikiran. Sedangkan Rohani merupakan software berupa wujud ghaib yang berasal dari Allah SWT. yang bisa mensinergikan seluruh gerak sel tubuh/jasad/raga menjadi kehidupan manusia yang manusia. Didalam tubuh kasar ini, ada jiwa, jasad/raga dan Roh.
Bahwa sesungguhnya manusia itu adalah bernama Rohani dan Rohani inilah yang memanusiakan manusia. Agar manusia itu menjadi manusia sesungguhnya, diperlukan software bernama Roh. Semua manusia dibumi ini Roh-nya berasal dari Allah SWT. Serta tergantung orang tua manusia itu memasukkan Ideologi yang asalnya dari pemikiran manusia-kah atau memasukkan Agama dari Allah SWT. sebagai pedoman hidup didunia.
Perhatikan Al Qur'an QS Al Mu'minuun 23:12-14 dan QS Al Anbiya 21:91 serta Hadist Riwayat Bukhari Muslim dan banyak ayat serta hadist lainnya yang sudah lama teruji berdasarkan banyak penelitian secara ILMIAH di dunia. Bahwa Roh itu ditiupkan setelah kandungan ber-umur 120 hari yaitu setelah jasad/raga lalu jiwa terbentuk menjadi wadah yang siap, barulah Roh ditiupkan dari Allah SWT .
Perhatikan Terjemahan Al Qur'an :
QS Al Mu'minuun 23:12-14 :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."
Perhatikan Terjemahan Al Qur'an :
QS Al Anbiyaa' 21 : 91
"Dan ingatlah kisah Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ruh dari Kami ke dalam tubuhnya, dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda Kekuasaan Allah Yang Besar bagi semesta alam".
Perhatikan Terjemahan Hadist :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal (umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Kita bisa merasakan karena ada software (Roh), apabila software dalam tubuh ini tidak ada, maka kita manusia akan tak merasakan apa-apa. Software yang penulis maksudkan adalah Roh. Sedangkan jiwa merupakan mekanisasi gerak reflek baik dalam seluruh sel tubuh maupun dalam sel otot yang jiwa tersebut membutuhkan cairan sel dari air serta mineral dan vitamin serta protein agar bertahan hidup/bergerak bagi masing-masing sel. Untuk menggerakkan seluruh sel tubuh menjadi terarah sesuai harkat dan martabat manusia, diperlukan Roh dari Allah SWT (Software branding Allah SWT). Roh inilah yang mensinergikan seluruh sel tubuh sesuai fungsinya sehingga dapat diperintah melalui pusat perintah dari otak manusia.
Sebenarnya pada manusia ada Logika 2D hingga Logika 3D (orang kebanyakan) tapi ada Logika nD (orang sedikit dan memilki nalar tinggi) bagi Yang Maha Kuasa adalah Maha Logika ∞D kita hidup dan bisa merasa, karena jiwa dan Roh masih bersama dengan jasad. Jasad merupakan mekanik sedangkan jiwa adalah media gerak mekanisasi seluruh sel dalam jasad. Jiwa tidak akan bisa hidup tanpa stimulasi Roh. Ibarat komputer, jiwa itu adalah power supply dan battrey serta standby booting tanpa dimasuki roh software maka komputer tidak ada apa-apanya dan bisa disebut bukan komputer tapi mirip.
Manusia tanpa Roh, ibarat manusia koma. Jantung dan organ lain bisa bergerak (posisi setengah mati) karena adanya asupan air dan sari makanan (protein, mineral, vitamin, serat) membuat manusia koma bisa bertahan hidup koma. Ketika Roh masuk dan menyatu utuh dalam jiwa dan raga maka manuisa itu bisa hidup kembali dan sehat kembali (tidak koma).
Dosa adalah pengotoran Roh, yang tadinya Roh berasal dari Allah SWT. dan Maha Bersih adanya lalu dikotori dengan dosa disaat dewasa, disaat terjadi transaksi dosa, yang terkena adalah psikologi dan memori mekanik pada otak jasad merasa salah akan tetapi Roh langsung menjadi kotor akibatnya. Taubat merupakan terapi pembersih rasa salah dalam memori dan pembersih evolusi noda dosa pada Roh. Makanya Roh yang sangat kotor disaat mati/meninggal perlu dibersihkan dari noda dengan dibakar atau digosok tergantung tingkat noda dosa yang dilakukan, untuk membersihkan dosa yang nempel keras perlu dipukul dan dibakar agar kerak noda dosa bisa bersih kembali (itulah periode dalam Neraka). Roh setelah bersih akan melewati priode pemantaban untuk kembali kepada pemiliknya Allah SWT. Yang Maha Bersih hanya bisa nyambung atau menerima yang sangat bersih juga (itulah periode Surgawi). Untuk mendeteksi sifat Allah SWT. atau naluri ke-Illahi-an dalam diri kita, pakai teori pilihan Gelas kotor dan Gelas bersih jika kita ingin minum. Pasti yang kita pilih gelas bersih jika ingin minum.
Perbuatan yang baik atau buruk adalah konsep pikir yang memiliki dasar informasi yaitu Firman dari Yang Maha Benar dan Maha Menjadikan Yaitu Allah SWT. Surga dan Neraka bukan konsep pikir akan tetapi sudah diberitahu didalam Firman Allah SWT. Secara konsep pikir manusia, keselarasan Neraka dan Surga adalah adanya Hukuman, disisi lain adanya Kenikmatan Hidup didunia. Mensana in Corporesano (Dalam Rohani yang sehat akan terdapat jiwa dan raga yang sehat juga). (Ashwin Pulungan)
Salam, Ber-Iman Dalam Kebenaran Illahi.
Menenangkan Jiwa dan Raga serta Rohani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H