Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mafia Itu Banyak di Level Menengah ke Bawah

17 Oktober 2011   00:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Ashwin Pulungan

Sudah sangat sering kita menyaksikan pergantian Menteri, pergantian setingkat Direktur pada Kementerian yang terjadi adalah begitu lagi, begitu lagi jalan ditempat tanpa ada perubahan yang signifikan seperti yang diharapkan oleh rakyat. Kebanyakan mereka para Menteri dan Wakil Menteri terjebak dalam rutinitas protokoler Kementerian dan keterjebakan itu dinikmati mesra nan sahdu oleh sang Menteri baru dan sang Wakil Menteri baru (enak juga yaaa jadi Menteri dan Wamen ?!). Keterjebakan ini membuat para Menteri dan Wamen lupa untuk membenahi jajaran SDM pada tingkat menengah dan bawah yang selama ini selalu banyak berhubungan dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan publik yang baik.

Seorang Presiden atau Wapres dan Menteri atau Wamen tidak akan mungkin tahu secara langsung kondisi kemiskinan, kesemerawutan dan kemacetan yang dipamerkan dipinggiran jalan raya, karena selama ini mereka mengikuti serta menikmati nyaman protokoler pengawalan dijalan raya secara kampungan yang sangat menyepelekan masyarakat pengguna lalin dengan kecepatan tinggi.

Pengalaman saya dan banyak orang selama berhubungan dengan instansi pemerintah, selalu mengalami kekecewaan karena lelet dan lambannya mengurus sesuatu dokumen perizinan dan dokumen laporan pengaduan kinerja pelayanan publik berkesan kuat tidak profesional dalam melaksanakan tugas kepemerintahan. Hal-hal pengalaman yang didapat :

1. Para pejabat menengah ke bawah umumnya memanfaatkan jabatan mereka untuk memeras publik yang sedang mengurus sesuatu dokumen (sudah membudaya di PNS).

2. Para pejabat menengah ke bawah selalu memanfaatkan pejabat tinggi mereka sebagai bamper yang dikatakan pimpinan lagi diluar kota dan sedang mengikuti pendidikan. Padahal mereka memperlambat urusan publik agar bisa dipercepat dengan imbalan duit tentunya.

3. Bila urusan publik berkaitan dengan HUKUM, kelompok menengah kebawah ini selalu bisa berkomunikasi baik dengan antar instansi lainnya yang terkait dan mereka memiliki data lengkap tentang kita sehingga kita bisa dipersulit bila tidak mengikuti kehendak mereka yaitu uang.

4. Para pejabat menengah ke bawah, selalu mempersulit publik untuk bertemu dengan pimpinan instansi atau komisioner dan mereka selalu mengatakan bahwa urusan anda harus melalui kita dahulu dan pimpinan hanya menanda tangani urusan anda atau menolak. Padahal kita mengalami masalah pada tingkat menengah kebawah ini karena diperlambat dan disengaja lambat penyelesaiannya.

Kita sebagai masyarakat yang selalu membutuhkan pelayanan publik yang baik, belum pernah merasakan suatu peyanan yang simpatik dan memuaskan dari para pejabat pemerintah baik itu di pusat maupun didaerah. Walaupun sudah ada pajabat daerah yang telah berusaha memperbaiki citra jelek pemerintah.

Saya pernah dari asosiasi mengirim surat kepada Presiden SBY dengan tembusan beberapa instansi dan Kementerian terkait, setelah beberapa pekan kemudian baru dibalas oleh Sekneg dan isinya sangat mengecewakan adalah "menyatakan agar kita menghubungi Kementerian terkait" padahal kami sudah menyatakan dalam surat bahwa dengan Menteri terkait tidak mendapatkan perhatian dan solusi, makanya kami berkirim surat kepada Presiden langsung. Nampak disini bahwa manajemen kepresidenan tidak mampu melayani persoalan masyarakat serta tidak memiliki koordinasi yang baik didalamnya sehingga surat kami dari asosiasi hanya sekedar dibalas oleh petugas admnistrasi Sekneg sedangkan persoalan yang kami sampaikan adalah membutuhkan solusi secara Nasional.

Oleh karena itu saya berpendapat, reshuffle kabinet yang dilakukan SBY tidak akan ada artinya bagi masyarakat Indonesia bila para Menteri dan Wakil Menteri tidak mereshuffle serta memecat para SDM PNS Mafia yang ada pada tingkat menengah kebawah.

Semoga kita serius memimpin dan mengelola Negara Indonesia sehingga masyarakat Indonesia bisa disejahterakan. (AshwnP)

Tulisan terkait :

Kacaunya Urusan di Komisi yudisial KY

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun