Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bagaimana Aku Memahami Kebenaran

26 Mei 2014   00:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebenaran adalah sesuatu yang sudah dilihat nyata dari berbagai sisi sudut pandang dan dimensi lengkap dengan informasi isinya, lalu memahaminya, menyimpulkannya itu adalah sesuatu yang ada dan nyata benar adanya, sehingga bisa mendeskripsi, merinci bentuk, yang bisa dimanfaatkan dan dirasakan keberadaannya. Ini adalah objek natural tiga dimensi, kebenaran berwujud dalam masing-masing dimensinya.

Lalu bagaimana kalau kita menerima dan memahami kebenaran yang bersifat diatas 3 dimensi yang tidak bisa dilihat dan didengar serta diraba ?

Pernahkah anda bertanya apakah angin, apakah udara, apakah gas, pernahkah kita melihat angin, udara, gas ? Lalu kalau kita tidak bisa melihat angin, tidak bisa melihat udara, tidak bisa melihat gas, lalu kita langsung tidak percaya atas keberadaan angin, gas dan udara ? Tentu tidak !!! Gunakan akal untuk membuktikannya bahwa udara, angin dan gas itu ada dan nyata.

Kemudian, bisakah kita melihat keberadaan virus ? sebagai makhluk paling kecil dibandingkan dengan bakteri ? Tampakkah makhluk ini dengan mata kita tanpa alat pembesar ? Pasti tidak akan tampak ! Manusia untuk melihat keberadaan virus, harus memiliki alat pembesaran secara teknis. Lalu disaat virus belum ditemukan dengan alat pembesaran secara teknis, banyakkah manusia yang tidak percaya kepada virus ? Tentu jawabannya sangat banyak manusia yang tidak mempercayainya. Pastilah ketika itu makhluk bernama virus disebut dengan perlakuan roh jahat telah merasuk tubuh manusia atau tubuh binatang atau tubuh tanaman tertentu. Pada periode sebelum menemukan alat pebesaran teknis, manusia hanya mengarang keberadaan makhluk virus dengan kata roh jahat. Padahal itu sangat teknis masuk akal, bahwa ada makhluk hidup terkecil bernama virus masuk kedalam tubuh dan bisa berkembang biak secara cepat karena mendapatkan makanannya dari dalam darah atau cairan sel tubuh makhluk hidup tanpa mendapatkan hambatannya. Begitu juga dengan manusia dan binatang, tumbuhan yang terkena virus.

Pernahkah anda melihat medan magnit ? Percayakah anda dengan magnit ? Jawabannya tidak pernah melihat medan magnit, tapi percaya ada magnit karena bisa dilihat bendanya yang bisa menarik benda logam besi atau benda lainnya. Lalu medan magnit yang bisa menarik logam besi dan benda lainnya tidak bisa kita lihat, akan tetapi kita percaya bahwa medan magnit itu ada dan bisa dibuktikan dengan akal dan diuraikan dengan pengetahuan.

Pernahkah anda melihat medan elektromagnit ? Percayakah anda dengan elektromagnit ? Jawabannya tidak pernah melihat medan elektromagnit, tapi percaya ada elektromagnit karena dapat dimanfaatkan seperti radio, Televisi, Handphone, internet komputer dan lain sebagainya. Lalu elektromagnit bisa memancarkan gelombang medan elektromagnit pada frekuwensinya sehingga dengan alat penangkap medan elektromagnit, suara, gambar dan data bisa diterima dalam jarak yang cukup jauh. Kita percaya medan elektromagnit itu ada dan bisa dibuktikan dengan akal dan dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan.

Pernahkah anda melihat cahaya-sinar ? Percayakah anda dengan cahaya ? Jawabannya tentu pernah melihat cahaya dalam batas frekuensinya yang sesuai dengan jangkauan frekuensi penglihatan kita. Ya kita percaya ada cahaya. Lalu pernahkah anda melihat sinar X, sinar Gamma, sinar alpha, sinar infra red (dalam remote control), sinar ultra fiolet serta berbagai sinar dalam gradasi frekuensi yang diluar jangkauan batas penglihatan kita ? Tentu jawabannya tidak pernah melihatnya, akan tetapi mempercayainya, karena secara ilmu pengetahuan dengan wujud alat, bisa dibuktikan keberadaannya malah cahaya memiliki frekuensi yang bertingkat-tingkat.

Pernahkah anda mendengar suara diatas batas pendengaran manusia ? Percayakah anda dengan suara ultrasonic ? Jawabannya pasti tidak pernah mendengarnya, kecuali dengan alat. Akan tetapi kita percaya suara ultrasonic itu ada dan suara memiliki tingkat frekuensi yang bertingkat-tingkat diatas batas pendengaran manusia (terendah : 20 Hz, tertinggi : 20.000 Hz) kita tidak akan bisa mendengarkan suara itu. Bahkan ultrasonic digunakan kelelawar (frekuensi 100.000 Hz), ikan lumba-lumba, ikan paus dan jenis binatang lainnya dalam keseharian mereka berkomunikasi dan berkehidupan.

Sebagai percontohan, jika ada orang yang membahas kebenaran tentang sebuah tugu Monas. Bagi orang yang hanya melihatnya dari atas vertikal ke bawah mengatakan Monas merupakan bangunan beton kotak persegi empat. Bagi orang yang hanya melihat dari samping, dia akan mengatakan Monas itu hanya berupa bangunan tinggi berbentuk tempat lilin dan batang lilin yang diatasnya ada design api. Kedua-duanya menurut kajian yang paling benar, adalah masih dalam posisi salah. Yang paling benar adalah orang yang melihat Monas dari segala sisi dan dimensi baik dari pandangan luar serta dalam bangunan Monas. Kalau kita projeksikan sebagai Agama Islam maka Agama Islam adalah orang yang melihat Monas dari segala sisi dan dimensi baik dari pandangan luar serta dalam bangunan Monas serta keseluruhan detail-rinci konstruksinya. Serta agama ideology lainnya dan kepercayaan yang ada, bagaikan orang yang hanya melihat, meneliti, menyimpulkan, masih semata dari satu sisi saja dan itu dipertahankan tanpa ada evaluasi terhadap sesuatu yang paling benar.

Lalu, setelah kita memahami serta mengakui dan percaya kebenaran virus, kebenaran adanya magnit, elektromagnit, sinar gamma, sinar x, suara ultrasonic, maka ada orang akan bertanya kepada anda "Apakah Allah itu ada ?" Jawaban anda yang ber-Iman adalah Allah itu ada dan nyata. Untuk membuktikan adanya Allah adalah lihat dan amati serta analisa saja tentang semua citaan Allah yang ada didalam ruang dan waktu yang menjangkau seluruh jagad raya alam semesta ini. Adanya sesuatu pasti ada yang membuatnya atau yang menciptakannya. Renungkan saja sebuah "Matahari" yang jaraknya sangat jauh, panasnya bisa mencapai 50 derajat Celcius sampai ke Bumi dan sudah puluhan ribu tahun panas matahari tetap bergelora serta energinya tidak pernah habis kecuali dihabiskan oleh yang Maha Pembuatnya Allah SWT. Dalam agama Islam, Allah itu merupakan cahaya diatas cahaya (baca QS. 24: 35-38).

Semua pembuktian diatas, bisa dibuktikan dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang melihat, meneliti, mengkaji, menganalisa dari berbagai sisi dimensi baik bagian luarnya dan bagian dalamnya. Sesuatu akan menjadi pengetahuan apabila sudah dikaji secara mendalam dari berbagai dimensi dan tidak akan menjadi pengetahuan apabila dikaji mendalam hanya dari satu sisi saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun