Aku tak punya siapa pun yang bisa kupercaya di dunia ini. Ketika aku bertemu teman masa SMP yang mengajakku mengenal Islam lebih baik, kepercayaan itu mulai kusandarkan padanya. Ia pula yang meyakinkanku akan sunah Rasulullah untuk menikah ketika kuungkapkan padanya bahwa aku mungkin tidak akan menikah dalam waktu yang lama karena mengingat betapa miskinnya aku dan keluargaku. Ketika akhirnya Allah mempertemukan aku dengan jodohku, ternyata ia berbalik 180%. Ia berpaling dariku dan berkata hal-hal buruk tentangku kepada calon istriku saat itu dan juga teman-temanku yang lain.
Allah Mahabaik, itu kuyakini sekali. Teman yang mulai kupercaya berkhianat, Allah mengganti dengan yang lebih baik yaitu teman sejati dalam suka dan duka termasuk juga dunia dan akhirat, insya Allah. Kami pun menikah dalam kondisi sangat sederhana dan berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yatim dan fakir miskin.
Proses taubatku dimudahkan oleh-Nya. Saat ini ada istri yang selalu ada untuk mengingatkan di kala aku futur. Kesucian yang selalu kujaga tak peduli sekelam apa pun perjalanan hidupku di masa lalu, diberi balasan yang jauh lebih baik oleh Allah yaitu berupa istri yang juga terjaga kesuciannya. Manisnya iman ini sedemikian indah untuk dikecap. Allah, sungguh indah anugrah-Mu ini. Kan kugenggam hidayah ini erat-erat selamanya tanpa pernah kulepaskan lagi. Bantu hamba-Mu yang dhaif ini Ya Rabb…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H