Mohon tunggu...
Dian Romadhoni
Dian Romadhoni Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Let's get the action but it's must have a great plan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Seputih Abu-abu

21 Oktober 2011   10:33 Diperbarui: 4 April 2017   17:24 11137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banya cerita lucu, sedih, gembira, haru yang pernah dialami di masa Sekolah Menengah Atas (SMA). Mulai dari kelas satu SMA : takut dengan kakak kelas, apalagi waktu Masa Orientasi Siswa (MOS), kemudian nakalnya jaman kelas dua SMA, Hingga kembali insyaf di kelas 3 SMA. Tak bisa dilupakan juga canda tawa saat kegiatan-kegiatan Sekolah semisal Kemah, kegiatan Ekskul,Kepanitiaan/Organisasi, dan masih banyak lagi. Kenangan-kenangan itulah yang sampai hari ini masih saja terngiang. Terkadang saat melamun, canda tawa kawan-kawan SMA hadir kembali,ada saja tawa mengingat tingkah polah mereka. [caption id="attachment_142960" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu momen SMA : Wisuda"][/caption]

Sekarang, meski hanya bisa melihat ukiran kisah seputih abu-abu dari foto dan video, entah kenapa rasanya merinding. Salah satu video yang sempat terekam adalah video yang di putar di Malam Perpisahan atau lebih sering disebut Prom Night. Diakhir video itu, ada sebuah puisi dari teman saya SMA yang dulu, namanya Nur Zahratul Jannah. (Di dalam video itu, background musik saat puisi ini muncul adalah Vierra-Bersamamu. Benar-benar Membuat saya merinding. )

Layaknya jutaan kisah persahabatan Cantik, meski berujung perpisahan Penuh tawa dan cinta Tetapi tetap saja air mata yang menjadi epilognya Kehilangan bukanlah hal yang sederhana Tetapi bukanlah engkau yang berseru lantang, sahabatku "Lebih baik memiliki meski harus kehilangan"

Kini kita telah selesai berurusan dengan waktu Akankah kita berujar "Kita sudah puas bersenang senang!" Kita telah terhempas dan terbakar Kita berbohong dan berkhianat Hingga kita melihat dan belajar Kita mencoba untuk percaya Hingga kita berjuang dan jatuh Kita berbagi, hingga kita kalah dan kehilangan

Seberapa besar kepercayaan kita? Jika kejujuran menjadi palsu Dan kita menyangkal Hingga akhirnya kita berubah dan percaya Malam ini akan mengubah nasib kita Beranjaklah, duduklah di sampingku

Bantu aku melewati ini semua, sahabatku Perpisahan selalu pedih pada awalnya, namun perpisahan adalah alasan yang membuat kita semua mengalahkan ego masing-masing Untuk berkumpul disini Bukanlah detik-detik ini adalah moment yang sangat indah? Moment yang akan kita rindukan nantinya

Kini mata kita terpejam lihat, lihatlah ke dalam relungmu Siapa yang tampak disana, sahabatku? Apakah wajah-wajah kau semua bernaung di sana? Apakah kamu juga merasakan kepiluan kami? Kalau begitu katakan, Apakah yang membuat kita berbeda, sahabatku? Jauh di dalam jiwa, kita adalah sama PAKCI JAYA

Dulu kita tertawa dan terluka Hati kita penuh cinta dan dosa Setiap kehampaanku, engkaulah yang mengisinya Saat aku bukan siapa-siapa, Kau memberikan dukungan penuh Hingga akhirnya aku menemukan tujuan hidup Engkau juga yang mengakatku tinggi-tinggi, sahabatku Bagaimana bisa posisimu tergantikan dengan yang lain? Kini, masing-masing kita menempuh jalan yang terpisah Untuk mengejar impian Engkau bukanlah orang yang hanya mendoakan kesuksesanku Tapi engkau selalu mendukungku meski aku gagal Hingga akhir

Mari kita habiskan saat-saat terakhir ini di sini, Di puncak DELAYOTA, Hingga kita bisa meraih, menggapai apapun Yang selama ini tampak tinggi danbegitu berkilau,

Ikrar kita,, Suatu saat nanti, kita akan bertemu di puncak dunia, Ini adalah saat dimana kita mencipta keajaiban Proklamasikan kemenangan abadi kita Kita telah mengukir sejarah, memahat dengan kuat Bahkan kini, duniapun tak dapat menahan kita Kejahatan nafsu tak mampu mengekang kita Bumi tak dapat memaksa kita tetap berpijak Karena mulai saat ini kita telah dihargai dan didengar Jika engkau menitikkan air matamu Jika engkau menangis keras, Jika engkau berteriak hingga ujung tenggorokan, tapi karena kita sedang menulis "Sebuah kisah Persahabatan"

(Nur Zahratul Jannah)

Ceritanya puisi ini dulu dibuat gara-gara video perpisahan. Teman saya, yaitu Eka Yoga yang menjadi salah satu video editor itu meminta Zahra untuk membuat puisi (karena waktu dulu emang siswa yang terkenal jago buat puisi ya Zahra). O ya puisi ini dulu dibuat lewat pesan teks handphone (SMS). Jadinya panjang banget SMSnya.

Buat kawan-kawan SMA, kapan kita bisa berkumpul lagi? Bagaimana kabarnya?

Suatu saat nanti, kita akan bertemu di puncak dunia,

Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun