Mohon tunggu...
Mahatir Murad
Mahatir Murad Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Terus Berselancar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesona Dibalik Ombak

30 Oktober 2014   23:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:07 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PESONA TEDUH DIBALIK OMBAK

SALAH satu hal yang tidak ingin dialami manusia adalah kehilangan. Bagi sebagian orang rasa kehilangan cukup menambah tensi darah dan memompa jantung agar lebih berpacu. Kehilangan juga bercabang sampai ke akar. Namun yang paling riskan adalah ketika kehilangan jejak saat ingin melangkah pulang. Tapi tidak untuk peristiwa saat tersesat di Pulau Lombok. Jika satu langkah kaki menginjak bumi Lombok, otomatis kaki berikutnya akan terseret mengikuti langkah demi langkah menikmati eksotika menakjubkan Tanah Sasak. Ribuan langkah yang berpijak belum mampu memenuhi dahaga rasa ingin tahu tentang Pulau yang satu ini.

Pesona yang ditawarkan nyaris tidak pernah merusak mata. Kadangkala kedua kaki enggan beranjak dan ingin berlama-lama membantu mata agar terus bermanja. Selain itu kawasan pantai yang masih belum banyak tersentuh oleh tangan jail manusia memancarkan aura natural tanpa ada kesan buatan dengan rekayasa lensa. Tidak perlu untuk mencari waktu luang untuk berlibur ke Lombok. Destinasi wisata satu ini hanya diperuntukkan bagi orang-orang dengan hati yang lapang. Bukan waktu luang.Romansa yang terbentuk dengan sendirinya membawa kita terhimpun dalam satu area dimana perpaduan antara jelang petang, semburat kemerahan dan matahari terbenam berselimut ombak berjajar. Sering kita melihat dan rela agar mata terjaga menyaksikan ayunan matahari yang ditelan.

Bukan soal sampai mana langkah kita, melainkan ada dimana kita sekarang ? kita gemar melakukan perjalanan tapi khilaf dengan jalan pulang. Perbekalan ludes dan tiada orang yang bisa ditanya. Apadaya kita memang sengaja menyesatkan diri, membuang segala kelengkapan yang memberatkan, mencari orang-orang pedalaman untuk dijadikan teman dan kembali ke peraduan menapak pasir putih dibalik matahari yang kelak bersinar lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun