Mohon tunggu...
devika sarala
devika sarala Mohon Tunggu... -

hal terindah yang pernah ku miliki adalah ketika aku terlahir dari rahimmu ibu ... terimakasih untuk pengorbananmu , wahai malaikat hidupku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serpihan Sesal

19 Mei 2014   02:46 Diperbarui: 14 Juli 2015   00:42 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

termenung menatap kabut sang hitam

sendiri menepi dalam ketidakpastian

sesal ... sesal dan sesal hanya hati dapat terucap

tak seheningpun tanpa rancu dalam benak

hinggar malam tak mampu gantikan hangatnya pagi yang mulai memudar

teronggok nafas yang mulai terjenggah tanpa harap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun