[caption id="attachment_291593" align="aligncenter" width="533" caption="Erupsi Gunung Sinabung (11/11) di lihat dari Desa Tiga Pancur. Terlihat longsoran debu panas yang hampir mendekati pemukiman."][/caption]
By: Dedy Zulkifli T
Senin, 11 Nov 2013.
Tiga Pancur, Simpang Empat, Karo.
05.30 Wib. Kembali saya terbangun oleh panggilan teman yang melihat Gunung Sinabung kembali erupsi. Agak tergopoh-gopoh saya keluar dari kamar warung untuk melihat gunung yang masih terlihat samar. Walau hari masih gelap, siluet gunung masih cukup terlihat. Saya memandang sejenak memperhatikan puncaknya yang keluar asap. Ini masih asap gunung sinabung yang biasa. Tegak lurus ke atas tipis dan berhembus konstan seperti cerobong kereta api. Dengan gontai saya kembali ke kamar dan hendak kembali melanjutkan tidur dalam kepompong sleeping bag.
05.45 Wib saya kembali terbangun dan keluar kamar untuk melihat langit yang sudah cukup terang. Kabut tipis terbang rendah berusaha tetap diam di bahu gunung sinabung. Langit kembali saya perhatikan tampak putih kelabu. Puncak sinabung terlihat jelas dengan masih mengeluarkan asap yang kecil dan biasa saja. Tidak ada aktifitas gunung yang mencurigakan. Kembali saya masuk kamar.
06.15 Wib Handphone saya berdering. Saya yang kebetulan sudah tidak bisa tidur lagi langsung mengangkat dan mendapat kabar Sinabung kembali erupsi. Informasi ini saya dapat dari ketiga teman saya yang kebetulan lagi di mesjid yang tidak jauh dari warung dimana saya bermalam. Buru-buru saya keluar dan melihat asap hitam besar membumbung tinggi. Tak ketinggalan longsoran awan panas yang jatuh cepat ke dua arah di sisi selatan dan tenggara gunung.
[caption id="attachment_291598" align="aligncenter" width="300" caption="Debu vulkanik yang berjatuhan di langit paska erupsi."]
Rupanya di luar beberapa warga sudah terlihat berdiri mengamati gunung sinabung yang sedang batuk dengan asap hitam yang besar. Beberapa hari ini saya perhatikan gunung sinabung mengalamai erupsi cukup besar. Dan frekuensinya rerata lebih dari lima kali dalam sehari. Walau memang beberapa erupsi yang besar hembusan asapnya belum melebih ketinggian 4000 meteran namun longsoran awan panasnya kian jauh saja. Dimulai beberapa ratus meter tiga hari yang lalu hingga erupsi yang pagi ini sudah mencapai 1,5 kilometer. Keadaan ini semakin membuat dampak destruktif yang kian dekat dengan pemukiman masyarakat.
[caption id="attachment_291600" align="aligncenter" width="480" caption="Seismograf di pos pengamatan Gunung Sinabung PVMBG."]
Saya dan keempat rekan dari jurnalis langsung meluncur ke pos pengamatan usai mengambil gambar erupsi gunung. Sampai di sana masih pukul 06.35 wib. Kantor pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi(PVMBG) masih tampak tutup. Tapi ternyata mereka sedang rapat. Kami menunggu agak lama hingga bisa masuk dan menjumpai staf PVMBG yang bisa di mintai pendapatnya tentang kejadian erupsi barusan tadi.
[caption id="attachment_291601" align="aligncenter" width="480" caption="Teropong pengamatan Gunung Sinabung di Pos PVMBG. "]
Berdasarkan hasil wawancara dapat di ketahui bahwa erupsi yang terjadi sekitar pukul  enam tadi termasuk cukup besar. Walau bumbungan asapnya tidak begitu tinggi (sekitar 4000 meter) namun longsoran debu panas semakin jauh seperti yang saya saksikan secara langsung dari tiga pancur. Keadaan ini memang belum meningkatkan status gunung api ke level lebih tinggi lagi (Awas) namun menjadi bahan evaluasi bagi PVMBG untuk lebih ketat dan teliti mengamati aktifitas gunung. Dan tentunya bagi masyarakat yang masih di radius tiga kilometer tetap harus waspada.
Mengungsi
Pukul 08.30 Wib.Kami lalu bergerak ke Desa Sigarang-garang, Kecamatan Namanteran. Rencanaya desa ini hendak mengungsi. Erupsi tadi pagi rupanya cukup membuat beberapa desa melakukan pengungsian. Dan ternyata Bupati Karo datang langsung ke desa sigarang-garang bersama Dandim Tanah Karo. Diantara kerumanan warga desa para pejabat daerah tersebut mesti memberikan penjelasan demi keamanan dan keselamatan warga. Warga sigarang-garang pun memilih mengungsi ke Kabanjahe.
[caption id="attachment_291603" align="aligncenter" width="300" caption="Beberapa warga Desa Gurukinayan bersiap untuk mengungsi. "]
Pukul 09.20 Wib. Kami bergerak ke Desa Gurukinayan, Kec. Payung. Warga di desa tersebut juga terpaksa harus menjauh dari Gunung Sinabung.
Saat kami tiba di Desa Gurukinayan  sekitar tiga truk tentara sudah ada di sana. Beberapa warga terlihat membawa perbekalan bersiap untuk mengungsi. Personil dari TNI dan polisi tanpa sibuk membantu warga menaiki truk. Suasana terlihat ramai. Rerata warga sudah keluar rumah untuk mengungsi.
[caption id="attachment_291606" align="aligncenter" width="480" caption="Beberapa personil dari TNI membantu warga untuk mengungsi di Desa Gurukinayan."]
Dari yang saya ketahui, empat desa sebelumnya sudah mengungsi, yakni Desa Mardinding (ke Tiganderket), Desa Sukameriah, Bekerah dan Simacem. Hari ini sudah bertambah yakni Desa Gurukinayan, Sigarang-garang dan Berastepu.
Hingga pertanggal 11 Nov 2013 ini aktifitas Gunung Sinabung belum ada tanda-tanda mengalami penurunan aktifitas (masih di dalam status siaga, level III). Banyak kemungkinan yang terjadi. Untuk itu kewaspadaan terhadap Gunung Sinabung tetap terus di jaga.
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H