Mohon tunggu...
dedy zulkifli
dedy zulkifli Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Pesona Gunung Leuser

21 April 2012   07:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:19 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_176042" align="aligncenter" width="578" caption="Pagi di Puncak Gunung Leuser."][/caption] Gunung Leuser berada di Kabupaten Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam. Gunung yang memiliki ketinggian 3119 mdpl (meter dari permukaan laut) ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung leuser (TNGL) yang luasnya sekitar 1.094.692 hektar. Untuk mendakinya di perlukan stamina yang cukup, mengingat lama pendakian sekitar dua belas hari. Untuk menuju titik start pendakian, askses yang biasa di tempuh yakni, dari Kota Medan naik angkutan bernama Karsima (sejenis L300) menuju Kota Blangkejeren, Gayo Lues. Lamanya waktu tempuh kira-kira sepuluh jam. Tiba di Blangkejeren kita bisa meminta mobil untuk di antar ke Dusun Kedah.Jaraknya pun sudah tidak jauh lagi, kira-kira setengah jam.

Dusun Kedah biasanya di jadikan titik awal pendakian ke Gunung Leuser. Di butuhkan izin dari pihak TNGL dan penggunaan jasa guide demi keamanan selama pendakian. Perizinan dan guide bisa di urus langsung di Dusun Kedah.

Setelah ijin dan guide didapat, biasanya kita akan di antar terlebih dahulu ke bungalow (semacam tempat penginapan) untuk beristirahat semalam. Esok paginya perjalanan akan di mulai dengan menuju Gunung Pucuk Angkasan (2891mdpl).

Pucuk Angkasan

Keluar dari dusun, perjalanan akan melewati sekeping hutan yang tidak luas. Setelah itu terhampar pemandangan padang sabana dan menjumpai perladangan tembakau. Ladang tembakau ini di kenal dengan nama Tobaco Hut. Dari sini perjalanan di teruskan. Hanya berselang satu jam, kita akan masukpintu rimba. Jalur pendakian langsung mulai menanjak. Namun begitu tidak usah khawatir, di sepanjang jalur pohon-pohon besar berdiri merindang. Jadi kelelahan yang ada tidak terlalu terasa karena sejuknya udara.

[caption id="attachment_176057" align="aligncenter" width="360" caption="Seorang petani tembakau sedang memetik pucuk daun di Tobaco Hut."]

13349934441889251980
13349934441889251980
[/caption]

Mendaki ke puncak Pucuk Angkasan tidak bisa di tempuh dalam satu hari, di samping medannya yang berat, isi ransel juga masih cukup banyak. Otomatis jalan jadi lambat. Namun begitu kita dapat bermalam di pinggang gunung di sebuah tempat yang bernamaSimpang Air. Tempat ini di tandai adanya kolam kecil yang berair coklat namun masih aman untuk di minum.

Keesokannya, perjalanan pun di lanjutkan lagi dengan masih melewati jalur yang banyak pepohonan besar dan berlumut. Namun menjelang ketinggian duaribuan, pepohonan perdu mulai mendominasi. Jalur pendakian mulai terbuka. Panasnya matahari jadi begitu terasa. Disini kita dapat menikmati pemandangan alam. Kota blangkejeren dan bebukit barisan menjadi tontonan di kala kelelahan melanda.

Menjelang sore, kita akan tiba di puncak gunung angkasan. Dari sini akan terlihat bayang-bayang biru Gunung Loser yang kadang timbul tengelam oleh awan putih.

[caption id="attachment_176047" align="aligncenter" width="300" caption="Kantung Semar (Nepenthes) ukuran mini."]

13349921201317278977
13349921201317278977
[/caption]

Bunga Kantung Semar

Dari Pucuk Angkasan kita berjalan ke arah Kayu Manis I. Di sepanjang jalur kita akan menjumpai beberapa bunga kantung semar yang mungil seukuran kelingking. Bunga-bunga ini terlihat sangat survive di medan yang tandus bebatuan. Warnanya pun bermacam-macam. Namun begitu jika melihat kebutuhan makanan mereka berupa serangga maka disini mereka tidaklah kekurangan.Ada banyak agas dan serangga lainnya di daerah ini.

Tiba di Kayu manis I biasanya hanya rehat sejenak. Kemudian perjalannan di lanjutkan ke Kayu Manis II (2760 mdpl). Disini kita akan bermalam. Tempat camp ini di untungkan oleh adanya semak-semak yang melindungi tenda dari angin yang cukup kencang. Sementara itu tidak jauh dari camp terdapat sumber air yang berupa cerukan kecil.

[caption id="attachment_176054" align="aligncenter" width="405" caption="View dari Kayu Manis II"]

13349929581951302917
13349929581951302917
[/caption]

Perjalanan kemudian di lanjutkan ke Pepanji (2420mdpl) dengan melewati Kayu Manis III dan istirahat makan siang di Lintasan Badak. Kira-kira tiga jam perjalanan kita akan tiba di Pepanji. Keadaan Camp Pepanji tidak cukup luas dan hanya mampu menampung dua atau tiga tenda. Walau kondisi tanahnya tidak terlalu datar tapi cukup tertutup dan tidak terlalu dingin hingga pas buat bertenda.

Esok paginya, perjalanan di lanjutkan menuju Camp Alas (2290 mdpl). Melewati Hutan Pepanji memang agak merepotkan karena hutannya yang rapat dan banyak di tumbuhi rotan. Namun kita akan menikmati keriuhan suara burung dan primata sepanjang jalur. Tidak hanya itu saja perjalanan juga di suguhi view lembah alas dengan air terjunnya.

Lepas dari Hutan Pepanji, kita memasuki daerah yang di sebut dengan blang (padang rumput). Suasana yang tadinya tertutup pepohonan langsung terbuka dengan pemandangan bukit yang berumput luas. Disini kembali disaksikan kantung semar. Tidak hanya ukuran kecil tapi juga ada yang besar seukuran botol minuman. Kadang juga dapat di temui bunga anggrek terselip di antara bebatuan.

[caption id="attachment_176048" align="aligncenter" width="210" caption="Kantung Semar (Nepenthes)."]

13349922701708875027
13349922701708875027
[/caption] [caption id="attachment_176049" align="aligncenter" width="210" caption="Kantung Semar (Nepenthes)."]
13349923271363180349
13349923271363180349
[/caption]

[caption id="attachment_176050" align="aligncenter" width="210" caption="Anggrek Hutan."]

133499242493504050
133499242493504050
[/caption]

[caption id="attachment_176051" align="aligncenter" width="210" caption="Anggrek Hutan."]

1334992473748180716
1334992473748180716
[/caption]

Untuk makan siang kita bisa rehat sejenak di Blang Beke. Tempatnya berada di tengah padang rumput yang terbuka tanpa ada teduhan pohon. Namun begitu pandangan jadi luas hingga bisa menikmati alam yang berumput hingga terhampar berhektar-hektar.

Usai makan siang disini, perjalanan di lanjutkan langsung menuju Camp Alas. Camp Alas berada di seberang Sungai Alas. Jika hari hujan butuh kehati-hatian untuk menyeberangi sungai yang dalamnya selutut. Di samping karena airnya yang dingin juga bahaya air bah yang bisa datang tiba-tiba.

Vegetasi di Camp Alas masih berupa rerumputan. Walau pun ada pohon yang tampak hanya beberapa selebihnya semak-semak.Tempat ini terkenal dingin. Sementra tempat untuk bertenda hanya berjarak beberapa puluh meter saja dari Sungai Alas. Jadi kita tidak perlu khwatir akan kekurangan air.

[caption id="attachment_176053" align="aligncenter" width="405" caption="Kolam Badak."]

13349926881119931577
13349926881119931577
[/caption]

Kolam Badak

Dari Camp Alas perjalanan di lanjutkan menuju Camp Bivak III (2960 mdpl). Dengan masih melewati padang rumput sesekali turun ke lembah dan naik di antara bebukitan. Tidak lama kemudian kita akan menjumpai tempat yang di kenal dengan nama Kolam Badak. Tempat ini terdapat sumber air yang banyak di tumbuhi lumut. Air kolam agak kecoklatan dengan diameter sekitar 8 – 10 meter. Di duga dulunya ini adalah bekas kubangan Badak Sumatera. Menurut Mr Jali, salah seorang guide yang cukup berpengalaman dari Kedah, saat ini Badak Sumatera (Dicerorhinus Sumatrensis) sangat susah di jumpai. Bahkan jejaknya saja jarang terlihat. Hewan langka ini diambang kepunahan. Hanya ada tinggal beberapa ratus saja di pulau sumatera.

Dari Kolam Badak perjalanan di lanjutkan dengan melewati punggungan tipis yang di penuhi tumbuhan perdu. Setelah sekitar empat jam perjalanan tiba di Camp Bivak III. Keadaan camp cukup terbuka, namun beberapa semak akan melindungi tenda dari hempasan angin.

Setelah bermalam di Bivak III perjalanan di lanjutkan menuju Bivak Batu (2940 mdpl). Karakter jalur yang dilalui berupa tanjakan di atas punggungan tipis. Sepanjang jalan kita bisa menyaksikan hamparan bebukitan yang masih dalam gugusan bukit barisan Pulau Sumatera. Sementara itu bayangan Gunung Leuser semakin menjelas di seberang lembah.

Siang harinya kita akan tiba di Camp Kaleng. Istirahat sejenak sambil menikmati makan siang paling pas disini karena tempatnya cukup datar. Sementara itu selepas Camp kaleng perjalanan kembali mendaki dan menuruni bukit.

Menjelang sore kita akan tiba di Bivak Batu. Di tempat ini terdapat banyak bebatuan vulkanik.Barangkali keadaan ini yang mendasari nama dari Bivak Batu tersebut.

Simpang Tanpa Nama

Setelah bermalam di Bivak Batu perjalanan di lanjutkan ke Camp Simpang Tanpa Nama. Perjalanan kesana lumayan berat karena memang harus berjalan naik dan turun ke lembah. Dengan melewati beberapa anakan sungai diantaranya Krueng (sungai) Kluet kemudian kembali naik ke punggungan hingga akhirnya tiba di Camp Simpang Tanpa Nama.

[caption id="attachment_176055" align="aligncenter" width="405" caption="Puncak Tanpa Nama terlihat dari Bivak Batu."]

1334993088606456087
1334993088606456087
[/caption]

Camp Simpang Tanpa Nama ini berada tidak jauh dari persimpangan jalur ke Puncak Loser (3404 mdpl) dan Puncak Tanpa Nama (3455mdpl). Puncak Tanpa Nama sendiri jarang di daki orang. Padahal Gunung ini adalah yang tertinggi di Aceh. Untuk kesana kira-kira dua jam lagi dari Simpang Tanpa Nama.

Setelah bermalam di Camp Simpang Tanpa Nama perjalanan di lanjutkan ke arah Puncak Gunung Loser. Keadaan alamnya pun masih berupa rerumputan dan pepohonan perdu. Tidak lama kemudian melewati sebuah padang rumput yang datar dan luas. Tempat ini biasa di sebut lapangan bola. Kalau lagi musim hujan tempat ini selalu di genangi air.

[caption id="attachment_176056" align="aligncenter" width="360" caption="Bebatuan vulkanik yang berserak menjelang Puncak Loser."]

13349932552091154241
13349932552091154241
[/caption]

Perjalanan di lanjutkan lagi dengan mendaki punggungan dan menjumpai tempat yang banyak sekali bebatuan vulkanik. Disini bahkan lebih banyak lagi di bandingkan dengan di Bivak Batu. Setelah satu jam perjalanan akhirnya tiba di Puncak Gunung Loser yang di tandai dengan adanya sebuah pilar dari semen setinggi kurang lebih satu setengah meter.

[caption id="attachment_176059" align="aligncenter" width="450" caption="Puncak Gunung Loser (3404 mdpl)."]

13349938992139393539
13349938992139393539
[/caption]

Puncak Loser

Setelah tujuh hari berjalan, Puncak Loser seakan menjadi klimaks. Rasa lelah dan putus asa yang menyergap selama perjalanan seakan sirna. Hamparan bebukitan dan bayang-bayang pantai barat sumatera menjadi suguhan yang tak tergantikan. Keindahan alam Nanggroe Aceh Darusalam yang mempesona ini tentu akan membuat kita menjadi lebih mencintai tanah air Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun