Pak Maslow (1970) akhirnya mewedarkan kondisi manusia yang sejatinya senantiasa butuh pada siapapun dan apapun yang ada di luarnya. Memang memiliki privilage, tetapi tetap saja butuh pada yang lain. Ini yang menjadi gagasan utama dari Aristoteles bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kata Pak Maslow manusia memiliki self actualization yang kerap menjadi gambaran kebutuhannya; butuh diapresiasi, butuh dicintai, butuh makan, minum dan lain sebagainya.
Manusia dengan segala kebutuhan dan kegelisahannya, perlu mempertegas kembali posisi dan rangkaian anggapan-anggapan yang kerap berseliweran di pikirannya. Boleh beranggapan, boleh beropini dan memiliki persepsi, tetapi akan rugi ketika persepsi itu digebyah uyah, dan justru menjadi jebakan bagi kita sendiri.Â
Memang terkadang manusia kerap berkoloni untuk mengamankan diri sendiri, sejatinya manusia sangat individualistik, walaupun dihias dengan ragam empati dan simpati. Karena dengan begitu daya dukung identitas dan personalitasnya menjadi kuat.
Semoga kita senantiasa waspada dan tidak masuk pada lubang yang sama, sehingga selamat dari jebakan persepsi dan anggapan-anggapan; prinsip itu penting, menjalankan prinsip dan mendoakannya juga penting.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H