Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pen(didik)an Indonesia dan Melek Kearifan Lokal

19 November 2024   21:38 Diperbarui: 19 November 2024   23:00 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ilustrasi Pendidikan (Sumber: Kompas.id)

Pendidikan berbasis humanisasi adalah jawaban atas tantangan zaman, sebuah jembatan antara tradisi dan modernitas, antara akar budaya dan visi global. Inilah pendidikan yang membebaskan, bukan membebani---pendidikan yang mencerdaskan sekaligus memanusiakan.

Sekolah Berbasis Komunitas bisa menjadi model ruang belajar yang fleksibel, di mana pendidikan diselenggarakan di pusat-pusat komunitas lokal yang mudah diakses. Misalnya, memanfaatkan balai desa atau rumah adat sebagai ruang belajar sementara. Dengan pendekatan ini, anak-anak tidak perlu menempuh perjalanan jauh untuk belajar.

Untuk menunjang pendidikan di era modern dan serba Internet ini, maka ide Guru Keliling dan Digitalisasi Luring di daerah dengan akses terbatas dapat menjawab minimnya teknologi, pengadaan materi pembelajaran digital dalam bentuk perangkat offline seperti flash drive, video edukasi, atau aplikasi yang tidak memerlukan koneksi internet dapat menjadi solusi.

Hal yang jarang dibaca dalam ruang pendidikan bias perkotaan adalah Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal. Kearifan lokal dapat menjadi jalan keluar untuk menumbuhkan minat dan relevansi pendidikan. 

Misalnya, mengajarkan keterampilan berbasis budaya lokal seperti pertanian tradisional, kerajinan, atau seni lokal, yang dapat memberikan manfaat langsung bagi kehidupan masyarakat. Sekolah juga dapat bekerja sama dengan tokoh adat atau pemimpin lokal untuk menciptakan model pembelajaran yang sesuai dengan konteks budaya setempat.

Oleh sebab itu, pendidikan dengan basis keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia adalah pendidikan yang berkeadilan tidak bisa hanya berpatokan pada pendekatan kota besar. Kita harus menyadari kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh mereka yang tinggal di wilayah terpencil atau rentan. Solusi yang ditawarkan harus spesifik, berbasis kebutuhan lokal, dan berpihak pada masyarakat yang paling membutuhkan.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun